Jabar

Ratusan Jiwa Terdampak Bencana Alam di Sukabumi, Ansor Ikut Bergerak

Sabtu, 7 Desember 2024 | 16:32 WIB

Ratusan Jiwa Terdampak Bencana Alam di Sukabumi, Ansor Ikut Bergerak

Bencana alam di Sukabumi mengakibatkan puluhan kecamatan dan ratusan orang terdampak. (Foto: NU Online/Amus Mustaqim)

Sukabumi, NU Online Banten

Bencana alam yang menimpa Sukabumi masih menyisakan duka. Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Sukabumi bergerak. Menurunkan kader, termasuk Satuan Banser Tanggap Bencana (Bagana) Kabupaten Sukabumi untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana di sejumlah titik.


"Kita dari Ansor tanggal 4 (Desember) itu langsung mengontak ke ketua PAC (pengurus anak cabang) di wilayah-wilayah yang terdampak sebagian besar di Sukabumi Selatan. Terkendala sinyal, karena sebagian listrik padam dan sinyal agak sulit sehingga komunikasi agak terhambat. Tapi beberapa ada yang mengontak setelah beberapa jam kemudian," jelas Ketua GP Ansor Sukabumi Farhan Zayyid saat diwawancara NU Online Jabar, Jumat (6/12/2024).


Farhan menjelaskan, ada tiga bencana alam yang terjadi saat ini. Banjir, longsor, serta pergerakan tanah yang mengakibatkan akses jalan terputus. "Jadi, kebanyakan bencana banjir itu di sekitaran sungai-sungai besar yang mengarah ke laut. Di antaranya Sungai Cikaso daerah Pajampangan dan Sungai Cimandiri yang mengarah ke laut Palabuanratu. Yang terdampak itu kecamatan yang dekat dengan aliran sungai tersebut. Seperti di wilayah Pajampangan itu Kecamatan Cidolog, Sagaranten, Purabaya, Pabuaran, Lengkong, dan Cibitung,’’ jelasnya.



Sedangkan Sungai Cimandiri yang mengarah ke Pelabuan Ratu yang dilewati oleh Sungai. Di antaranya Kecamatan Warungkiara, Bantargadung, dan Palabuanratu.

 

Dijelaskan, ada juga bencana pergerakan tanah yang mengakibatkan oleh longsor di beberapa titik.’’ Jadi akses jalan menuju Sukabumi Selatan sebagian tertutup material longsor dan juga pergerakan tanah yang mengakibatkan jalan yang hampir putus. Jadi akses jalan sangat sulit. Sebagian bencana longsor itu kecamatan yang ada di dataran tinggi seperti Nyalindung, Purabaya, Simpenan, Cikembar dan sebagian Waluran," sambungnya, dilansir NU Online Jabar.


Pada Kamis (5/12/2024) malam, pihaknya langsung membantu evakuasi warga yang terdampak sekaligus melakukan koordinasi dengan pihak terkait di Sagaranten. Pihaknya juga mengerahkan personel Ansor Banser Surade dan Jampangkulon ke daerah terdekat seperti Tegalbuleud yang dilewati Sungai Cikaso di Kecamatan Cibitung untuk ikut membantu evakuasi.


"Kita juga ikut melakukan pembersihan material longsor yang menutupi sebagian jalan untuk membuka akses dan juga sedikit membantu logistik bahan makanan dan pakaian pantas pakai," paparnya.


Seperti diketahui, hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Sukabumi memicu bencana banjir, longsor, serta terputusnya akses jalan utama di sejumlah wilayah. Dampak cuaca ekstrem ini mulai dirasakan sejak Selasa (3/12/2024), menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan.



Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono melaporkan bahwa sebuah jembatan di ruas jalan Loji-Puncak Darma, tepatnya di Km Bdg 161+784, ambruk, Rabu (4/12/2024) sekitar pukul 05.00 WIB.  "Jembatan sepanjang 12 meter ini ambruk akibat cuaca ekstrem. Jalur sementara ditutup sambil menunggu perbaikan yang sedang dilakukan," ujar Bambang sebagaimana dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar.


Dia menyebutkan, sejak November hingga awal Desember 2024, tercatat 53 kejadian longsor di wilayah Jawa Barat. “Sebanyak 51 titik sudah teratasi, namun dua kejadian terbaru, yaitu di ruas jalan Simpang Loji-Puncak Darma, menyebabkan akses lalu lintas terputus dan dialihkan karena jalan amblas hingga satu meter,” jelasnya.



Sedangkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena mengatakan, bencana banjir meluas di enam kecamatan. Termasuk Ciemas, Palabuhanratu, Cidolog, dan Gegerbitung. Selain itu, longsor terjadi di tujuh kecamatan, di antaranya Simpenan, Cisolok, dan Sagaranten. Bahkan, pergerakan tanah dilaporkan di dua wilayah, yakni Kecamatan Cikembar dan Bantargadung. "Kami telah melakukan evakuasi di sejumlah lokasi bencana. Hingga saat ini, pendataan dan asesmen masih berjalan," ungkap Deden.


Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi menetapkan status tanggap darurat bencana. Ketetapan ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, melalui konferensi pers di Gedung Negara Pendopo Sukabumi, Rabu (4/12/2024) malam. “Status tanggap darurat sudah ditetapkan hari ini. Status ini berlaku selama tujuh hari, dimulai hari ini,” kata Ade Suryaman.


Dalam catatannya, Ade menyebut, sebanyak 22 kecamatan terdampak, dengan 103 Kepala Keluarga (KK) dan 243 jiwa terpengaruh. Di antaranya, 46 KK dan 93 jiwa mengungsi akibat pergeseran tanah di Kampung Cihonje, Sukamaju, Cikembar, Sukabumi.


Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jawa Barat Anne Heramdianne Adnan mengatakan, pihaknya baru memperoleh informasi data korban di hari ketiga bencana. “Memasuki hari ketiga pascabencana alam ini, kami baru mendapatkan laporan korban bencana yang meninggal dunia itu, ada lima orang,” kata Anne kepada awak media, Jumat (6/12/2024).


Keempat korban asal Kecamatan Simpenan itu, semuanya ditemukan meninggal dunia akibat longsor. Sementara, untuk warga Kampung Ciemas, Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas bernama Dadang (65) meninggal dunia akibat terbawa arus banjir. “Jadi, jumlah total korban bencana alam itu, ada 12 orang dan lima diantaranya sudah dinyatakan meninggal dunia dan jasadnya sudah ditemukan. Sementara, tujuh korban lainnya belum ditemukan jasadnya,” imbuhnya.


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan meminta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerapkan operasi modifikasi cuaca. “Penerapan operasi modifikasi cuaca ini dilakukan untuk mengurangi intensitas cuaca di wilayah terdampak bencana,” kata Kepala BNPB Suharyanto kepada awak media, saat mendampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau pengungsian penyintas bencana pergerakan tanah di Cikembar, Jumat (6/12/2024). (M Rizqy Fauzi, Amus Mustaqim)