• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 20 Mei 2024

Keislaman

Hukum Menghadiri-Mendengarkan Penceramah Provokatif dan Suka Menebar Ujaran Kebencian

Hukum Menghadiri-Mendengarkan Penceramah Provokatif dan Suka Menebar Ujaran Kebencian
Ilustrasi penceramah. (NUO)
Ilustrasi penceramah. (NUO)

DALAM bahtsul masail I Pengurus Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Cidahu, Tanagara, Cadasari, Pandeglang, Banten, Sabtu, 27 Jumadil Awal 1440 H / 9 Februari 2019 M, di antara yang dibahas adalah menghadiri penceramah yang provokatif dan suka menyebarkan ujaran kebencian.

 


Perlu diketahui, sering kali kita menemukan video-video yang disebarkan di WhatsApp (WA) atau di akun-akun media sosial, atau bahkan menyaksikan secara langsung penceramah-penceramah yang isi ceramahnya tidak mencerminkan akhlakul karimah.

 


Dalam ceramahnya justru mengajarkan kebencian, baik kepada perorangan atau institusi tertentu. Berkata-kata kotor dengan begitu bangganya, memaki sana-sini dengan nada yang berapi-api. Tidak mencerminkan konsep dakwah dan amar makruf nahi munkar yang diajarkan di dalam Islam.

 


Pertanyaannya, bagaimana hukum menghadiri dan mendengarkan ceramah seseorang yang memiliki kriteria tersebut di atas?

 


Jawaban dari bahtsul masail yang dimoderatori oleh M. Hubab Nafi’ Nu’man Rohmatullah dengan notulen Sonabekh Rahmat dan H A Sahal Mahfudz serta perumus dari jajaran katib syuriyah PWNU Banten dan penashih dari jajaran rais syuriyah PWNU Banten adalah tidak boleh.

 


Referensi Kitab Al-Madzahib Al-Arba’ah, (Darul Kutub Al-Ilmiyyah, Beirut Libanon, cetakan kedua 2003 M), 5/396.

 


ونهانا ألمولى عز وجل عن تصديق النمام وسماع قوله ,فقال تعالى:وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَهِيْنٍ هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَميم مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيْم عُتُلٍّ بَعْدَ ذلك زَنِيْمٍ.

 


Wallahu ‘alam bis shawab


Keislaman Terbaru