• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 16 Mei 2024

Keislaman

Ini Pentingnya Sahur seperti Perintah Rasulullah

Ini Pentingnya Sahur seperti Perintah Rasulullah
Ilustrasi. Islam menganjurkan makan sahur bagi mereka yang berpuasa. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. Islam menganjurkan makan sahur bagi mereka yang berpuasa. (Foto: Freepik)

Banten, NU Online Banten
Saat puasa, berbuka dan sahur pada waktunya, merupakan sesuatu yang dianjurkan.
Rasulullah pun mengajarkan umatnya untuk makan sahur ketika hendak berpuasa, baik puasa wajib maupun sunnah. Tujuannya untuk menambah stamina dan energi bagi orang yang akan melaksanakan kegiatan puasa.



Lantas bagaimana jika seseorang lupa sahur, apakah puasanya tetap sah? Seperti dilansir NU Online, pengajar di Pondok Pesantren Darussalam Bermi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Ustadz Abdul Kadir Jailani menjelaskan bahwa sahur merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Namun, jika seseorang tidak sahur karena lupa maka tidak mempengarungi keabsahan puasa.



“Berpuasa tanpa makan sahur tidak berpengaruh pada keabsahan puasanya, hanya saja tidak mendapatkan pahala atau keutamaan sahur yang disunnahkan,” jelasnya dalam tulisan yang dimuat di NU Online dengan judul Puasa Tanpa Makan Sahur, Apakah Sah?



Meskipun tidak berpengaruh terhadap keabsahan puasa, Rasulullah menganggap penting makan sahur dan memerintahkannya. Namun perintah makan sahur ini tidak sampai derajat wajib. Hal itu, termuat dalam sabda Nabi yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim. “Makan sahurlah kamu, sesungguhnya pada makan sahur terdapat keberkahan,” imbuhnya mengutip hadits Nabi Muhammad.



Tak hanya berkah, sahur mengandung banyak hikmah salah satunya untuk menjaga kesehatan fisik selama berpuasa. Hal itu dijelaskan dalam Kitab Hasyiah At-Tarmasi jilid V, halaman 673. “Hikmah disunnahkan makan sahur adalah untuk menguatkan fisik bagi yang orang hendak memperkuat fisik untuk menjalankan puasa dan untuk menyelisihi ahlul kitab bagi orang yang tidak bertujuan menguatkan fisiknya,” terangnya.



Adapun waktu sahur yang dianjurkan Rasulullah adalah dimulai dari pertengahan malam sampai sebelum waktu Subuh. Bagi yang mengakhirkan sahur, perlu digarisbawahi pula agar tidak terlalu mepet dengan waktu Subuh untuk menghindari keraguan apakah waktunya masih ada atau sudah berakhir. “Jika dihitung dengan satuan menit, maka makan sahur sebaiknya sudah selesai kurang lebih 15 menit sebelum Fajar,” kutipnya dari Kitab Taqrirat As-Sadidat, halaman 444. (Syifa Arrahmah)


Keislaman Terbaru