Perkuat Peran Santri dalam Membangun Keluarga dan Masyarakat
Ahad, 29 Desember 2024 | 22:54 WIB
Jombang, NU Online Banten
Wakil Ketua Satgas Nasional Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) Hj Alissa Qotrunnada Munawaroh mengatakan, penting sekali untuk memahami keluarga yang diperjuangkan NU. “Pada 2015 saya ketemu ada artikel KH Ali Yafie, yang menuliskan bahwa keluarga maslahat itu terdiri atas ayah yang shaleh, ibu yang shalehah, anak yang abrar, rezeki yang cukup, dan pergaulan yang baik,” kata perempuan yang akrab disapa Alissa Wahid Workshop Keluarga Maslahat di Lantai 3 Gedung KH M Yusuf Hasyim, Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Kegiatan digelar Sabtu-Ahad (28-29/2024).
Oleh karena itu, Alissa menyebut bahwa workshop keluarga maslahat ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat peran santri dalam membangun keluarga dan masyarakat. Ia berharap, dengan pemahaman yang mendalam serta ketrampilan praktis yang diberikan, para peserta mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, khususnya di tingkat desa.
"Misi dari keluarga maslahah yaitu mewujudkan kemaslahatan keluarga Indonesia, khususnya keluarga NU. Jadi kata kuncinya, kemaslahatan dengan gerakan khidmat yang solid, terintegrasi," jelas ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, dilansir NU Online.
Dalam membawa misi keluarga maslahat yang dicanangkan NU itu, salah satu strategi Satgas Nasional GKMNU yaitu menggandeng para santri pesantren untuk membawa pesan hingga ke tengah masyarakat. Dipilihnya para santri, karena generasi muda yang memiliki waktu, tenaga, dan semangat. Para santri tersebut diharapkan bisa aktif menghidupkan amaliah NU, karena amaliah NU terbukti menjadikan keluarga-keluarga Nahdliyin menjadi manusia yang moderat dan bisa bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat.
Baca Juga
GKMNU Adalah Gerak Cinta NU
"GMKNU mau mendidik para santri yang akan dipersiapkan untuk latihan mendekat kepada umat. Sebelumnya dikuatkan pemahamannya tentang keluarga maslahat Nahdliyah itu seperti apa, supaya kita sama-sama mewujudkan begitu, yang nanti diajak untuk melakukan bimbingan keluarga," imbuhnya.
Alissa mengatakan, para santri yang sudah dibekali konsep keluarga maslahat NU, diharapkan bisa memberikan bimbingan keluarga. Bimbingan keluarga ini, katanya, menjadi kaderisasi dai dan daiyah di lingkungan NU, bukan hanya ulama yang pintar mengaji saja, tetapi juga ulama yang turun ke tengah masyarakat.
"Salah satu programnya adalah bimbingan keluarga, yang mana bimbingan keluarga ini semacam penyuluhan. Kami menerima arahan dari ketum PBNU," tegas putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.
Sedangkan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) menekankan pentingnya kader NU memiliki pemahaman bahwa NU didirikan untuk mendampingi dan melayani umat. Dalam pandangannya, program workshop yang digagas oleh GKMNU mengenai pelatihan keluarga maslahat ini akan memiliki dampak besar jika semuanya bisa dijalankan dengan baik. (Syarif Abdurrahman)
Terpopuler
1
Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera
2
AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung
3
Jadi Kader IPNU-IPPNU Butuh Semangat dan Istiqamah
4
Sopian Terpilih sebagai Ketua PAC Ansor Banjarsari, Baehaqi Jadi Nakhoda Malingping
5
Berburu Kemabruran Haji
6
AKN NU sebagai Ikhtiar Lahirkan Pemimpin NU Masa Depan
Terkini
Lihat Semua