• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 4 Mei 2024

Nasional

Sambangi Belanda, Tim Riset UIN Malang Meneliti Moderasi Beragama di Radboud University

Sambangi Belanda, Tim Riset UIN Malang Meneliti Moderasi Beragama di Radboud University
Tim Peneliti UIN Malang saat menyambangi Radboud University di Belanda. (Foto: Istimewa)
Tim Peneliti UIN Malang saat menyambangi Radboud University di Belanda. (Foto: Istimewa)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Tim Peneliti Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang melakukan riset tentang moderasi beragama di Radboud University, The Netherlands. Sebagai kampus nomor 139 World University Rangkings 2023. Riset ini dilakukan sebagai wujud implementasi Tridharma perguruan tinggi. Selain itu juga untuk mendukung program International Recognition and Reputation University melalui riset. 

 

Tim Riset terdiri dari Ketua Program Studi S2 Magister Psikologi Mohammad Mahpur, Sekretaris Program Studi S3 Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner Jamilah, Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Pendidikan Islam Devi Pramitha, dan Humas UIN Malang Alitha Natriezia.

 

Ketua Tim Peneliti, Mohammad Mahpur, mengatakan bahwa penelitian ini mengusuk tajuk 'Cross sectional studies on Religious Moderation Mainstreaming Strategies and Practices Between UIN Malang and Radboud University'. Melalui hal tersebut, secara general ingin melihat outlook kehidupan beragama di Belanda yang cenderung dikenal sebagai negara sekuler. 

 

Menurut Mahpur, selama ini padangan umum tentang sekularisasi dan negara sekuler cenderung melihat isu agama adalah sesuatu yang tidak relevan di angkat pada ruang publik. Karena ideologi utama dari negara sekuler mengadopsi ideologi liberal demokratik. 

 

Mahpur mengatakan, beragama atau tidak beragama. Bukan menjadi hak absolut individu, dengan dalih freedom of choice dan freedom of expression. Hal ini diadopsi secara praktis oleh perguruan tinggi di Belanda, salah satunya oleh Radboud University yang tercantum dalam kebijakan-kebijakan manajerial dan akademiknya.

 

"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana nilai moderasi beragama diartikulasikan dalam konteks negara yang cenderung dianggap sekuler, sehingga bisa menjadi sebuah lesson learned bagi universitas di Indonesia," tutur Jamilah, salah satu Anggota Peneliti yang juga sedang menyelesaikan program studi di Radboud university. 

 

Sementara, salah satu Professor Emeritus in the Department of Empirical and Practical Religious Studies di Universitas Radboud Frans J. S Wijsen mengatakan, Universitas Radboud awalnya didirikan dengan naman Universitas Katolik. Dengan misi mempromosikan emansipasi umat Katolik di Belanda. Namun, kini berubah menjadi Radboud dan terbuka pada agama apapun. Tak terkecuali agama Islam.

 

“Universitas Radboud awalnya didirikan dengan nama Universitas Katolik dengan misi mempromosikan emansipasi umat Katolik di Belanda, tapi kini Radboud sangat terbuka dengan agama apapun, tak terkecuali agama Islam," katanya seusai menerima kunjungan Tim Peneliti.

 

Lebih lanjut, Frans jg mengatakan pihaknya memiliki code of conduct atau kode etik berperilaku yang ditetapkan oleh dewan eksekutif sebagai basic value of our society di Radboud University. Beberapa nilai yang ada pada code of conduct, adalah respect to each other, social safety not only in religion but in another aspect, memfasilitasi semua kebutuhan mahasiswa dengan tidak memandang agama.

 

"Dan masih banyak nilai-nilai lainnya yang sesungguhnya nilai tersebut juga diajarkan di agama Islam," terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online Banten, Kamis (6/4/2023).

 

Pandangan lain disampaikan oleh Fr. Joseph Geelen, salah satu pendeta dan koordinator tempat beribadah bagi semua agama di Radboud University. Ia melihat bahwa moderasi beragama adalah bagian dari moderasi itu sendiri, yaitu sikap dan praktik untuk respect kepada orang lain dan menjamin agar setiap orang harus merasa bebas bersuara dan bebas mempunyai pilihan.

 

“Moderasi beragama dijadikan sebagai proses pertemuan lintas agama, seseorang perlu memiliki aturan agar tidak melintasi batas, perlu menaati rambu-rambu lalu lintas agar saling menjaga kepentingan satu dengan yang lainnya," kata Josep. 

 

Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Pendidikan Islam Devi Pramita berharap, riset yang dilakukan di Radboud University ini bisa memberikan dampak positif bagi para pembuat dan pengambil kebijakan di kalangan UIN Malang. Secara khusus untuk menyusun model implementasi moderasi beragama dengan melihat berbagai pengalaman praktis lintas universitas di dunia.

 

Devi menegaskan riset ini akan memberikan pelajaran penting bahwa semua orang dengan identitas berbeda dapat tumbuh bersama dengan nilai human being dan dignity of humanity

 

“Dasar negara Indonesia sudah memberi fondasi filosofis tepat bagi nilai moderasi yang bersifat mendasari bagi kehidupan sosial yang menghargai nilai kemanusiaan untuk tumbuh Bersama," tandasnya.


Nasional Terbaru