Santri Harus Mampu Mengimbangi Medsos dengan Pesan Positif Pesantren
Ahad, 13 Oktober 2024 | 11:27 WIB
Cirebon, NU Online Banten
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Aris Adi Leksono mengatakan, santri harus mampu mengimbangi media sosial (medsos) dengan pesan-pesan positif tentang pesantren. Para santri yang mempunyai keahlian seperti konten kreator hendaknya membuat narasi positif tentang pesantren sebanyak-banyaknya. Hasilnya dapat dipublikasi melalui media sosial masing-masing.
Hal itu disampaikannya saat mengisi kegiatan Halaqoh Ilmiah Pesantren Pendidikan Ramah Anak dalam rangka Menyambut Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul XXV Al-Maghfurlah KH Syaerozie Abdurrahim dan Hj Tasmi'ah Abdul Hannan di Pondok Pesantren Assalafie Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (11/10/2024).
“Kita harus mengimbangi. Jangan minder, harus percaya diri, dalam bentuk apa? ya produksi sebanyak-banyaknya narasi positif tentang pesantren di media sosial kita,” ujar Aris.
Isi konten misalnya bisa berupa seni dan olahraga yang menjadi aktivitas di pesantren. Hal itu dilakukan untuk memperkenalkan kepada orang lain tentang pesantren terutama yang tidak pernah hidup di pesantren. “Di-upload, biar apa? Biar orang-orang di luar sana yang nggak kenal pesantren dan yang nggak pernah tinggal di pesantren itu betul-betul tahu,” jelas Aris yang juga komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu.
Menurutnya , problemnya saat ini, literasi digital tidak seimbang. ’’Bagaimana menjelaskan situasi pesantren dengan (mereka) yang ingin menyudutkan pesantren,” lanjut Aris, dilansir NU Online.
Oleh karena itu, Aris berharap media sosial dapat dipenuhi dengan aktivitas positif santri di pesantren. Dengan kekompakan para santri, hal itu dapat menjawab orang lain yang tidak mengenal pesantren, akhirnya menjadi tahu. “Harus dijawab dengan kreativitas kita. Banjiri konten-konten media sosial, berita-berita online itu, dengan aktivitas kalian (santri) di dalam pesantren. Bagaimana kita harus melakukan membuat isu, ya dengan gerakan bersama-sama,” ucanya.
Aris menceritakan, dulu sempat muncul ada kelompok yang melawan amaliah NU, namun sekarang justru kelompok itu ikut mempraktikkan amaliah-amaliah NU. Hal itu dikarenakan, NU mampu menarasikan di media sosial dan memenuhi platform-platform digital lainnya tentang amaliah-amaliah itu. “Banyak yang dulu yang nggak senang sama amaliah NU, setelah NU menarasikan dalam bentuk perang di media sosial, perang siber ya kan, akhirnya berbalik arah mendukung NU. Sekarang kita punya PR itu teman-teman dan sahabat santri semuanya,” ungkapnya. (Erik Alga Lesmana)
Terpopuler
1
AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung
2
Sopian Terpilih sebagai Ketua PAC Ansor Banjarsari, Baehaqi Jadi Nakhoda Malingping
3
Ketua PCNU Kabupaten Serang: Kader NU Bukan Komentator, Harus Berperan Aktif
4
AKN NU sebagai Ikhtiar Lahirkan Pemimpin NU Masa Depan
5
Berburu Kemabruran Haji
6
Haul Pendiri YINH, KH Abdurrauf juga Penggerak NU di Malingping
Terkini
Lihat Semua