Nasional

Soal Danantara, Ini Kata Pengamat Ekonomi Unusia

Kamis, 27 Februari 2025 | 14:16 WIB

Soal Danantara, Ini Kata Pengamat Ekonomi Unusia

Diskusi online digelar Fight Inequality Indonesia, Rabu (26/2/2025). (Foto: Dok/Aras P)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Pengamat Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Muhammad Aras Prabowo menyoroti pentingnya landasan akademik dalam konsep sustainable finance sebagai instrumen utama dalam menciptakan kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan. ’’Keberhasilan Danantara tidak hanya terletak pada optimalisasi aset yang dikelola, tetapi juga pada bagaimana investasi yang dilakukan mampu memberikan dampak positif bagi sektor usaha dan tenaga kerja di Indonesia,’’ ujarnya saat diskusi yang digelar Fight Inequality Indonesia bertajuk Danantara: Menumbuhkan Kesejahteraan atau Menambah Jurang Ketimpangan? melalui platform Zoom, Rabu (26/2/2025) pukul 15.00-18.00 WIB


Aras seperti dalam rilisnya ke NUOB, menekankan tiga pilar utama yang harus diperhatikan dalam kebijakan investasi Danantara. Keberlanjutan ekonomi dan sosial.’’Setiap investasi yang dilakukan harus mampu menciptakan lapangan kerja yang luas, meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, serta mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional,’’ terangnya.


Selain itu, kolaborasi sektor publik dan swasta.’’Keberadaan Danantara harus mampu menjembatani sektor publik dan swasta agar investasi yang dilakukan tidak hanya menguntungkan korporasi besar, tetapi juga menyasar sektor produktif yang dapat memperkuat ekonomi rakyat,’’ jelasnya.


Satu lagi, lanjutnya, akuntabilitas dan transparansi.’’Pentingnya mekanisme audit yang jelas serta keterbukaan dalam pengambilan keputusan investasi guna mencegah penyalahgunaan aset negara dan potensi korupsi yang dapat merugikan kepentingan publik,’’ katanya.


Dalam diskusi tersebut, Aras juga mengkritisi potensi monopoli aset negara oleh Danantara yang dapat menghambat kompetisi pasar. Dia menilai bahwa jika tidak dikelola dengan baik, kebijakan ini justru berisiko mempersempit akses ekonomi bagi masyarakat kecil, yang pada akhirnya akan memperparah ketimpangan sosial di Indonesia.



Dia juga mengatakan, reformasi kebijakan dalam pengelolaan Danantara sangat diperlukan. Menurutnya, Danantara harus difokuskan pada upaya memperkuat ekonomi nasional secara inklusif, bukan sekadar memperbesar keuntungan bagi pemilik modal besar. ’’Jika Danantara tidak diatur dengan transparan dan akuntabel, maka akan lebih banyak membawa mudarat dibanding manfaat bagi kesejahteraan rakyat,’’ tegasnya.


Fight Inequality Indonesia menyerukan kepada pemerintah untuk membuka ruang partisipasi publik yang lebih luas, meningkatkan transparansi dalam pengelolaan investasi, serta memastikan bahwa manfaat ekonomi dari Danantara dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat Indonesia. Selain Aras, diskusi dihadiri Bahkrul Fikri (Celios) dan Ita Fatia Nadia (Ketua RUAS).


Seperti diberitakan, Presiden Prabowo Subianto meluncuran Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/2/2025). Saat peluncuran, Prabowo mengatakan, Danantara memiliki arti yang sangat penting. ’’Karena Danantara Indonesia bukan sekadar sebuah badan pengelola investasi. Melainkan harus menjadi instrumen pembangunan nasional yang akan mengoptimalkan cara kita mengelola kekayaan Indonesia,’’ ujar Prabowo.