• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 3 Mei 2024

Opini

Santri: Role Model Kekinian

Santri: Role Model Kekinian
Ilustrasi. (NUO)
Ilustrasi. (NUO)

SANTRI, menurut W.J.S. Purwadarminta, seperti disadur KH Saifuddin Zuhri (1974) dalam buku ‘Guruku Orang-Orang Dari Pesantren’ adalah orang yang menuntut pelajaran Islam (dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan sebagainya). Secara umum, santri ialah mereka yang mempelajari agama Islam, baik yang pergi ke tempat jauh ataupun dekat dengan niat hendak mengamalkan dan menyebarluaskan ilmunya.


Lebih lanjut, santri, menurut KH Mustofa Bisri (2018) adalah murid kiai yang dididik dengan kasih sayang untuk menjadi mukmin yang kuat imannya dan tidak goyah oleh pergaulan, kepentingan, dan adanya perbedaan, mencintai negaranya, sekaligus menghormati guru dan orang tua, memiliki kasih sayang pada sesama dan pandai bersyukur serta mencintai ilmu dan tidak pernah berhenti belajar.



Pendefinisian makna santri perlu dilakukan agar tidak terbiaskan oleh oknum oportunis yang hanya menunggangi kaum santri demi kamuflase kepentingan keumatan atau bahkan kepentingan politik praktis di mana santri hanya dijadikan penyumbang suara potensial potential vote-getter belaka



Metamorfosis Santri

Santri berperan sangat esensial dalam merebut kemerdekaan dan mengusir penjajah. Di bawah komando KH Hasyim Asy’ari, pada 22 Oktober 1945 mendeklarasikan Resolusi Jihad yang menegaskan bahwa membela tanah air adalah fardhu ‘ain. Dengan fatwa ini, seluruh umat Islam terutama di Surabaya dengan panglima lapangan KH Zainul Arifin, KH Wahab Hasbullah, dan KH Maskur, gagah berani memporakporandakan sekutu—NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pada pertempuran 10 November 1945. Pengapresiasian terhadap santri dengan nyata ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Oktober Tahun 2015 sebagai Hari Santri Nasional.



Santri merupakan sosok unik dalam pencarian jati dirinya dan tidak jarang terjadi pergolakan batin pada usia remaja mereka. Namun, santri ‘dipaksa’ untuk berprilaku baik, sabar, qonaah, tidak neko-neko, sederhana, mencintai dan mengasihi sesama, taat pada guru, orang tua, nasionalis dan agamis.



Karakter distingtif santri yang berperadaban unggul, sangat patut menjadi uswah bagi para pejabat publik. Jika mereka mempraktikkan karakter santri, maka tidak akan ada korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, abuse of power atau pelanggaran-pelanggaran lainnya. Di sisi lain, santri harus juga dapat memberi aura positif bukan malah larut bahkan terjerembab dalam derasnya pengaruh negatif. Pendek kata, santri harus menjadi zat pewarna yang mampu mempurifikasi kekeruhan namun nirlarut karena ia berjuang bukan hanya untuk dunia tetapi juga akhirat. Tidaklah berlebihan jika dikutipkan,‘’santri ibarat pilar seperti halnya gunung yang menancap kokoh sebagai bandul penyeimbang goncangan bumi.”


Dengan karakter yang extraordinary, santri harus mengisi slot-slot berbagai sendi kehidupan. Maraknya kasus korupsi di Indonesia yang dilakukan oleh oknum pejabat serakah, nirempati dan hedonis dengan meng-show off-kan berbagai harta di tengah himpitan ekonomi dunia yang gloomy adalah sebuah challenge bagi santri.


Santri zaman now juga ditantang untuk berjihad dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di saat dunia telah masuk pada pusaran masyarakat 5.0. Sebuah masyarakat super pintar yang berepisentrum pada penyeimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan dunia maya dan dunia nyata.



Kemajuan teknologi digital misalnya, meniscayakan santri harus peka terhadap perubahan media dakwah dengan mengkreasikan konten dakwah yang sejurus dengan berbagai platform media sosial yang ada, agar keterjangkauan syiar Islam dapat diterima oleh masyarakat dari belahan dunia manapun. Terdapat banyak bidang yang dapat diisi slot-nya oleh para santri. Santri dapat menjadi social media specialist, software developer dan programmer, video dan media professional, blogger ataupun menjadi penulis andal.


Santri dapat menjajal dunia kewirausahaan, entrepreneurship dengan memadukan kecanggihan teknologi pemasaran marketplace semisal Amazon, Alibaba dan Ebay untuk menjual produk unggulannya sehingga kemandirian perekonomian santri dapat tercipta. Penciptaan lapangan pekerjaan oleh santri akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat, sehingga masyarakat akan terangkat perekonomiannya, yang pada gilirannya, masyarakat akan terbebas dari stunting yang masih menjadi momok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.


Pada akhirnya, manakala santri dapat berkontribusi dalam memajukan kehidupan berbangsa dalam berbagai bidang dengan segenap jiwa dan raga, maka itulah sejatinya makna jihad modern untuk kejayaan negeri.

Selamat Hari Santri Nasional 2023. Jihad Santri Jayakan Negeri


*Hadi Susiono Panduk, Rais Syuriyah MWCNU Bayah


Opini Terbaru