7 Fakta Sayyidina Umar dalam Kitab Al-Jawahir Al-Luluiyah
Kamis, 30 Maret 2023 | 22:24 WIB
Al-Jawahir al-Luluiyah adalah satu di antara syarah (penjabaran) kitab al-Arba'in al-Nawawiyah. Syarah ini ditulis oleh Syekh Muhammad bin Abdul Lathif al-Jurdani (1331 H). Pakar fiqih dari Mesir. Dalam kitab ini, setidaknya ada 7 penjelasan penting terkait Sayiydina Umar.
Pertama, hadits yang diriwayatkan Sayyidina Umar dari Baginda Nabi Muhammad berjumlah 539 hadits. Salah satunya adalah hadits tentang niat. Imam al-Nawawi (631-676 H) menyatakan bahwa hadits ini adalah pokok Islam. Karenanya, dimasukkan dalam 40 hadits pilihan. Menjadi hadits pembuka dari Kitab al-Arba'in al-Nawawiyah.
Kedua, Sayyidina Umar adalah orang pertama yang mengumumkan keislamannya kepada publik. Tepatnya di tahun keenam kenabian. Malaikat Jibril mendatangi Nabi untuk memberikan kabar gembira. Berkat keislaman Sayyidina Umar, penduduk langit bersuka cita. Masuk Islamnya Sayyidina Umar diawali dengan kemarahannya kepada adiknya, Sayyidah Fathimah binti Khattab. Tidak terima jika adik perempuan beserta suaminya (Sayyidina Sa'id bin Zaid) masuk Islam. Sayyidina Umar hendak melabrak keduanya. Namun, setelah sang adik membacakan ayat Al-Qur'an, seketika Sayyidina Umar luluh. Allah memberikan hidayah. Waktu itu juga, langsung mendatangi Baginda Nabi untuk mengucapkan syahadat.
Ketiga, dalam hadits shahih riwayat Imam al-Tirmidzi (209-279 H), secara khusus, Baginda Nabi pernah berdoa. Memohon kepada Allah ta'ala agar Islam dimenangkan dengan salah satu dari dua Umar. Yakni Umar bin al-Khattab atau Umar bin Hisyam. Doa Baginda Nabi ini terkabulkan. Umar bin al-Khattab masuk Islam. Menjadi pembela Islam yang tak terhitung jasanya. Sedangkan Umar bin Hisyam tetap memusuhi Islam. Yang kedua ini sering kita dengar dengan sebutan Abu Jahl.
Keempat, masuknya Sayyidina Umar dalam Islam menjadi kebahagian luar biasa bagi umat Islam awal. Mereka bertakbir menyambutnya. Sebaliknya, hari itu menjadi hari kesedihan dan kebingungan bagi kaum kafir. Dikisahkan oleh Imam Ibnu Sa'ad (168-230 H) dalam Kitab al-Thabaqat, ketika Sayyidina Umar masuk Islam, orang kafir sedih dan terpukul. Mereka lantas berkumpul di sekitar Kakbah. Saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Mengapa Umar bisa masuk Islam.
Kelima, Baginda Nabi memberikan nama kunyah Abu al-Hafsh kepada Sayyidina Umar. Al-Hafsh artinya adalah macan. Ini mengingat keberanian Sayyidina Umar. Semua penduduk Makkah takut dan segan. Selain itu, Kanjeng Nabi juga memberi nama laqob (julukan) kepada Sayyidina Umar dengan nama al-Faruq. Karena Allah membedakan yang hak dan batil dengan pertanda keberadaan Sayyidina Umar.
Keenam, saat menjadi khalifah kedua, Sayyidina Umar adalah pertama kalinya yang dikenal dengan sebutan Amirul Mukminin. Dalam menjalankan pemerintahannya, Sayyidina Umar terbiasa blusukan. Mendengar dan melihat langsung kebutuhan umatnya. Tidak segan, Sayyidina Umar membawakan kayu bakar dan air untuk fakir miskin dan yatim piatu. Lebih dari itu, Sayyidina Umar tidak segan mencopot pejabat bawahannya yang tidak komitmen mengabdi kepada rakyat. Semisal tidak mengurusi warganya yang sakit atau berkebutuhan lain.
Ketujuh, karomah surat Sayyidina Umar yang ditujukan kepada Sungai Nil di Mesir. Dikisahkan, Sayyidina Amr bin al-Ash (43 H), gubernur Mesir, terpaksa berkirim surat. Melaporkan kepada Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab (23 H) di Madinah. Sungai Nil kering. Tidak mengalir melimpah seperti biasa. Imbasnya, kehidupan ekonomi rakyat Mesir mengalami krisis. Kata masyarakat setempat, untuk mengembalikannya, diperlukan tumbal. Harus ada gadis perawan yang dilarung di Sungai Nil.
Dengan segera, Sayyidina Umar mengirim surat balasan. Surat tersebut ditujukan kepada Sungai Nil. Sang gubernur diminta langsung melarung surat tersebut ke Nil. Di dalamnya tertulis; Dari hamba Allah, Umar. Pemimpin orang-orang beriman. Surat untuk Sungai Nil. Jika engkau mengalir karena dirimu, maka berhentilah. Tapi jika Allah, Yang Maha Esa lagi Mahakuasa yang mengalirkan engkau selama ini, maka kami memohon kepada-Nya untuk membuatmu mengalir.
Tak selang lama, setelah surat Sayyidina Umar dilarung, Sungai Nil kembali mengalir deras. Sejak itu, tidak pernah lagi ada kurban gadis perawan untuk Nil. Ini adalah salah satu kisah nyata karomah Sayyidina Umar. Banyak termaktub dalam kitab-kitab sejarah. Di antaranya adalah Futuh al-Syam karya Imam al-Waqidi (130-207 H), Karamat al-Aulia karya Imam al-Lalikai (418 H), dan Tarikh Dimasyqi karya Imam Ibnu 'Asakir (498-571 H).
Lantas inspirasi apa yang bisa kita petik dari tujuh fakta Sayyidina Umar ini?
Muhammad Hanifuddin, Ketua Lembaga Bahtsul Masail PCNU Tangsel
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meraih Emas setelah Pertengahan Ramadhan
2
Himpun 2 Miliar, UPZIS LAZISNU Ranting Ciater Sabet Penghargaan Terbaik Se-Tangsel
3
Lakukan Dua Hal Ini agar Hidup Tenang
4
Waktu Buka Puasa 18 Maret 2025 di Jakarta dan Banten
5
Waktu Buka Puasa 19 Maret 2025 di Jakarta dan Banten
6
Jadwal Maghrib untuk Jakarta dan Banten 17 Maret 2025
Terkini
Lihat Semua