• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 5 Mei 2024

Keislaman

‎7 Fakta Sayyidina Umar dalam Kitab Al-Jawahir Al-Luluiyah

‎7 Fakta Sayyidina Umar dalam Kitab Al-Jawahir Al-Luluiyah
Kitab Al-Jawahir al-Luluiyah. (Foto: Istimewa)
Kitab Al-Jawahir al-Luluiyah. (Foto: Istimewa)

Al-Jawahir al-Luluiyah adalah satu di antara syarah (penjabaran) kitab al-‎Arba'in al-Nawawiyah. Syarah ini ditulis oleh Syekh Muhammad bin Abdul ‎Lathif al-Jurdani (1331 H). Pakar fiqih dari Mesir. Dalam kitab ini, setidaknya ‎ada 7 penjelasan penting terkait Sayiydina Umar. ‎
‎ 

Pertama, hadits yang diriwayatkan Sayyidina Umar dari Baginda Nabi ‎Muhammad berjumlah 539 hadits. Salah satunya adalah hadits tentang niat. ‎Imam al-Nawawi (631-676 H) menyatakan bahwa hadits ini adalah pokok ‎Islam. Karenanya, dimasukkan dalam 40 hadits pilihan. Menjadi hadits ‎pembuka dari Kitab al-Arba'in al-Nawawiyah.‎
‎ 

Kedua, Sayyidina Umar adalah orang pertama yang mengumumkan ‎keislamannya kepada publik. Tepatnya di tahun keenam kenabian. Malaikat ‎Jibril mendatangi Nabi untuk memberikan kabar gembira. Berkat keislaman ‎Sayyidina Umar, penduduk langit bersuka cita. Masuk Islamnya Sayyidina ‎Umar diawali dengan kemarahannya kepada adiknya, Sayyidah Fathimah binti ‎Khattab. Tidak terima jika adik perempuan beserta suaminya (Sayyidina Sa'id ‎bin Zaid) masuk Islam. Sayyidina Umar hendak melabrak keduanya. Namun, ‎setelah sang adik membacakan ayat Al-Qur'an, seketika Sayyidina Umar luluh. ‎Allah memberikan hidayah. Waktu itu juga, langsung mendatangi Baginda Nabi ‎untuk mengucapkan syahadat.‎
‎ 

Ketiga, dalam hadits shahih riwayat Imam al-Tirmidzi (209-279 H), secara ‎khusus, Baginda Nabi pernah berdoa. Memohon kepada Allah ta'ala agar Islam ‎dimenangkan dengan salah satu dari dua Umar. Yakni Umar bin al-Khattab ‎atau Umar bin Hisyam. Doa Baginda Nabi ini terkabulkan. Umar bin al-Khattab ‎masuk Islam. Menjadi pembela Islam yang tak terhitung jasanya. Sedangkan ‎Umar bin Hisyam tetap memusuhi Islam. Yang kedua ini sering kita dengar ‎dengan sebutan Abu Jahl.‎
‎ 

Keempat, masuknya Sayyidina Umar dalam Islam menjadi kebahagian luar ‎biasa bagi umat Islam awal. Mereka bertakbir menyambutnya. Sebaliknya, hari ‎itu menjadi hari kesedihan dan kebingungan bagi kaum kafir. Dikisahkan oleh ‎Imam Ibnu Sa'ad (168-230 H) dalam Kitab al-Thabaqat, ketika Sayyidina Umar ‎masuk Islam, orang kafir sedih dan terpukul. Mereka lantas berkumpul di ‎sekitar Kakbah. Saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Mengapa Umar ‎bisa masuk Islam.‎
‎ 

Kelima, Baginda Nabi memberikan nama kunyah Abu al-Hafsh kepada ‎Sayyidina Umar. Al-Hafsh artinya adalah macan. Ini mengingat keberanian ‎Sayyidina Umar. Semua penduduk Makkah takut dan segan. Selain itu, ‎Kanjeng Nabi juga memberi nama laqob (julukan) kepada Sayyidina Umar ‎dengan nama al-Faruq. Karena Allah membedakan yang hak dan batil dengan ‎pertanda keberadaan Sayyidina Umar.‎
‎ 

Keenam, saat menjadi khalifah kedua, Sayyidina Umar adalah pertama kalinya ‎yang dikenal dengan sebutan Amirul Mukminin. Dalam menjalankan ‎pemerintahannya, Sayyidina Umar terbiasa blusukan. Mendengar dan melihat ‎langsung kebutuhan umatnya. Tidak segan, Sayyidina Umar membawakan ‎kayu bakar dan air untuk fakir miskin dan yatim piatu. Lebih dari itu, Sayyidina ‎Umar tidak segan mencopot pejabat bawahannya yang tidak komitmen ‎mengabdi kepada rakyat. Semisal tidak mengurusi warganya yang sakit atau ‎berkebutuhan lain.‎
‎ 

Ketujuh, karomah surat Sayyidina Umar yang ditujukan kepada Sungai Nil di ‎Mesir. Dikisahkan, Sayyidina Amr bin al-Ash (43 H), gubernur Mesir, terpaksa ‎berkirim surat. Melaporkan kepada Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab (23 ‎H) di Madinah. Sungai Nil kering. Tidak mengalir melimpah seperti biasa. ‎Imbasnya, kehidupan ekonomi rakyat Mesir mengalami krisis. Kata masyarakat ‎setempat, untuk mengembalikannya, diperlukan tumbal. Harus ada gadis ‎perawan yang dilarung di Sungai Nil.‎
‎ 

Dengan segera, Sayyidina Umar mengirim surat balasan. Surat tersebut ‎ditujukan kepada Sungai Nil. Sang gubernur diminta langsung melarung surat ‎tersebut ke Nil. Di dalamnya tertulis; Dari hamba Allah, Umar. Pemimpin ‎orang-orang beriman. Surat untuk Sungai Nil. Jika engkau mengalir karena ‎dirimu, maka berhentilah. Tapi jika Allah, Yang Maha Esa lagi Mahakuasa yang ‎mengalirkan engkau selama ini, maka kami memohon kepada-Nya untuk ‎membuatmu mengalir.‎
‎ 

Tak selang lama, setelah surat Sayyidina Umar dilarung, Sungai Nil kembali ‎mengalir deras. Sejak itu, tidak pernah lagi ada kurban gadis perawan untuk ‎Nil. Ini adalah salah satu kisah nyata karomah Sayyidina Umar. Banyak ‎termaktub dalam kitab-kitab sejarah. Di antaranya adalah Futuh al-Syam karya ‎Imam al-Waqidi (130-207 H), Karamat al-Aulia karya Imam al-Lalikai (418 H), ‎dan Tarikh Dimasyqi karya Imam Ibnu 'Asakir (498-571 H).‎
Lantas inspirasi apa yang bisa kita petik dari tujuh fakta Sayyidina Umar ini?‎
‎ 

‎Muhammad Hanifuddin, Ketua Lembaga Bahtsul Masail PCNU Tangsel


Keislaman Terbaru