Nasional

Fatayat NU Doa Bersama di Rumah Keluarga Riyas Nuraini, Korban Pembunuhan di Lampung Timur

Jumat, 26 Juli 2024 | 10:12 WIB

Fatayat NU Doa Bersama di Rumah Keluarga Riyas Nuraini, Korban Pembunuhan di Lampung Timur

Ketua Umum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah (tiga dari kiri) bersama jajarannya dan LAZISNU di rumah keluarga Riyas Nuaraini, korban pembunuhan di Lampung Timur. (Foto: Ist)

Lampung Timur, NU Online Banten

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Hj Margaret Aliyatul Maimunah dan jajarannya ke rumah keluarga Riyas Nuraini, kader Fatayat NU Lampung Timur, yang menjadi korban pembunuhan. 



Kehadiran Margaret ke rumah duka adalah atas perintah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf untuk mendampingi Sekretaris Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) PBNU H Moesafa guna memberikan santunan atau tali asih kepada keluarga korban.



Di rumah duka, Margaret ikut doa bersama dan tahlilan di rumah duka. Pada kesempatan itu, dia menyampaikan duka cita mendalam dari kader Fatayat se-Indonesia dan 17 Pengurus Cabang Istimewa (PCI) di berbagai negara.  “Kita doakan, semoga almarhum diterima amal ibadahnya dan diampuni dosa-dosanya,” harap Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu, Kamis (25/7/2024).



Margaret kembali meminta pihak kepolisian sebagai pihak yang berwenang melakukan penyelidikan segera mengungkap siapa pelaku pembunuhan Riyas.    “Kasus ini memang masih berproses di kepolisian. Siapa pelakunya masih dalam analisa. Kita tahu ini agak rumit dan tidak mudah. Tapi kita berharap kasus ini dapat segera terungkap,” kata Margaret, dikutip NU Online Lampung


Dia juga meminta masyarakat apabila mendapat informasi, sekecil apa pun, dapat langsung menyampaikannya ke pihak kepolisian agar dapat ditindaklanjuti. 

 


Diberitakan sebelumnya, LAZISNU PBNU bersama Fatayat NU dan Muslimat NU memberikan santunan kepada keluarga korban pembunuhan Riyas Nuraini di Mega Sakti, Rajabasa Lama, Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Santunan diberikan di kediaman keluarga korban dihadiri oleh para pengurus LAZISNU, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Timur, Fatayat NU, dan Muslimat NU setempat.



Bantuan yang diberikan meliputi dana santunan kepada keluarga yang ditinggalkan. Sekretaris LAZISNU PBNU Moesafa menyampaikan santunan atau tali asih yang diberikan kepada keluarga korban sebagai salah satu bentuk kepedulian kepada jamaah, anggota, dan kader Nahdlatul Ulama. “Kami sangat berduka atas peristiwa tragis ini. Bantuan ini tidak seberapa, akan tetapi ini adalah salah satu bukti kepedulian PBNU terhadap warga NU, khususnya kader Fatayat NU yang menjadi korban pembunuhan,” ujar Moesafa, Kamis (25/7/2024), dilansir NU Online.

 

Dia berharap, bantuan tersebut bisa membantu keluarga yang ditinggalkan dan dapat sedikit meringankan beban keluarga yang ditinggalkan. Moesafa juga berharap, pelaku pembunuhan segera terungkap dan mendesak kepolisan untuk menuntaskan kasus ini secara maksimal, professional, dan presisi. “Menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk bisa segera menuntaskan kasus ini dan percaya sepenuhnya bahwa polisi akan bekerja dengan maksimal, profesional, dan presisi,” tuturnya.



Ketua LAZISNU Lampung Timur Imam Ma’ruf mewakili pihak keluarga korban menyampaikan terima kasih atas kepedulian PBNU dan Fatayat NU terhadap kasus yang menimpa Riyas Nuraini. “Semoga santunan duka ini memberikan nilai kemanfaatan bagi keluarga korban,” jelasnya.



Keluarga korban yang menerima bantuan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan bantuan yang diberikan. “Kami sangat berterima kasih atas kepedulian LAZISNU, Fatayat, dan Muslimat NU. Bantuan ini sangat berarti bagi kami dan semoga kasus ini segera terungkap,” ungkap salah satu anggota keluarga korban.



Seperti diberitakan, Riyas Nuraini ditemukan tewas mengenaskan terbungkus karung di tengah kebun jagung Labuhan Ratu, Lampung Timur, Kamis (18/7/2024).  Almarhumah dikabarkan menghilang sejak Rabu (17/7/2024). Suami korban, Sukani, mengaku terakhir kali melihat korban saat hendak berangkat kerja pada Rabu pagi. Kemudian hingga sore hari, korban belum juga pulang. Sukani sempat mencari keberadaan korban ke beberapa tempat, termasuk toko pakaian tempat biasa korban mengambil barang dagangan karena menurut pengakuan pihak keluarga korban ini bisnis online shop.

 


Suaminya juga menghubungi saudara yang lain untuk mencari keberadaan korban, namun tetap tidak ditemukan. Kemudian, pada Kamis pagi pihak keluarga mendapat kabar bahwa seorang warga yang hendak mencari rumput menemukan sepeda motor korban jenis Vario dengan nomor polisi B 4416 SFX tergeletak di tengah kebun.


Di sepeda motor tersebut terdapat karung, setelah dibuka karung tersebut dipastikan berisi jasad korban. Almarhumah merupakan kader Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Lampung Timur yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang online, yang mengantar dagangannya secara cash on delivery.



Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) M Mukri mendesak kepolisian mengusut tuntas pembunuhan Riyas Nuraini, kader Fatayat NU Lampung. Ia mendorong kepolisian segera menangkap pelaku. "Pembunuhan dengan alasan apa pun merupakan luka bagi kemanusiaan kita. Saya yakin polisi bisa mengungkap kasus ini dan publik berharap banyak pada polisi," kata ketua PBNU asal Lampung itu, Senin (22/7/2024).

 


Dia sangat berharap kasus tersebut bisa ditangani dengan baik untuk menambah kepercayaan masyarakat pada kepolisian sesuai dengan hukum yang berlaku. Apa pun motifnya, pelaku harus mempertanggungjawabkan kekejaman yang telah dilakukan.



Kejadian ini sudah menjadi sorotan nasional sehingga harus ditangani dengan baik agar citra Lampung tak rusak. Dia menyebut kejadian ini termasuk tindakan yang sadis dan mengerikan. Bukan hanya tindak kriminal biasa. "Kita semua berharap, kejadian menyedihkan ini tidak terulang lagi," harap ketua PBNU Bidang Hukum itu.



Mukri juga berharap keluarga besar NU Lampung terus mengawal kasus ini agar proses pengungkapan bisa benar-benar tuntas. Selain itu, keluarga besar NU Lampung diharapkan terus mendoakan yang terbaik untuk almarhumah.

 


Terpisah, Pimpinan Wilayah Fatayat NU Lampung akan mengawal dan memastikan pengungkapan kasus ini sampai ditemukan pelaku yang biadab dan tidak berprikemanusiaan. Ketua PW Fatayat NU Lampung Wirda menegaskan pihaknya akan berkolaborasi dengan aparat sehingga kasus ini terus menjadi prioritas. "Kasus ini merupakan tindakan yang keji dan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut," tegasnya.

 


Langkah konkret yang akan dilakukan di antaranya adalah dengan melakukan pendampingan melalui lembaga sayapnya, yakni Lembaga Konsultasi untuk Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak. (Suci A, NUOL)