Nasional

Jaga 24 Jam, Ansor-Banser Dukung Keputusan PBNU

Senin, 5 Agustus 2024 | 15:07 WIB

Jaga 24 Jam, Ansor-Banser Dukung Keputusan PBNU

Banser merapatkan barisan di Halaman Kantor PP GP Ansor, Jakarta. (Foto: Ist)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Barisan Ansor Serbaguna (Banser) merapatkan barisan. Ini menyikapi demo di depan Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jumat (2/8/2024). Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharudin menegaskan, Banser diturunkan untuk menjaga Gedung PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta, yang merupakan kantor pucuk pengurus organisasi NU tersebut.

 


‘’Penjagaan ini agar aksi demo di depan gedung tersebut tak terulang. Kantor PBNU tidak boleh dikotori oleh aksi demonstrasi. Kalau ada kita langsung sikat, tapi sebelumnya persuasif dulu," ujarnya di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (5/8/2024).

 


Ditambahkan, penjagaan akan dilakukan 24 jam. Banser juga siap mendukung apa pun yang menjadi keputusan dan arahan PBNU. Addin juga menyampaikan, Jabodetabek ada hingga 100 ribu personel Banser dari sekitar 8 juta anggota se-Indonesia.’’Panggil yang dekat-dekat,’’ imbuhnya.



Terpisah, Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Tangerang Selatan Imam Fitra Ramadhan tak ketinggalan angkat bicara terkait aksi demo di Gedung PBNU. Menurutnya demo tersebut tidak pantas terjadi. ’’Kantor PBNU merupakan pusat aktivitas para ulama Nahdlatul Ulama dan mengganggu marwah NU dan para ulama, apa pun alasannya,’’ ujarnya seperti dalam rilis yang diterima NUOB, Senin (5/8/2024) siang.



Mengantisipasi demo susulan dan sesuai arahan Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin, Imam menginstruksikan kepada Banser Tangsel untuk bersiaga berjaga di PBNU.’’Jika ada lagi orang atau kelompok mana pun, mendemo PBNU,  Ansor Tangsel siap menggebuk, karena sudah jauh melenceng dari nilai-nilai santri dan NU,’’ ungkapnya.



Sebelumnya, demo sejumlah orang yang mengatasnamakan Aliansi Santri Gus Dur di depan Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jumat (2/8/2024), direaksi keras Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Ansor Banten Tb Adam Ma’rifat. ’’Terkutuk itu orang-orang yang mengatasnamakan santri, tapi mendemo PBNU. Apalagi ndompleng nama besar Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid, ketua umum PBNU periode 1984-1999, Red),’’ tegas ketua terpilih PW Ansor Banten periode 2024-2028 itu kepada NUOB melalui aplikasi perpesanan, Sabtu (3/8/2024).


Pria yang di periode sebelumnya sebagai sekretaris PW Ansor Banten itu menekankan, tidak ada santri yang akan mau mendemo PBNU. ’’Apa pun alasannya. Itu bukan cermin akhlak santri. Banser Banten siap jaga Kantor PBNU menghadapi orang-orang yang ngawur dan nggak jelas itu. Biar kami yang urus. Nanti saya perintahkan biar dikarungin saja itu orang-orang itu. Siapa pun di belakang aksi itu, kami akan melawan mereka karena sudah tak beradab,’’ ungkapnya.



Terpisah, Wakil Sekretaris Karteker Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten H Ahmad Nuri mengatakan, PWNU Banten menyayangkan aksi yang dilakukan sejumlah orang yang mengatasnamakan Aliansi Santri Gus Dur di depan Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jumat (2/8/2024). ’’Sudah nabrak moral, etika, dan nalar sehat,’’ ujar mantan kepada NU Online Banten, Sabtu (3/8/2024) malam via telepon seluler.

 


Gedung PBNU, lanjutnya, merupakan bagian dari simbol atau ikon organisasi yang didirikan oleh para muasssis serta para kiai dan ulama.’’Di sana para pengurus besar NU mengantor, menjalankan organisasi, termasuk para ulama dan kiai. Di gedung yang juga kantor tersebut, Gus Dur dulu berkantor. Itu gedung karamotik, seperti keramat. Gedung tersebut bagian dari marwah organisasi,’’ katanya. Selain itu, kalau mengaku sebagai santri, apalagi santrinya Gus Dur, sosok ulama kharismatik, hendaknya meniru Gus Dur.



Oleh karena itu, dia meminta mereka yang yang melakukan demo tersebut secara pribadi meminta maaf kepada para muassis NU. ’’Juga jam’iyyah NU. Kalau tidak, yakinlah akan kualat. Apalagi kelompok ini bisa jadi ada yang menunggangi,’’ ungkapnya.



Ke depan, pria yang kesehariannya beraktivitas di Sekretariat DPRD Kota Serang itu, berharap tidak ada lagi aksi serupa. ’’Nahdliyin, warga NU hendaknya merapatkan barisan untuk menjaga agar tidak ada demo lagi. Jika ada persoalan, silakan tabayun dan musyawarah. Dengan cara-cara yang sesuai etika dan tradisi NU. Jangan semata karena beda pemahaman, lalu melakukan sikap yang jauh dari patut. Jangan sampai terulang lagi,’’ pintanya serius.



Seperti diketahui, demontrasi digelar kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Santri Gus Dur di depan Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Dalam aksi tersebut para pendemo menuntut agar Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf mundur dari jabatannya karena dianggap telah menyimpang dari tujuan besar PBNU. Poster-poster yang dibawa di antaranya berbunyi, ’’Ketum PBNU dan Sekjen PBNU harus mundur.’’



Muhammad Sholihin, koordinator aksi, meminta Ketua Umum PBNU Gus Yahya--sapaan KH Yahya Cholil Staquf-- mundur karena telah melakukan politik praktis. Menurutnya, hal tersebut melanggar keputusan Muktamar NU.’’Ketika melanggar muktamar, siapa pun, ketua umum harus mundur dan bapak sekjen,’’ katanya. (Redaksi NUOB)