• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 17 Mei 2024

Nasional

Pandemi Bukan Penghambat untuk Mendapatkan Kesempatan Kerja

Pandemi Bukan Penghambat untuk Mendapatkan Kesempatan Kerja
Webinar soal ketenagakerjaan di masa pandemi.
Webinar soal ketenagakerjaan di masa pandemi.

Jakarta, NU Online Banten

Masa pandemi Covid-19 seharusnya tidak lagi menjadi penghambat bagi SDM angkatan kerja di Indonesia untuk selalu beraktivitas dengan suasana baru yang minim pertemuan tatap muka namun cenderung lebih mengedepankan penggunaan teknologi. 

 

“Covid bukan lagi hambatan. Itu adalah suasana baru saja, dulu bertemu sekarang tidak bertemu, tentunya angkatan kerja mengalami budaya baru. Kemampuan beradaptasi dari situasi yang tidak biasa. Saya mengikuti tiga acara yang berselisih waktu sedikit, kalau tidak ada covid enggak bisa itu,” ujar Moch. Aly Taufiq, Plt Kaprodi Politeknik Ketenagakerjaan dalam Webinar Ngopi Daring Nasional bertema “Resiliensi Nasional; Dinamika SDM Angkatan Kerja di Masa Pandemi”, Selasa (24/8). 


Dengan kondisi yang tidak biasa, Taufiq menjelaskan, orang dengan lingkungan baru akan mengalami shock culture yang dapat menyebabkan kepusingan, kebingungan, ketidakpastian, dan bahkan di dunia kerja akan terjadi PHK.
 


“Bagaimana beradaptasi dengan budaya baru? Yang pertama honeymoon period masa awal pandemi. Ternyata setelah sekian lama masa euforia, mangalami crisis period, muncul perasaan yang tidak menyenangkan. Sehingga prediksi saya angkatan kerja mengalami adjustment period, masa mulai sadar, terbuka dengan kondisi baru kita meningkat kembali masa biculturalism period, masa adaptasi penuh,” jelasnya. 

 

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua BNSP Miftahul Aziz menguraikan di era yang tidak biasa ini. Setidaknya ada empat yang menjadi tantangan. Pertama kondisi bonus femografi. Usia produktif yang puncaknya akan terjadi pada sekitar tahun 2024 harus dimanfataakan dan dipersiapkan sebaik mungkin. Setidaknya kita bisa meniru Jepang yang telah berhasil memanfaatkan bonus demografi. 

 

“Kedua adalah tantangan MEA, akan jadi bebas keluar masuk. Ketiga, Industri 4.0. lompatan industri yang tantangannya menuntut kompentensi baru. Keempat adalah Covid 19 yang  tidak bisa melihat secara pesimis, memang cukup berdampak pada ketenangan kerjaan kita. Keadaan seperti ini dunia Industri harus menyesuaikan ternyata berdampak pada terciptanya pengangguran,” paparnya.

 

Lebih jauh dia menjelaskan, untuk membangun satu ekosistem ketenagakerjaan harus optimis, dan meningkatkan kompetensi untuk masuk ke persaingan pasar tenaga kerja. Menurutnya, kalua SDM angkatan kerja pesimis terlebih dahulu untuk bersaing, ujung-ujungnya akan putus asa, sementara pasar kerja membutuhkan SDM yang mulitkompetensi, kolaboratif, dan adaptif terhadap perkembangan yang ada. 

 

“Kita butuh adaptif dan Industri ini terus berubah. Tempat saya kerja membutuhkan hal yang baru. Orang banyak memiliki kompetensi yang berkembang. Komputer dulu ada Dos, sekarang tidak ada lagi yang memakainya. Artinya, ini terus berkembang dan adaptif,” tandasnya. 

 

Selanjutnya, Senior Associate Consultan PPM Management Kumala Insiwi Suryo menekankan untuk menujukkan komitmen yang konsisten dan tanggung jawab pada diri sendiri, serta menetapkan program reskilling dan Upskillling  yang berdampak positif. 


‘Kemudian identifikasi skill gaps, proaktif membangun kebiasaan belajar, dan terus menerus mencari dan menyesuaikan strategi, dan cara yang lebih tepat, dan lebih tepat,” terangnya. 

 

Metode yang harus dilakukan bagi angkatan kerja, menurut Kumala kepada setiap individu melakukan belajar mandiri karena setiap kesempatan adalah pembelajaran, serta menfokuskan pembelajaran pada peningkatan kapabilitas untuk menghasilkan kinerja. 


“Melaksanakan pembelajaran dengan berbagai metode, magang, dan mengikuti program sertifikasi’ jelasnya.


Editor:

Nasional Terbaru