• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Selasa, 14 Mei 2024

Nasional

Perjalanan Lakpesdam, hingga Punya Tiga Mandat dari PBNU

Perjalanan Lakpesdam, hingga Punya Tiga Mandat dari PBNU
Lakpesdam. (Foto: NU Online)
Lakpesdam. (Foto: NU Online)

Tangerang Selatan, NU Online Banten
Hari ini, 7 April 2023, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) berusia 38 tahun. ’’Pada Hari Lahir (Harlah) ke-38, Lakpesdam mengangkat tema ‘Berkhidmat Bersama untuk Kemaslahatan Umat’. Ungkap Ketua Lakpesdam PBNU Gus Ulil (H. Ulil Abshar Abdala). Dalam memperingati harlah kali ini, Lakpesdam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyelenggaran diskusi,’’ ujar Ulfi Ulfiah, pengurus Lakpesdam PBNU saat dihubungi NU Online Banten, Jumat (7/4/2023) malam.


Dihimpun dari sejumlah sumber, embrio lahirnya lembaga ini atas ide KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan dibidani oleh Fahmi D. Syaifuddin yang waktu itu menjabat sebagai salah seorang ketua PBNU. Dalam sebuah kesempatan, Gus Dur yang ketika itu sebagai ketua umum PBNU mengatakan, Lakpesdam dibentuk PBNU dengan misi awal mencetak orang-orang agar program NU berfungsi dengan baik. Lakpesdam diharapkan menciptakan manusia yang layak di kemudian hari dengan membuat pelatihan-pelatihan untuk pengembangan tenaga-tenaga NU. 


Lakpesdam merupakan salah satu ikhtiar NU untuk mengawal deklarasi ”Kembali ke Khittah 1926" seperti diputuskan dalam Muktamar ke-27 di Situbondo pada 1984. 


Pada 6 April 1985, Lakpesdam mendapatkan SK sebagai Lajnah Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan ketua Abdullah Syarwani. Dengan posisi sebagai lajnah, tugas awal yang diembannya berupa pelaksana ad hoc untuk mengawal tugas-tugas PBNU yang perlu ditangani secara khusus dalam bidang pengembangan SDM. Sebagai lembaga baru, Lakpesdam mengalami pasang surut dan bahkan vakum. Karena itu, PBNU turun tangan dengan membentuk tim asistensi PBNU. Upaya ini berhasil dan dalam perkembangan selanjutnya, sejumlah daerah ingin membentuk Lakpesdam seiring operasionalisasi program Lakpesdam yang dirasakan manfaatnya.


Pada Muktamar Cipasung, 1994, statusnya berubah dari lajnah menjadi lembaga. Hal ini semakin memudahkan pembentukan dan pertumbuhannya di wilayah dan cabang NU. Sekarang Lakpesdam ada di hampir seluruh wilayah dan cabang NU. Tugas yang diemban juga semakin berat untuk mendinamisasi organ ke-NU-an di lajnah, lembaga, dan badan otonomnya dalam upaya mengefektifkan organisasi dan mengukuhkan Khittah Nahdliyah.


Tugas sosialisasi pemasyarakatan khittah menjadi agenda utama dan pertama, yang merupakan tugas yang sangat berat. Banyak pengurus yang setengah hati melepaskan diri dari dunia politik. Oleh karena itu, Lakpesdam diandaikan sebagai lokomotif agar gerbong-gerbong NU, baik lajnah, lembaga atau badan otonom bergerak sesuai agenda besar NU. Lakpesdam bertugas melakukan pembenahan ke dalam tanpa menutup ruang untuk membuat terobosan keluar.


Dalam perjalanannya, sebagai lembaga SDM NU, Lakpesdam mampu memberikan kontribusi luar biasa dalam Muktamar NU di Lirboyo. Sebab, menjadi penggerak komunitas NU yang tidak terjebak dengan permainan catur politik praktis selama muktamar.


Pada 1988-1990, di daerah terdapat dua cabang Lakpesdam, yang disebut Balai Latihan Pengembangan Masyarakat (BLPM-Lakpesdam), yaitu di Surabaya dan Ujung Pandang. Beberapa proyek rintisan awal berupa peternakan itik di Karanganyar (Purbalingga), peternakan lele di Jakarta Utara, dan penggemukan sapi di Gunung Kidul. Di lingkungan internal NU, Lakpesdam melaksanakan antara lain Program Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK) dan pengkaderan melalui Latihan Kepemimpinan dan Manajemen NU (LKM-NU), latihan pelatih untuk pengembangan SDM, dan latihan motivator untuk pengembangan masyarakat.


Program lain yang menjadi kebanggaan dan berlangsung sampai sekarang adalah program dokumentasi dan informasi NU dalam bentuk perpustakaan, yang awalnya menyatu dengan Kantor Lakpesdam NU dan sempat pindah ke gedung PBNU It 2. ‘’Kini di Jalan Haji Ramli No 20 A Tebet Menteng Dalam Jaksel,’’ imbuh Ulfi. 


PPWK merupakan salah satu peran penting yang dilakukan Lakpesdam NU dalam upaya pemberdayaan internal NU. Program ini dimaksudkan bagi para kiai muda agar memiliki kepekaan sosial yang tinggi, mampu merumuskan masalah masyarakatnya, bisa mencari pemecahan dana, memberikan pemahaman keislaman secara komprehensif, peka terhadap realitas sosial serta mampu menjawab tantangan zaman. Para peserta ini selanjutnya melakukan halaqah di tempatnya masing-masing. Banyak peserta PPWK ini yang kemudian menjadi pemimpin NU di tingkatnya masing-masing.


Dalam pemberdayaan masyarakat, Lakpesdam tidak secara langsung berdiskusi dengan masyarakat, tetapi memfungsikan pihak lain yang dekat dengan masyarakat seperti kiai dan lembaga pesantren. Pekerjaan ini mengasumsikan kemitraan antara LSM dengan masyarakat dan diharapkan membantu dalam pengambilan keputusan dan penerapannya. Dalam konteks ini, peran Lakpesdam lebih sebagai fasilitator dari pada pelaku. Lakpesdam juga melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak. Dan, kerja sama dengan funding agency kali pertama dilakukan antara 1986-1987.


Perjalanan tak singkat dijalani Lakpesdam. Maret 2023, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nusron Wahid saat serah terima jabatan kepengurusan Lakpesdam PBNU masa khidmat 2015-2021 kepada kepengurusan masa khidmat 2022-2027 di Aula Lantai 4 Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Jalan Taman Amir Hamzah, Matraman, Jakarta, menyampaikan bahwa ada tiga mandat PBNU yang diberikan kepada Lakpesdam.


Pertama, PBNU memberikan mandat untuk melanjutkan kerja sebagai gerakan masyarakat sipil dan kajian keislaman kritis kepada Lakpesdam. Karenanya, Lakpesdam diuji dengan keberaniannya dalam mengkritisi berbagai isu yang tengah berkembang di tengah masyarakat.


Kedua, mandat pelaksana kaderisasi di lingkungan NU. Model kaderisasi ini mengintegrasikan Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) dan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) menjadi satu model sendiri berjenjang dan menampung kaderisasi di badan otonom.


Ada tiga jenjang kaderisasi yang digunakan saat ini; tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat nasional. Kaderisasi tingkat dasar yang mengakui PKPNU dan MKNU digunakan sebagai persyaratan di tingkat majelis wakil cabang (MWC) dan ranting.


Mandat ketiga adalah pengembangan sumber daya manusia. Hal ini, menurutnya, belum tersentuh oleh kepengurusan Lakpesdam sebelumnya.


Saat ini, Lakpesdam digawangi oleh H Ulil Abshar Abdalla yang akrab disapa Gus Ulil. Di antara yang dilakukan di bidang intelektual, sebagaimana diberitakan NU Online, Lakpesdam dapat mulai membuat bimbingan belajar bagi pelajar SMA supaya bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Juga beasiswa kursus bahasa Inggris agar santri dan pelajar NU dapat menempuh studi di perguruan tinggi terbaik di dalam negeri maupun luar negeri. Sebab, lanjutnya, ada 2.100 kursi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) hanya 950-1.100 yang terpenuhi. Hal ini disebabkan banyak peserta yang tidak memenuhi syarat minimum kemampuan berbahasa Inggrisnya.


Nakhoda Lakpesdam NU dari Masa ke Masa:
1. Abdullah Syarwani (ketua) 1985-1988
2. M.M. Billah (ketua) 1988-1989
3. H.M. Said Budairy (direktur) 1989-1994
4. H. Abas Mu’in (ketua) 1994-1996 
5. Lukman H. Syaifuddin (ketua) 1996-1999 
6. Helmy Ali (ketua) 1999-2004 
7. Nasihin Hasan (ketua) 2004-2010 
8. Yahya Maksum (ketua) 2010-2015 
9. Rumadi Ahmad (Ketua) 2015-2021
10. Ulil Abshar Abdalla (Ketua) 2022-2027


Pewarta: Singgih Aji Purnomo


Nasional Terbaru