• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Simak, Ini Cara Cepat Menjadi Wali

Simak, Ini Cara Cepat Menjadi Wali
Waketum PBNU KH Zulfa Mustofa di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Manyar, Lamongan, Jatim, Ahad (21/1/2024). (Foto: NUO/Muhammad Nur Rofiq)
Waketum PBNU KH Zulfa Mustofa di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Manyar, Lamongan, Jatim, Ahad (21/1/2024). (Foto: NUO/Muhammad Nur Rofiq)

Banten, NU Online Banten

Mau tahu tips cepat menjadi wali atau kekasih Allah? Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengatakan, cara cepat menjadi wali adalah dengan mengajar ngaji sebagaimana yang dilakukan para kiai Nahdlatul Ulama (NU) selama ini. Demikian disampaikannya saat Peringatan Haul ke-34 KH Abdul Mu’thi dan KH Mohammad Ihsan di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Manyar, Sekaran, Lamongan, Jawa Timur, Ahad (21/1/2024). 



Pada kesempatan itu, Kiai Zulfa juga menyampaikan, NU merupakan organisasi Islam yang memiliki ulama paling banyak dan lengkap. Para ulama di lingkungan NU dikenal sebagai ahli wirid dan riyadhah.  "Kiai-kiai semacam ini di Nahdlatul Ulama jumlahnya sangat banyak. Sampai tingkat kecamatan hingga desa itu sangat banyak, kiai-kiai keramat yang doanya mustajabah sampai sekarang," ungkapnya seperti dilansir NU Online.



Bahkan, lanjutnya, para ulama ahli wirid dan riyadhah di kalangan NU itu sering kali tak dikenal masyarakat. Padahal, para ulama tersebut adalah orang yang doanya mustajabah. Meski demikian, ulama yang paling banyak di Nahdlatul Ulama adalah mereka yang bergerak di dunia pendidikan. Misalnya dengan mendirikan pesantren dan madrasah. 



"Ulama yang dikatakan keramat adalah ulama yang mengajar mengaji secara istikamah sampai sepanjang hidupnya meskipun dengan gaji yang sangat kecil. Salah satu cara jalan yang paling cepat menjadi wali adalah duduk mengajar mengaji di madrasah. Makanya wali paling banyak adalah dari jalan jalur mengajar mengaji,” terangnya.



Para ulama yang bergerak di bidang pendidikan dengan mendirikan pesantren dan madrasah itu adalah mereka yang membuat anak-anak generasi NU bisa membaca Al-Qur’an dan memiliki tata krama.’’Pelajaran dari huruf hijaiyah, makharijul huruf, (kitab) Akhlak Lil Banin. Dari sinilah anak-anak kita kemudian bisa membaca Al-Qur'an, paham sopan santun dan tata krama,” tuturnya.


Sekadar diketahui, Peringatan Haul ke-34 KH Abdul Mu’thi dan KH Mohammad Ihsan di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Manyar juga dihadiri oleh KH Muhammad Toha dari Gresik, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Babat KH Makmun Afandi, dan Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang NU Sekaran KH Abu Na’im. 

 


’’Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kedatangan para tamu undangan. Semoga dalam majelis haul ini, pondok pesantren mendapatkan keberkahan dan kebermanfaatan ilmu bagi para santri-santriwati,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Ihyaul Ulum KH Nurul Utsman. (Muhammad Nur Rofiq)


Nasional Terbaru