• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Warisan KH Hasyim Asy'ari, Ngaji Shahih Bukhari dan Muslim saat Ramadhan

Warisan KH Hasyim Asy'ari, Ngaji Shahih Bukhari dan Muslim saat Ramadhan
Suasana ngaji Kitab Shahih Muslim di Masjid Pesantren Tebuireng, Senin (18/3/2024). (Foto: NU Online/Syarif)
Suasana ngaji Kitab Shahih Muslim di Masjid Pesantren Tebuireng, Senin (18/3/2024). (Foto: NU Online/Syarif)

Banten, NU Online Banten

Pada tahun ini, 1445, dalam hitungan Hijriah, Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari telah wafat 77 tahun yang lalu. Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) tersebut wafat pada 7 Ramadhan 1366 H di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dan dimakamkan di barat masjid. Warisan KH Hasyim Asy'ari hingga saat ini masih bisa dilihat dan dirasakan manfaatnya. 



Lahir pada 24 Dzulqa’dah 1287 atau 14 Februari 1871, KH Hasyim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebuireng pada 1899 dan 1926 mendirikan NU. Dua karya besar ini, semakin hari terus menunjukkan progres positif di tengah kemajuan teknologi dan zaman. 

 


Menurut Ketua Pondok Tebuireng putra Ustadz Slamet Habib, Pesantren Tebuireng sudah memiliki 19 cabang di seluruh Indonesia. Beberapa daerah yang telah berdiri cabang Pesantren Tebuireng, antara lain di Pandeglang dan Kabupaten Serang, Banten; Indragiri Hilir, Riau; serta Rejang Lebong, Bengkulu. Tebuireng mengalami perkembangan cukup pesat dengan mendirikan belasan cabang di era KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.



"Santri Tebuireng tersebar dari berbagai wilayah. Ada ribuan di pondok putra. Saya di Tebuireng mulai era KH Yusuf Hasyim, lalu KH Salahuddin Wahid hingga saat ini KH Abdul Hakim Mahfudz," jelasnya, Senin (18/3/2024). 



Menurutnya, Pesantren Tebuireng memiliki prinsip dasar yang harus dipahami dan diresapi oleh seluruh santri Tebuireng. Yaitu ikhlas, jujur, bertanggung jawab, kerja keras, dan tasamuh.  Lembaga pendidikan di Tebuireng yang fokus pada kajian keagamaan dan kitab kuning yaitu Madrasah Mu'allimin dan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari. Dua lembaga pendidikan ini memberikan beasiswa hingga jenjang strata dua. 

 


Ada juga lembaga pendidikan lain yaitu SDI, SMP A Wahid Hasyim, SMA A Wahid Hasyim, MTs Salafiyah, MA Salafiyah, MTs Sains, SMP Sains, SMA Sains, dan SMK.  "Saya di Tebuireng niat tabarukan saja. Karena sosok KH Hasyim Asy'ari itu luar biasa," imbuhnya sebagaimana dilansir NU Online



Salah seorang pengurus Pesantren Tebuireng A Fikri menambahkan, sosok KH Hasyim Asy'ari juga memiliki warisan berupa kitab-kitab yang masih bisa dikaji hingga saat ini. Seperti Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah, Adabul Alim wa Muta'alim, Dhau' al-Misbah, dan lain sebagainya. 



Sedangkan kegiatan ngaji di era KH Hasyim Asy'ari dan berlangsung hingga saat ini adalah ngaji kitab Shahih Bukhari-Muslim. Tahun 1445/2024 kitab Shahih Muslim dibacakan oleh KH Abdul Aziz Sukarto.  "Ngaji Kitab Shahih Muslim dilakukan di serambi masjid Tebuireng. Bisa diikuti oleh umum. Bisa ngaji offline dan online di akun Youtube Tebuireng Live," ungkapnya. 


Di era KH Hasyim Asy'ari, kakek KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut rutin membaca Kitab Shahih Muslim dan Bukhari saat Ramadhan. Beberapa tokoh yang pernah melanjutkan perjuangan Kiai Hasyim yaitu KH Habib Ahmad, KH Syansuri Badawi, dan Kiai Idris Kamali. Metode ngajinya, setahun Shahih Bukhari, setahun besoknya lagi Shahih Muslim.


"Setiap yang ngaji Shahih Muslim hingga khatam nanti bisa meminta lembaran sanad hingga KH Hasyim Asy'ari. Lembaran ini dikeluarkan oleh Majelis Ilmi Pondok Pesantren Putra Tebuireng," kata Fikri. 



Selain Ramadhan, Kitab Shahih Bukhari-Muslim dikaji secara intensif di Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng. Mahasantri Ma'had Aly Hasyim Asy'ari juga diminta menghafalkan hadis dari Shahih Bukhari-Muslim. "Kita diminta menghafalkan puluhan hadis Shahih Bukhari-Muslim sebagai syarat wisuda," ungkapnya. (Syarif Abdurrahman)


Nasional Terbaru