• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 2 Mei 2024

NU-Preneur

Mengalir dari Kakek, Belasan Tahun Melayani Pijat dan Refleksi

Mengalir dari Kakek, Belasan Tahun Melayani Pijat dan Refleksi
Sabar, tekun, dan jujur. Itulah yang dijalani oleh Asep di dunia pijat dan refleksi. (Foto: NU Online Banten/Ade Adiyansah)
Sabar, tekun, dan jujur. Itulah yang dijalani oleh Asep di dunia pijat dan refleksi. (Foto: NU Online Banten/Ade Adiyansah)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Namanya Asep. Pria yang satu ini mulai merintis usaha pijat dan refleksi pada 2011. Nama usahanya, Bugar. Lokasinya, Jalan Kavling Keuangan No 128, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

Dia tidak sendiri. Bersama sejumlah saudaranya, dia ajak mengelola. Dananya dari pemodal. ’’Dari awal, saya yang merintis usaha ini. Sampai saat ini hampir 11 tahun masih bertahan di usaha pijat dan refleksi ini,’’ ujarnya, Selasa (23/5/2023).

Ditambahkan, sistemnya bagi hasil. Dia mencontohkan refleksi full body dibanderol Rp 80 ribu, ini dibagi dua. Dibuat terapis Rp 40 ribu dan buat yang modalin Rp 40 ribu.’’Untuk sewa kios, listrik, gas, uang sampah serta minyak urut cream zaitun bulanan itu ditanggung oleh yang modalin,’’ imbuhnya.

Dijelaskan, untuk modal awal membeli peralatan dari matras tempat untuk pijat dan refleksi, kursi, meja, dan lain-lain Rp 15 juta.’’Ini di luar pembayaran untuk sewa kios atau tempat,’’ ucap bapak 3 anak asal Kabupaten Pandeglang itu.

Pria kelahiran Babakan Kalanganyar, Warubanu, Pandeglang, pada 1986 itu mengaku, saat ini sudah balik modal dan sekarang sudah bisa menikmati hasil dari usaha terapi pijat dan refleksi. ’’Hasilnya, untuk ngirim uang ke istri di kampung. Hasil per bulan dari usaha ini, pendapatan kotor bisa sampai Rp 12 juta. Dari 12 juta ini nanti dipotong untuk biaya kontrakan per bulan Rp 3 juta jadi. Sisa 9 jt, tinggal dibagi 2; antara saya pengelola dan yang modalin,’’ ujar praktisi Jam’iyah Ruqyah Aswaja an Nahdliyah itu.

Ayah dari Muhammad Kahfi Alfajri, Muhammad Hisyam Alfajri, dan Muhammad Hasyim Alfajri, itu bercerita, dia belajar pijat dari kakeknya.’’Kakek saya ini dukun patah tulang di kampung. Suatu ketika, saya diajak orang merantau ke Bandung untuk dilatih pijat dan refleksi selama 1 bulan,’’ imbuh suami Surti itu.

Karena punya basic dan diajari kakeknya, Asep cepat menyerap ilmu yang diajarkan.’’Alhamdulillah setelah dinyatakan bisa dan lulus mengenai pijat dan refleksi, saya langsung kerja ke Depok, Jawa Barat. Dan tak lama kemudian, ikut teman di daerah Cipanas dan Cianjur, Jawa Barat. Setelah itu pindah kerja di Pamulang. Lalu terakhir insyaallah di sini, Kedaung, Pamulang,’’ ujarnya.

Jika dihitung dari awal merantau, sudah sekitar 15 tahun. Asep sejauh ini ingin istiqamah usaha di bidang pijat dan refleksi. Dia juga sering mengupdate pengetahuan seputar pijat dan refleksi.

’’Saya pernah ikut waktu Dinkes yang mengadakan pelatihan pijat di Pamulang. Ini untuk menambah wawasan keilmuan tentang pijat serta refleksi resmi dan mendapatkan sertifikat dari Dinkes,’’ tambahnya.

Dari jaringan JRA, dia juga menambah ilmu dan wawasan. ’’Keilmuan dari JRA juga penting dipertahankan dan dilestarikan karena warisan para ulama-ulama NU,’’ ungkap santri KH Hambali Miftahul Asror Kadomas, Pandeglang, itu.

Meski sudah jalan, Asep ke depan ingin mengembangkan lagi usaha pijat dan refleksi ini. ’’Bagi yang ingin benar-benar belajar pijat dan refleksi, silakan. Saya siap ajarkan asal bersungguh-sungguh. Juga ingin punya cabang usaha pijat dan refleksi,’’ tambahnya

Baginya, apa yang ditekuninya dapat diikuti yang lain. ’’Menghasilkan asalkan kita sabar, tekun, serta jujur ini yang menjadi kunci keberhasilan dalam bidang usaha apapun termasuk usaha yang sedang saya jalankan sekarang ini,’’ terangnya.

Pewarta: Ade Adiyansah


NU-Preneur Terbaru