Santri Harus Punya Semangat Jaga Harkat-Martabat yang Dijunjung Ulama
Rabu, 9 Oktober 2024 | 10:18 WIB
Jogjakarta, NU Online Banten
Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) KH Mas’ud Masduki mengatakan, santri harus memiliki semangat dalam menjaga harkat dan martabat yang telah lama dijunjung tinggi oleh para ulama. "Santri diharapkan tetap menjaga kesetiaan pada nilai-nilai luhur Islam yang diajarkan oleh para ulama. Semangat dalam belajar, kesungguhan dalam mengamalkan ilmu, dan sikap hormat kepada guru dan ulama adalah bagian dari karakter utama yang harus dipertahankan. Ini menjadi landasan bagi santri untuk terus berkontribusi dalam memajukan bangsa dan negara," tuturnya pada diskusi yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU, PW Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) DIJ bertema Bebas Bullying, Sehat Jiwa Raga, Indonesia Digdaya di Kantor PWNU DIJ, Jl MT Haryono Nomor 40 Suryodiningratan, Mantrijeron, Jogjakarta, Ahad (6/10/2024).
Dalam Diskusi Kesehatan Mental untuk memperingati Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober dan Hari Kesehatan Mental yang diperingati tiap 10 Oktober itu, Kiai Mas’ud juga menegaskan pentingnya komitmen terhadap kemajuan, baik dalam bidang keagamaan maupun sosial, ekonomi, dan pendidikan. "Santri harus menjadi generasi yang berperan aktif dalam pembangunan dan perubahan positif di tengah masyarakat," katanya.
Santri, lanjutnya, perlu memadukan ilmu pengetahuan dengan moralitas yang tinggi.’’Sehingga mampu menghadapi tantangan zaman dan membawa kemajuan bagi bangsa dan negara tanpa melupakan akar spiritualnya,’’ imbuhnya dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online, Senin (7/10/2024).
Sekadar diketahui, seremonial kick off rangkaian Hari Santri Nasional 2024 di DIJ dilakukan dengan tabuhan rebana oleh Rais Syuriah PWNU KH Mas'ud Masduki, Wakil Sekretaris PWNU Gugun Elguyani, Ketua PW Fatayat NU DIJ Maryam Fithriati, Ketua PW IPNU DIJ Didi Manarul Hadi, dan Ketua PW Ansor DIJ Abdul Muiz. Acara ditutup dengan doa oleh Kiai Mas'ud Masduki.
Sedangkan Ketua Panitia Umi Maryam mengatakan, kegiatan ini untuk membangun kesadaran para santri terhadap fenomena perundungan (bullying) dan mengetahui regulasi yang dapat membantu dalam menghadapi situasi itu.
Acara yang menghadirkan 150 peserta santri perwakilan pesantren se-Jogjakarta dan pelajar di lingkungan LP Ma’arif NU itu, diharapkan mampu mengedukasi para peserta mengenai pentingnya kesehatan mental dan cara menghadapi perundungan.
“Kami berharap para santri bisa memahami dampak buruk bullying serta memiliki regulasi diri yang baik dalam menghadapinya, sehingga lingkungan santri di Jogjakarta bisa lebih sehat secara jiwa dan raga,” ujar Umi, dilansir NU Online.
Diskusi menghadirkan sejumlah narasumber. Ketua Kesehatan Mental Indonesia Hena Rustiana, Dosen dan Psikolog Elya Marfu'atun, serta perwakilan dari Dinas Kesehatan DIJ Riesta Yasinta, dipandu Apoteker Putri Dina Mahera. (*)
Editor: Izzul Mutho
Terpopuler
1
Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera
2
AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung
3
Jadi Kader IPNU-IPPNU Butuh Semangat dan Istiqamah
4
Sopian Terpilih sebagai Ketua PAC Ansor Banjarsari, Baehaqi Jadi Nakhoda Malingping
5
AKN NU sebagai Ikhtiar Lahirkan Pemimpin NU Masa Depan
6
Kader Fatayat Diharap Konsisten Semangat
Terkini
Lihat Semua