• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 3 Mei 2024

Opini

HSN 2023

Dari Musabaqah Qiraatil Kutub yang Digelar LBM dan RMI PCNU Tangsel

Dari Musabaqah Qiraatil Kutub yang Digelar LBM dan RMI PCNU Tangsel
Animo peserta musabaqoh qiraatil kutub secara online menggembirakan. (LBM Tangsel for NUOB)
Animo peserta musabaqoh qiraatil kutub secara online menggembirakan. (LBM Tangsel for NUOB)

PADA Sabtu, 21 Oktober 2023, santri perwakilan dari puluhan pesantren di wilayah Jabodetabek unjuk kompetensi pada perlombaan Musabaqh Qiraatil Kutub (MQK) yang diadakan secara online. Acara tahunan ini diinisiasi dan diselenggarakan oleh Lembaga Bahtsul Masail (LBM) dan Rabithah Ma'ahidil Islamiyah (RMI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang Selatan. Acara yang tidak dipungut biaya oleh penyelenggara tersebut mampu menarik animo para santri untuk menampilkan sisi keilmuan dan kamahiran baca kitab kuning kosongan di hadapan dewan juri.

 


Pada kesempatan MQK tahun ini, utamanya pada tingkat aliyah, yakni lomba baca kitab Fathul Qarib, lonjakan pesertanya dua kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 58 peserta tampil secara bergiliran masuk di ruang zoom meeting dengan persiapan yang cukup baik, dengan bukti banyaknya santri yang dinilai piawai dan lancar membaca teks kitab kosongan sekaligus menjelaskan isinya yang muncul di layar sesuai posisi teks yang harus dibaca (maqro') yang telah dewan juri tentukan.

 


Ada empat cabang perlombaan, pertama tingkat tsanawiyah berupa lomba baca kitab Safinah an-Najat karya Syekh Salim bin Sumair al-Hadhrami. Kedua, tingkat aliyah, yakni lomba baca kitab Fathul Qarib karya Syekh Muhammad Ibnu Qasim Al-Ghazi. Ketiga, tingkat mahasiswa, kitab yang dilombakan adalah kitab Bidayah al-Mujtahid karya Ibnu Rusyd, dan terakhir, untuk kalangan umum berupa lomba hafalan 40 hadits Arba'in Nawawiyah.


Penilaian MQK sendiri mencakup kelancaran bacaan beserta intonasi (qiraat dan waqf), kaidah gramatika bahasa Arab. Diukur pada penguasaan ilmu nahwu dan sharaf. Sedangkan penilaian yang ketiga terkait pemahaman teks yang dibaca (fahm al-maqru').

 


Setelah tampil, setiap peserta mendapat empat sampai lima butir pertanyaan dari juri. Meliputi kaidah nahwu, sharaf, serta fahm al-maqru'. Animo dan persaingan dari 58 peserta cukup tampak dalam merebutkan posisi 1, 2, dan 3. Jumlah nilainya pun banyak yang imbang di posisi 7 besar, sehingga sulit bagi dewan juri untuk menentukan juaranya. Proses penjurian juga cukup lama dari penyelenggaraan sebelumnya, dimulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

 


Antusias jumlah peserta yang semakin bertambah dan luar biasa ini tentu menjadi angin segar akan geliat kajian kitab kuning yang terus diminati, khususnya di perkotaan di tengah-tengah gempuran pengaruh pergaulan luas dan modernitas, serta adanya peluang besar akan terus adanya generasi ulama yang kompeten di dalam dirasat islamiyah melalui kitab kuning.

 

Semoga.

 


Moh Zainul Arif, Sekretaris LBM PCNU Tangsel


Opini Terbaru