Tangerang Selatan, NU Online Banten
Sastrawan Jamal D Rahman mengatakan, Asrul Sani sejak muda sudah menjadi tokoh hebat dan konseptor yang luar biasa, terutama dalam penyusunan Surat Kepercayaan Gelanggang. Menurutnya, ketika menyusun surat tersebut, Asrul Sani masih sangat muda, tetapi sudah memiliki pandangan yang luar biasa.
"Kita ingat polemik kebudayaan Indonesia, Sutan Takdir Alisjahbana memandang kita harus mengadopsi barat sepenuhnya. Sementara Ki Hajar Dewantara sebaliknya harus mengadopsi timur," ujarnya dalam seminar Peran Lembaga Kebudayaan Islam dalam Membentuk Wajah Sastra dan Drama Bernapas Islam di Indonesia pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Teater Prof Muhammad Yunus, Lantai 3 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Tangerang Selatan, Senin (27/5/2024).
Dia menjelaskan, dalam polemik kebudayaan, terdapat pemisahan yang tegas antara barat dan timur. Asrul Sani adalah generasi paling muda di antara mereka yang berdebat dalam polemik tersebut dan menawarkan pemikiran yang sangat keren, yaitu bahwa mereka adalah ahli waris kebudayaan dunia.
"Jadi dalam pandangan Asrul Sani, Sutan Takdir Alisjahbana hanya menjadi pewaris kebudayaan barat, sementara Sanusi Pane, Ki Hajar Dewantara hanya mau menjadi pewaris kebudayaan timur," terangnya, seperti dalam rilis yang dikirim Malik Ibnu Zaman, Jumat (31/5/2024).
Ditambahkan, Asrul Sani tampil di tengah-tengah.’’Kami adalah ahli waris kebudayaan dunia, kami wakili, semua mau apa, kira-kira begitu. Itu sangat cemerlang. Namun sayang, di panggung pemikiran kebudayaan Indonesia tidak mendapatkan tempat," pungkasnya.
Seperti diketahui, Asrul Sani lahir di Rao, suatu daerah di sebelah utara Sumatra Barat, pada 10 Juni 1926. Salah seorang sastrawan pelopor Angkatan 45 itu meninggal di Jakarta, 11 Januari 2003. Bersama dengan Chairil Anwar dan Rivai Apin, dia dianggap sebagai trio pembaharu puisi Indonesia.
Dilansir NU Online, Asrul Sani merupakan seorang tokoh sastrawan yang juga masyhur di dunia perfilman Indonesia. Bersama Usmar Ismail, Djamaluddin Malik, dan tokoh-tokoh lainnya, dia ikut mendirikan Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU). (*)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Asyura
2
Katib Syuriyah PWNU Banten: PD-PKPNU Menguatkan Silaturahim dan Sinergitas
3
Ketum PBNU: Butuh Konsolidasi Gerakan untuk Mencapai Kemaslahatan
4
Pengunjuk Rasa soal ODOL Sempat Ditangkap, Ini Kata Ketua PBNU
5
Demo soal ODOL, Minta Payung Hukum bagi Sopir
6
Ini Pangkal Polemik ODOL Menurut Konfederasi Sarbumusi
Terkini
Lihat Semua