• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 4 Mei 2024

Tokoh

KH Abdul Kabier, Perintis Pondok Pesantren Nur El Falah Kubang, Petir, Kabupaten Serang (1)

Mondok di 40 Pesantren, setelah Ngaji ke Mbah Hasyim Tiga Tahun, Kiai Kabier Disuruh Pulang

Mondok di 40 Pesantren, setelah Ngaji ke Mbah Hasyim Tiga Tahun, Kiai Kabier Disuruh Pulang
Makam KH Abdul Kabier (kiri) di dalam Pondok Pesantren Nur El Falah Kubang, Petir, Kabupaten Serang. (Foto: NUOB/Ade Adiyansah)
Makam KH Abdul Kabier (kiri) di dalam Pondok Pesantren Nur El Falah Kubang, Petir, Kabupaten Serang. (Foto: NUOB/Ade Adiyansah)

PAGI itu aktivitas Pondok Pesantren Nur El Falah cukup ramai. Aktivitas pelajar begitu terlihat. Pesantren ini terletak di Kubang, Kubang Jaya, Petir, Kabupaten Serang, Banten. Relatif mudah mencapai pesantren yang dirintis oleh KH Abdul Kabier, santri Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Dari keluar pintu tol Tunjung Teja, hanya sekitar 9 menit. Letak pesantren tepat di Jalan KH Abdul Kabier Km 2. Gedung area pesantren dan pendidikan berada di kiri dan kanan jalan yang ramai.

 


Nama Kiai Kabier memang begitu terkenal di Banten, terutama Kabupaten Serang. Kiai yang satu ini dapat dibilang multitalenta. Pejuang ikut melawan penjajah, ulama, politisi, dan pernah jadi wedana—sejenis jabatan pemerintahan waktu itu yang wilayah kekuasannya di atas camat di bawah bupati.

 


’’Nama Kiai Kabier diabadikan untuk nama jalan di sini. Ini dari keluar tol tadi. Panjang jalannya mungkin ada 5 km,’’ ujar KH Ahmad Yury Alam Fathullah, generasi ketiga atau cucu dari Kiai Kabier kepada NU Online Banten (NUOB), Selasa (15/8/2023).

 


Kiai Kabir lahir pada 16 Januari 1916 di Kadugenap, Petir, Kabupaten Serang, dari pasangan Hj Kanah dan H Marjuk, termasuk tokoh setempat. Awalnya Abdul Kabier bernama Jaya Sunawiri. Oleh gurunya, KH Gozali dan KH Juhri, sewaktu belajar di Madrasah Cigodeg, Petir, diganti nama menjadi Abdul Kabier. ’’Kecerdasannya cukup menonjol. Mondok ke Tebuireng juga atas saran Kiai Gozali dan Kiai Juhri. Keduanya ngaji di Makkah. Keduanya yang merekomendasikan agar ngaji dengan Mbah Hasyim,’’ imbuhnya.

 


Saat umur 4 tahun, ayah Kabier meninggal dunia. Tapi, keinginan ibunya agar Kabier tetap belajar dan menjadi ulama sangat kuat. Apalagi mendapat dukungan dari kakeknya, H Jarman, dan pamannya, H Raman, yang saat itu menjadi kepala Desa Sindang Sari. Setelah menyelesaikan Sekolah Rakyat di Tunjung, Kabier melanjutkan ke HIS. Namun, sebelum tamat, ibunya memintanya untuk menimba ilmu ke pesantren.

 


Pesantren ini, lanjut Gus Yury—sapaan pria yang telah merampungkan S2 dan S3-nya di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung--, termasuk tertua di Kabupaten Serang. ’’Dulu Namanya tentu belum Nur El Falah Kubang. Dirintis kakek, sekitar 1940-an, sepulang dari mondok di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, yang diasuh oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Hanya tiga tahun. Setelah itu diminta pulang oleh Mbah Hasyim-- Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari--,’’ imbuh Gus Yury diamini adik kandungnya, Gus Royhan Imamul Muttaqin, sembari menghisap sebatang rokok berbungkus putih.

 


Kiai Kabier yang makamnya berada di dalam area pesantren, imbuh Gus Yury yang S1-nya diselesaikan di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, itu—tak hanya menimba ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Seperti di Warung Gunung, Ciomas, Kabupaten Serang yang diampu KH Idris. ’’Puluhan pesantren. Sekitar 40 pesantren. Di Buntet, Garut, Purwakarta. Termasuk di Tebuireng,’’ imbuh pria yang mengenakan baju koko lengan panjang warna putih, peci hitam dipadu sarung warna gelap itu.

 


Pada 1940, Kabier menikah dengan Syukraeni, putri Kepala Desa Kadugenap, H Sadari. Dari perikahan tersebut dikaruniai 12 anak. Hj Robiatul Adawiyah, Hj Bahirah, Sodru Syahid, KH Ito Athoillah, KH Idy Faridy Hakim, Tuty Siti Ratnuti, AM Dasturi, dan KH Ubaidillah Kabier. Selain itu, Dail Ma’ruf, Ida Mudzakirotul Ummah, Dail Umamil Asri, dan Shofa Raunda Shofro. KH Idy Faridy Hakim merupakan ayah dari Gus Yury dan Gus Royhan. (Ade Adiyansah/M Izzul M/Bersambung)


Tokoh Terbaru