• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 25 April 2024

Ubudiyyah

Gus Jazil: Puasa Jadi Alat Detoksifikasi Diri dari Tabiat Buruk

Gus Jazil: Puasa Jadi Alat Detoksifikasi Diri dari Tabiat Buruk
Gus Jazil melakukan talkshow soal puasa, Selasa (13/4).
Gus Jazil melakukan talkshow soal puasa, Selasa (13/4).

Jakarta, NU Online Banten

Puasa memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah menghilangkan ‘racun-racun’ atau tabiat buruk di dalam tubuh.

 

Wakil Ketua MPR yang juga Koordinator Nasional Nusantara Mengaji Dr Jazilul Fawaid SQ MA mengatakan, puasa adalah alat peredam diri, stabilizer emosi atau detoksifikasi spiritual.

 

”Puasa itu menghilangkan racun-racun setan. Jadi kita ini sedang melakukan detoksifikasi untuk pembersihan diri dari hawa nafsu setan, tabiat buruk, marah, apa saja yang tabiat buruk. Nanti setelah 30 hari ini diharapkan dia bersih, itu namanya Idul Fitri. Kita puasa kok nggak hilang racunnya, ya ini ada yang salah ketika berpuasa. Kita harus belajar lagi tentang rahasia dari puasa. Kata Nabi ada sebagian orang berpuasa itu hanya mendapat lapar dan haus karena salah metode berpuasanya,” kata Gus Jazil dalam talkshow bertajuk Bingkai Sabar dan Tawakkal yang digelar Nusantara Mengaji bekerjasma dengan RRI di Jakarta, Selasa (13/4).

 

Menurut Wakil Rais Syuriyah PCNU Tangsel ini, puasa bisa menjadi obat penyakit jiwa seperti perasaan sombong, tamak, rakus, iri hati, suka marah atau emosi yang sering terganggu. Puasa adalah meninggalkan keinginan atau menahan diri (imsak) untuk tidak makan, minum dan berhubungan seksual. Jika sebelum Ramadhan bisa melakukan semuanya maka ketika Ramadhan orang Islam diwajibkan untuk menahan diri. “Ada yang mengatakan bahwa puasa itu alat pengendalian diri terbaik. Membebaskan dirinya dari semua tekanan itu puasa, dan itu diakui oleh semua, bukan hanya muslim,” tuturnya.

 

Dikatakan Gus Jazil- sapaan akrab Jazilul Fawaid- puasa diajarkan sejak zaman Nabi Adam sampai Rasulullah Muhammad SAW. Nabi Adam AS melakukan puasa setiap Jumat. Sementara Nabi Daud sehari puasa sehari tidak. Ada puasa seperti Nabi Yunus yakni ketika berada di dalam perut ikan. Sementara Nabi Yusuf setelah diangkat menjadi menteri perbandaran negara, selalu berpuasa dengan tujuan agar merasakan lapar atau sengsaranya orang miskin.

 

“Puasa itu adalah alat untuk menyucikan diri. Meninggikan spiritual itu dengan berpuasa. Kalau kita lihat puasa dari nabi yang satu ke nabi yang lain sampai ke Rasulullah, aturan-aturannya ataupun ke sunah-sunahnya, mungkin intinya adalah menahan. Puasa yang seperti kita dalam pengertian puasa Ramadan yang diwajibkan itu imsak, menahan diri untuk tidak makan, minum, dan hubungan seksual dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari,” katanya.

 

Tidak hanya di dalam Islam, di tradisi Indonesia apa yang disebut Sumpah Palapa pada zaman Majapahit, Gadjah Mada juga berpuasa dengan tidak akan makan enak sebelum Nusantara bersatu.

 

Dikatakan Gus Jazil, dalam kehidupan ini akan selalu dihadapkan pada berbagai persoalan. Maka, cara atau metode dalam Islam agar bisa terhindar dan keluar dari masalah adalah dengan bersabar dan sholat. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 45, Allah SWT memerintahkan untuk menjadikan sabar dan salat sebagai penolong.

 

“Wastainu bissobri wassholah. Hendaklah kamu bersabar. Yang dimaksud dengan sabar itu menahan dan cara untuk menahan dan mengendalikan diri yang efektif adalah puasa. Suami istri kok suka bertengkar di rumah maka berpuasalah,” katanya.

 

Di dunia modern, cara ini memang kurang populer. Banyak anak muda zaman sekarang yang kerap kali mencari pelampiasan untuk menghilangkan stres atau keluar dari masalah dengan cara pergi ke diskotek dan lainnya.

 

“Justru dengan mengikuti semua keinginannya itu dia malah menemukan kebuntuan makanya puasa itu sebenarnya mengkontrol keinginan. Karena itu, metode yang diajarkan dalam Islam yaitu dengan puasa dan sholat,” tuturnya.

 

Menurutnya, puasa itu seolah memang menyakiti diri karena ada beberapa larangan, tapi ada manfaat yang luar biasa untuk menguatkan diri. Puasa adalah menahan diri untuk menikmati. Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kenikmatan yakni kenikmatan ketika berbuka dan kenikmatan ketika bertemu dengan Allah SWT nanti di akhirat. 


Ubudiyyah Terbaru