• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 6 Mei 2024

Banten Raya

Fasilitas Penanganan HIV/AIDS Ada di 26 Titik di Tangerang Selatan

Fasilitas Penanganan HIV/AIDS Ada di 26 Titik di Tangerang Selatan
Wali Kota Benyamin Davnie. (Foto: Pemkot Tangsel)
Wali Kota Benyamin Davnie. (Foto: Pemkot Tangsel)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Human immunodeficiency virus (HIV) acquired immune deficiency syndrome (AIDS) mendapat perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel). Pemkot Tangsel menyediakan puluhan fasilitas kesehatan untuk mengobati para penderita penyakit tersebut.

"Kewajiban kita menyediakan pelayanan fasilitas kesehatan yang berkualitas yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat tanpa ada stigma dan diskriminasi. Ini juga merupakan bagian dari pencegahan," ujar Wali Kota Benyamin Davnie saat membuka rapat lintas sektor penanggulangan HIV/AIDS di Telaga Seafood, BSD Serpong, Tangerang Selatan, Senin (31/7/2023).

Dijelaskan, fasilitas kesehatan dalam penanganan HIV/AIDS sudah ada di 26 layanan kesehatan di Tangerang Selatan. Terdiri atas tiga rumah sakit pemerintah, lima rumah sakit swasta, dan 18 UPT Puskesmas.

"Di Tangsel juga sudah ada layanan viralload tes cepat molekuler yang sudah tersedia di RSU Tangsel, Puskesmas Kampung Sawah, Puskesmas Pondok Aren, Puskesmas Rawa Buntu, Puskesmas Pamulang, Puskesmas Pondok Jagung, serta Puskesmas Ciputat Timur," terang Benyamin seperti dikutip dari laman resmi Pemkot Tangsel.

Tak hanya itu. Dari sisi regulasi, Tangerang Selatan juga sudah mempunyai peraturan daerah (perda) sebagai bukti komitmen Pemkot Tangsel dalam penanggulangan HIV/AIDS.

"Ada Perda No 10 tahun 2019 yang mengamanatkan agar pemerintah daerah dapat menanggulangi HIV/AIDS secara terpadu dan berkesinambungan serta bekerja sama dalam kerangka pencegahan, penindakan, koordinasi dan monitoring, evaluasi," jelasnya.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Allin Hendalin menambahkan, mayoritas penderita HIV/AIDS disebabkan karena faktor perilaku seks yang menyimpang. "Dari data didominasi penderita di usia produktif dari 25 sampai 49 tahun," ucapnya.

Oleh karena itu pentingnya sosialisasi dan advokasi kebijakan program terkait pencegahan maupun penanggulangan HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual. "Beberapa strategi yang dilakukan antaranya triple ninety-five," ucap dokter itu.

Artinya, kata Allin, yakni 95 persen orang berisiko HIV/AIDS harus mengetahui statusnya. Lalu, 95 persen yang mengetahui statusnya, diobati. Dan terakhir 95 persen yang mengetahui statusnya, diobati, harus tersupresi virusnya.

"Untuk mengetahui status HIV, sudah dilakukan pelayanan di seluruh layanan kesehatan Kota Tangerang Selatan, dan pengobatan ada di PDP (perawatan dukungan pengobatan) di tiga rumah sakit pemerintah, lima rumah sakit swasta dan 18 UPT Puskesmas," ungkapnya. Dan di akhir tahun, rencananya akan dilakukan pelatihan untuk semua layanan di puskesmas Tangerang Selatan.

Pewarta: M Izzul Mutho


Banten Raya Terbaru