Hukum Bangunan Toilet yang Menyatu dengan Bangunan Masjid
Jumat, 8 September 2023 | 01:27 WIB
DALAM bahtsul masail I Pengurus Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Cidahu, Tanagara, Cadasari, Pandeglang, Banten, Sabtu, 27 Jumadil Awal 1440 H / 9 Februari 2019 M, di antara yang dibahas adalah bangunan toilet yang menyatu dengan bangunan masjid.
Perlu diketahui, sekarang sering dijumpai bangunan masjid yang menyatu dengan bangunan toilet. Baik itu berdampingan atau bersusun lantai atas dan bawah. Pertanyaannya adalah bagaimana hukum membangun toilet seperti itu?
Jawaban dari bahtsul masail yang dimoderatori oleh M. Hubab Nafi’ Nu’man Rohmatullah dengan notulen Sonabekh Rahmat dan H A Sahal Mahfudz serta perumus dari jajaran katib syuriyah PWNU Banten dan penashih dari jajaran rais syuriyah PWNU Banten sebagai berikut:
Baca Juga
Masjid Tempat Rahmat Perekat Umat
Untuk bangunan toilet yang berdampingan dengan masjid itu boleh. Baik dibangunnya toilet itu bersamaan dengan dibangunnya masjid atau masjid dahulu atau toilet dahulu.
Referensi Kitab Bughyatul Mustarsyidin, As-Sayyid ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Husain bin Umar Ba ‘Alawy, (Darul Fikr, Beirut Libanon, cetakan pertama 1994 M), hlm. 104.
(مسئلة:ب): ليست الجوابي المعروفة وزواياها من رحبة المسجد ولاحريمه ، بل هي مستقلة لما وضعت له،ويستعمل كل على ما عهد فيه بلا نكير ، ومن ذلك البول فى مضاربها ومكث الجنب فيهما ، ولاتحتاج الى معرفة نص من واقفها، اذا العرف كاف فى ذلك، ويجوزالاستنجاء وغسل النجاسة الخفيفة منها ، واما الممر من المطاهر الى المسجدفما اتصل بالمسجد مسجد، وما فصل بينهما بطريق معترضة فلا، واطلق ابن مزروع عدم المسجدية فيه مطلقا للعرف.
Sedangkan bangunan toilet yang bersusun dengan bangunan masjid, baik di lantai satu atau lantai dua dan seterusnya itu hukumnya diperinci. Kalau toilet tersebut dibangun setelah dibangunnya masjid, maka hukumnya menjadi masjid. Jadi haram dijadikan toilet sebagai tempat buang najis.
Kalau toilet tersebut dibangun bersamaan dengan dibangunnya masjid atau sebelum dibangunnya masjid, maka boleh dijadikan toilet sebagai tempat buang najis, karena tidak menjadi hukum masjid .
Referensi Taqrir Hamisy Kitab Al-Iqna’, Asy-Syaikh ‘Iwadl, (Mathba’ah Al-Khoiriyah, Kairo Mesir, cetakan pertama 1900 M), 1/205.
(البناء) فى هواء االسجد ان بُنِي قبل المسجدية فليس له حكم المسجد وكذا ان بني مع السدجية اما لوبني بعد السجدية فله حكم المسجد
Al-Iqna’ As-Syaikh Khothib Asy-Syarbini, (Mathba’ah Al-Khoiriyah, Kairo Mesir, cetakan pertama 1900 M), 1/205.
ويحرم البول فيه اى المسجد فى إناء
Wallahu ‘alam bis shawab
Terpopuler
1
Soal Pertambangan di Raja Ampat Ini Kata Ekonom Unusia
2
Ketika Alumni Pesantren Krapyak Sinergi Ekonomi
3
Khutbah Jumat: Dzikir Menenteramkan Jiwa
4
Hukum Menghadiri Undangan Pernikahan Nonmuslim
5
Penulisan Sejarah Ulang yang Dicap Resmi Abaikan Pluralitas dan Lahirkan Otoritarianisme
6
Ketua PBNU: Pemerintah Harus Berpikir Mengurangi Ketergantungan Eksploitasi SDA
Terkini
Lihat Semua