• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 16 Mei 2024

Keislaman

Orang Belajar Harus Memperbaiki Niat, seperti Apa?

Orang Belajar Harus Memperbaiki Niat, seperti Apa?
Ilustrasi. (Foto: NU Online)
Ilustrasi. (Foto: NU Online)

DALAM belajar, menuntut, mencari ilmu, pelajar hendaknya memperhatikan tata krama. Salah satu bagian di Kitab Adabul 'Alim wal Muta'allim karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari menjelaskan soal tersebut. Tepatnya di Bab II, tata krama pelajar terhadap dirinya sendiri.

Sekadar diketahui, karya pendiri Nahdlatul Ulama itu memuat berbagai macam etika dan tata krama yang berkaitan dengan seorang pelajar dan pengajar. Ini agar mereka mendapatkan ilmu yang berkah dan bermanfaat.

Terdapat sepuluh macam etika tata krama pelajar terhadap dirinya sendiri. Empat di antaranya adalah

Pertama, pelajar hendaknya menyucikan hatinya dari segala sesuatu yang mempunyai unsur penipuan, kotoran, rasa dendam, hasud, keyakinan yang jelek, dan budi pekerti yang tidak baik. Hal itu dilakukan supaya ia pantas untuk menerima ilmu, menghafalnya, meninjau kedalaman maknanya, dan memahami makna yang tersirat di dalamnya.

الأول ان يطهر قلبه من كل غشّ ودنس وغلّ وحسد وسوء عقيدةٍ وخلق ليصلح بذلك لقبول العلم وحفظه والاطلاع على دقائق معانيه والفهم لغوامضه

 

Kedua, harus memperbaiki niat dalam mencari ilmu, yaitu dengan tujuan mencari ridha Allah, serta mampu untuk mengamalkannya, menghidupkan syariat Islam, untuk menerangi hati, untuk menghiasi batin dan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dan tidak bertujuan untuk memperoleh tujuan-tujuan duniawi, misalnya ingin menjadi pimpinan, mencari jabatan, mencari harta benda, mengalahkan teman saingannya, dan tujuan agar supaya dihormati masyarakat, serta ingin menjadi bahan perhatian dalam sebuah majelis, dan lain sebagainya.

الثانى أن يحسن النية في طلب العلم بأن يقصد به وجهَ الله عز وجل والعمل به وإحياء الشريعة وتنوير قلبه وتحليةَ باطنه والتقرُّبَ من الله تعالى ولا يقصد به الأغراض الدنيوية من تحصيل الرياسة والجاه والمال ومباهاة الأقران وتعظيم الناس له وتصديره في المجالس ونحو ذلك

 

Ketiga, harus berusaha sesegera mungkin memperoleh ilmu di waktu masih muda dan sisa umurnya. Jangan sampai tertipu dengan menunda-nunda belajar dan terlalu banyak berangan-angan, karena setiap jam akan melewati umurnya yan tidak mungkin diganti atau ditukar.

 

Seorang pelajar harus memutuskan urusan-urusan yang merepotkan dirinya, juga perkara yang bisa menghalangi kesempurnaannya dalam mencari ilmu, serta mengerahkan kemampuan dan kesungguhan dalam menggapai keberhsilan. Maka sesungguhnya hal itu akan menjadi pemutus jalannya proses belajar.

الثالث أن يبادر بتحصيل العلم شبابه واوقات عمره ولا يغترّ بخدع التسويف والتأميل فإن كل ساعة تمرّمن عمره لابَدل لها ولاعوض عنها وأن يقطع ما قدر عليه من العلائق الشاغلة والعوا ئق المانعة عن تمام الطلب وبذل الاجتهاد وقوة الجد في التحصيل فإنها كقواطع الطريق

 

Keempat, harus menerima apa adanya, baik makanan atau pakaian yang mudah ia dapat, dan sabar akan kehidupan yang berada di bawah garis kemiskinan yang ia alami ketika dalam mencari ilmu, serta mengumpulkan morat-maritnya hati dari banyaknya keinginan, sehingga sumber-sumber hikmah akan mengalir ke dalam hati.

الرابع أن يقنع من القوت واللباس بما تيسّر فبالصبر على أدنى العيش ينال سعة العلم وجمع شمل القلب عن متفرقات الآمال فيتفجر فيه ينابيع الحكم

Imam Syafii mengatakan, tidak akan beruntung orang yang mencari ilmu, apabila disertai kemuliaan diri dan kehidupan yang serba cukup. Akan tetapi, orang yang mencari ilmu dengan perasaan hina, kehidupan yang sulit khidmat ulama, dialah orang yang bisa beruntung.

Wallahu a’lamu bis shawab


Keislaman Terbaru