Ketika 73 Bu Nyai Muda Pimpin Doa Bersama untuk Indonesia
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU menandai hari lahir (harlah) ke-73 dengan menggelar istighotsah dan doa bersama. Menariknya, kegiatan tersebut dipimpin oleh 73 bu nyai muda.’’Dari berbagai daerah. Hadir dari Jawa Barat, Jakarta, dan Banten, PW (Pimpinan Wilayah) yang merupakan penyangga PP Fatayat NU,’’ ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah kepada NU Online Banten, Sabtu (20/5/2023).
Kegiatan yang digelar di Jakarta pada Jumat (19/5/2023) itu, lanjutnya, dipersembahkan untuk bangsa dan negara yang akan memasuki tahun politik dengan segala dinamikanya.’’Kita mendoakan agar bangsa Indonesia tetap dalam kondisi aman, damai, dijauhkan dari segala perpecahan, dan segala hal negatif lainnya,’’ imbuh istri dari Ketua Pengurus Cabang NU Tangerang Selatan H Abdullah Masu’d itu via voice note.
Ning Lia—sapaan Margaret Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah itu--, dalam sambutannya juga mengatakan, Fatayat NU telah memasuki usianya yang ke-73 tahun.’’Tepatnya pada 24 April 1950 kemarin. Selama 73 tahun, tentu saja sudah banyak segala usaha, upaya, dan perjuangan yang telah dilakukan oleh pendahulu di bawah komando ketua umum di masing-masing periode hingga Fatayat NU sampai pada hari ini,’’ jelasnya.
Sebanyak 34 Pimpinan Wilayah (PW), 420 Pimpinan Cabang (PC,) 14 Pimpinan Cabang Istimewa (PCI), lanjutnya, melahirkan para kader terbaik yang menempati berbagai posisi strategis pemegang kebijakan di Indonesia, dan lain sebagainya.
Ditambahkan, Pimpinan Pusat Fatayat NU masa khidmat 2022-2027 memasuki usia 10 bulan semenjak Kongres XVI Fatayat NU diselenggarakan di Palembang Sumatera Selatan. Melanjutkan perjuangan para pendahulu, PP Fatayat NU hari ini memiliki visi menguat bersama, maju bersama untuk perempuan indonesia dan peradaban dunia.
’’Menguat bersama mengandung muatan penguatan kader Fatayat NU. Untuk itu kita menguatkan Fatayat NU sebagai salah satu organisasi kader NU melalui penataan sistem kaderisasi, menguatkan, dan membumikan kembali kegiatan kaderisasi sebagai ruh organisasi Fatayat NU dengan penyelenggaraan LKD-LKL di semua lini. Tidak hanya pada pengurus dan kader yang ada di Indonesia, tetapi juga di luar negeri, termasuk memperbanyak produksi trainer/fasilitator kaderisasi Fatayat NU,’’ tegasnya.
Berkaitan dengan hal ini, PP Fatayat NU telah menyelenggarakan latihan kader dasar (LKD) dan latihan kader lanjutan (LKL), dengan sistem baru dan akan segera menyelenggarakan kegiatan TOT untuk melahirkan opera trainer/fasilitator pada 1-2 bulan ke depan. Penguatan kaderisasi ini tentu diharapkan dapat melahirkan kader-kader Fatayat yg memiliki komitmen semakin kuat, memiliki loyalitas dan tangguh dalam perjuangan menguatkan dan memajukan organisasi Fatayat NU. ’’Untuk upaya percepatan ini, PP Fatayat NU membentuk struktur Lembaga Percepatan Kaderisasi,’’ imbuhnya.
Kunci penguatan adalah kebersamaan untuk menuju maju bersama-sama. Yang kuat menggandeng dan menggendong yang lemah sesuai dengan kondisi PW dan PC yang akan didapatkan kondisinya melalui penilaian akreditasi.
Hadir dalam kesempatan itu, Habib Sayyid Hilal Aidid, Kiai Lukma Hakim, dan KH Zulva Musthofa dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Menteri Ketenagakerjaan Hj Ida Fauziyah, serta keluarga pendiri Fatayat NU; Nyai Hj Chuzaimah Mansur (Gresik, Jawa Timur) dan keluarga Ibu Nyai Hj Aminah Mansur (Sidoarjo, Jawa Timur). Hadir juga ketua umum Pimpinan Pusat Fatayat NU dari masa-ke masa; Nyai Hj Sri Mulyati, Hj Maria Ulfah Anshor, Hj Ida Fauziyah, dan Anggia Ermarini.
Pewarta: M Izzul Mutho