Nasional HSN 2024

Menes, Tanah yang Tak Terpisahkan dari Perjuangan NU

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:55 WIB

Menes, Tanah yang Tak Terpisahkan dari Perjuangan NU

Ketum PP Gerakan Pemuda (GP) Ansor H Addin Jauharudin saat Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2024 dan Pelantikan PC Ansor Pandeglang Periode 2024-2028 di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Selasa (22/10/2024). (Foto: NUOB/Cholwan Fuad)

Pandeglang, NU Online Banten

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor H Addin Jauharudin mengatakan, Menes, Pandeglang, Banten, merupakan tanah keramat. Tanah yang menjadi bagian dari sejarah yang tak terpisahkan dari perjuangan Nahdlatul Ulama (NU).’’Dilaksanakannya Muktamar XIII NU pada 1938, itulah kemudian fase awal Ansor sedang mengkukuhkan diri, sedang menokohkan diri dan munculnya tokoh-tokoh perempuan hebat," ucap Addin saat menyampaikan amanat pada Upacara Hari Santri Nasional 2024 dan Pelantikan Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Pandeglang Periode 2024-2028 di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, Selasa (22/10/2024).


Di depan hampir seribu hadirin yang di antaranya kader Ansor, Banser, dan santri, Addin juga menyampaikan bahwa Ansor menjadi garda terdepan bagi keberlangsungan pondok pesantren. "Perlu diketahui Ansor-Banser lahir dari pondok pesantren dan rahim para santri. Oleh karena itu, apa yang kita kerjakan ini adalah bagian khidmat kepada para ulama, guru-guru, para masyayikh bahwa Ansor-Banser berdiri tegak untuk menjadi garda terdepan bagi kemajuan pondok pesantren di seluruh Nusantara," terangnya dalam upaca yang juga dihadiri jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pandeglang, Pimpinan Wilayah Ansor Banten, Pimpinan Cabang Fatayat NU dan Ansor Pandeglang, Muslimat NU Pandeglang, serta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pandeglang. Hadir juga perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang serta kepolisian dan TNI setempat.



Sementara itu, total pengurus PC Ansor Pandeglang yang dilantik berjumlah 54 orang. Di antaranya Ketua M. Sahal Mahfudz, Wakil Ketua Mohamad Badrudin, Sekretaris Kuswana, Wakil Sekretaris Arul Nurhidayat Afandi, Bendahara Ajin Muhajirin, dan Wakil Bendahara Asrori.


Sekadar mengingatkan, dilansir dari NU Online Jabar, ada peristiwa menarik saat Muktamar XIII di Menes, Pandeglang, pada 1938. Pada waktu itu, dua perempuan berpidato di hadapan para ulama dari berbagai daerah. Yakni, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Kebetulan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari absen. 



Dua perempuan itu adalah Nyai Djuaesih, perempuan kelahiran Sukabumi yang tinggal di Bandung dan Siti Syarah, perempuan asal tuan rumah, yaitu Menes sendiri.  (Cholwan Fuad)