• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 2 Mei 2024

NU-Preneur

Bangkit dari Lilitan Utang, Kuncinya Sabar dan Berproses

Bangkit dari Lilitan Utang, Kuncinya Sabar dan Berproses
Ramidi di lapaknya di Pasar Cimanggis, Ciputat, Tangerang Selatan. (Foto: NU Online Banten/Ade Adiyansah)
Ramidi di lapaknya di Pasar Cimanggis, Ciputat, Tangerang Selatan. (Foto: NU Online Banten/Ade Adiyansah)

Tangerang Selatan, NU Online Banten
Sudah sepuluh tahun lebih Ramidi berkecimpung di dunia perayaman. Bukan waktu yang singkat. Ya, sejak 2012, anggota Gerakan Pemuda Ansor Ciputat, Tangerang Selatan, itu mulai merintis usaha. 


’’Perjalanan sangat panjang sekali. Mulai jadi kuli pasar di Ciputat dan sampai akhirnya membuka usaha ayam. Dulu pertama dikasih saran sama temen. Kemudian nekat menjual perhiasan istri seharga Rp 1,5 juta untuk modal. Ketika itu istri mendukung,’’ ujar pria berusia 43 thun itu ditemui NU Online Banten di Pasar Cimanggis, Ciputat, Senin (3/4/2023) dini hari.


Pekerjaan yang digelutinya memang di luar kebanyakan orang. Dia sudah terbiasa malam seperti siang. Di saat sebagian besar orang istirahat, tidur, Ramidi mulai berjibaku di pasar. Sebab, aktivitas malam hingga dini hari harus dikerjakan. Seperti waktu itu. Pasar Cimanggis, pasar yang terletak di Jalan Otista Raya, Ciputat, mulai ramai jelang dini hari. Sekitar pukul 01.00 WIB, geliat pedagang berlomba-lomba menjajakan dagangannya kepada para pembeli yang datang. Di antara pedagang, terlihat lapak dagangan ayam filet dari Ramidi.


’’Khusus menjual daging ayam filet saja, karena langganan pedagang bakso, sate, mi ayam, maupun dimsum. Pelanggan yang sudah lama, saya jaga. Pembeli biasanya sekitar 20 hingga 25an orang. Dan kebetulan mertua dulu juga usaha yang sama. Jadi ini sekaligus meneruskan. Lapaknya juga. Namanya orang usaha, ada pasang surutnya. Bahkan pernah terlilit utang sampai ratusan juta rupiah. Tapi alhamdulillah karena saya jalankan dengan sabar dan menerima semua proses, pelan-pelan bangkit lagi,’’ ungkapnya.


Hidupnya tidak melulu untuk mencari uang. Itu dibuktikannya dengan berkhidmat di Ansor dan Banser. ’’Alhamdulillah saya rasakan berkahnya ketika saya bisa dekat dengan para kiai maupun habaib, khususnya di Nahdlatul Ulama. Kalau sedang ada kumpul-kumpul Ansor atau Banser, minimal bisa sekadar mentraktir ngopi, saya sangat senang,’’ tambahnya.


Bapak dari Anisa itu menyebut, untuk penghasilan harian tidak menentu. Tapi jika diambil rata-rata keuntungan dari dagang ayam filet ini per hari sekitar Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta.’’Saya hanya punya satu karyawan yang dapat gaji bulanan. Alhamdulillah kalau sekarang ya sudah lebih dari cukup. Modal sudah balik lama. Bahkan sudah bisa menyisihkan juga buat menabung dan membantu saudara-saudara yang membutuhkan,’’ terang suami dari Hamila  yang selalu berharap ridha Allah itu. 


Apa yang didapat pria yang tinggal di Gg Rambutan RT 03/04 No 92, Cipayung, Ciputat, Tangsel, sekarang jauh berbanding dulu. Ketika itu, beberapa kali tidak bisa mudik, meski kampung halamannya di Pemalang, Jawa Tengah. ’’Sering tidur di Pasar Ciputat,’’ kenangnya yang bercerita dia akhirnya bergeser ke Pasar Cimanggis untuk jualan ayam filet.


Atas semua yang didapatkan, dia dan sekeluarga tak lupa bersyukur kepada Allah. ’’Semoga usaha tetap lancar dan nyaman dan berguna juga buat NU, khususnya Ansor dan Banser Tangsel. Semoga saya bisa membuka lapangan pekerjaan serta berbagi ilmu kepada sahabat-sahabat Ansor dan Banser,’’ harapnya.


Pewarta: Ade Adiyansah


NU-Preneur Terbaru