• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 2 Mei 2024

NU-Preneur

Tarmo, Pemilik Bengkel SR Mobil Ciputat Timur, Tangsel

Mulai Usaha saat Covid-19 Melanda, Ingin Bengkelnya Lebih Luas

Mulai Usaha saat Covid-19 Melanda, Ingin Bengkelnya Lebih Luas
Sudah sekitar tiga tahun, Tarmo membuka usaha mobil sendiri. (Ade Adiyansah)
Sudah sekitar tiga tahun, Tarmo membuka usaha mobil sendiri. (Ade Adiyansah)

USIA memang tak muda lagi. Tapi semangat Tarmo tak mau kalah.  Pria

kelahiran Mendelem, Belik, Pemalang, Jawa Tengah, yang akrab disapa Mbah Tarmo itu kesehariannya menjalankan bengkel mobil. Tak jauh dari rumahnya di Jalan Menjangan 4, RT 01/RW 03, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel). Namanya SR (Sumber Rezeki) Mobil.

 


Bapak dari Muhammad Rafi Al Farezar, Ahmad Muzahir, Muhammad Sholahudin al Ayubi, dan Muhammad Salman Al Farizi itu sudah lama menggeluti dunia bengkel mobil. Sekitar 20 tahun. Dari awal 2000. Tepatnya  sejak memutuskan merantau dari Pemalang. Awalnya ikut orang di Jalan Haji Nawi, Jakarta Selatan, di bengkel dan perawatan kendaraan roda empat.’’Dari situ banyak belajar,’’ imbuh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Pondok Ranji yang juga masih menyempatkan di Banser.

 


Hanya, secara mandiri baru awal 2020 saat Covid-19 melanda. ’’Jadi saya putuskan untuk usaha bengkel mandiri sampai saat ini. Memberanikan diri dari modal awal itu Rp 100 juta, tapi modalnya ini tidak sekaligus karena sebelumnya saya sudah nyicil-nyicil. Membeli alat-alat perbengkelan dan membangun tempat. Ya, pelan-pelan,’’ ujar suami Rasmini itu kepada NUOB, Selasa (29/8/2023).

 


Modal yang dipakai, adalah tabungan, itu pun tidak sekaligus.’’Berarti sudah berjalan 3 tahun. Alhamdulillah sudah balik modal dan bisa untuk makan sehari-hari serta biaya anak sekolah. Juga menggaji karyawan,’’ imbuhnya

 


Operasional bengkel dari pukul  09.00-17.00 WIB. Terkait omzet, naik turun. ’’Namanya orang usaha ada pasang surutnya. Tapi kalau pemasukan, ya ada saja. Kurang lebih Rp 10 juta-20 juta. Ini bersih setelah dipotong untuk menggaji 2 karyawan tetap, saya dan ada 2 karyawan freelance yang bantu-bantu kalau kondisi bengkel mobil ramai. Penghasilan kotornya bisa sampai Rp 30 juta-40 jutaa,’’ tambah pemilik bengkel bernama SR tersebut.

 

Saat Covid-19, dia memang memutuskan untuk berhenti kerja setelah sekitar 20 tahun. ’’Ketika itu tetap mematuhi protokol. Jadi lebih sering home service, panggilan ke rumah pelanggan. Kami nyamperin ke rumah pelanggan. Itu hanya untuk yang ringan saja. Tapi kalau yang berat, saya bawa ke bengkel,’’ terangnya.

 

Setelah berjalan tiga tahun membuka bengkel mandiri, dia ingin mengembangkan usahanya.’’Tempat yang besar dan luas. Ingin menambah cabang dan ingin lebih banyak memperkerjakan banyak orang, aga bisa membantu,’’ pungkasnya. (Ade Adiyansah)


NU-Preneur Terbaru