• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 2 Mei 2024

NU-Preneur

Ulil Albab, Merintis Garang Asem dan Soto Kudus Kulon (1)

Nekat Banting Setir Jualan, Terinspirasi Gusjigang

Nekat Banting Setir Jualan, Terinspirasi Gusjigang
Ulil Albab (kiri) bersama Basuki Tjahaja Purnama. Saat ini Basuki adalah komisaris utama Pertamina. (Foto: dok pribadi)
Ulil Albab (kiri) bersama Basuki Tjahaja Purnama. Saat ini Basuki adalah komisaris utama Pertamina. (Foto: dok pribadi)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

‘’Modal nekat,’’ ujar Ulil Albab, pemilik Soto Kudus Kulon, mengawali cerita merintis usaha kuliner kepada NU Online Banten,  di Gedung Graha Aswaja NU Tangerang Selatan, Ciputat, Selasa (6/6/2023) malam.

Benar adanya jika Ulil nekat. Sebelum beralih profesi usaha kuliner, dia bekerja di salah satu perusahaan teknologi informasi (TI) selama belasan tahun. ’’Dulu waktu awal belajar, terutama katering itu masih canggung dan  belajar dari nol. Belajar dari teman-teman yang buka usaha. Maklum dulu saya pekerja di perusahaan IT (TI). Beralih ke kuliner. Tapi saya dan istri memang hobi masak,’’ jelasnya sembari melepas senyum.

Sembari sesekali menghisap rokok filter, mengenakan sarung batik dan baju putih kotak dipadu kopiah hitam dan kacamata, pria asal Kudus, Jawa Tengah, itu mengaku mulai usaha pada September 2013. ’’Selain soto, ketika itu ya garang asem,’’ ujarnya sembari nyantai selepas mengikuti istighotsah dan shalawatan di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan, yang jaraknya selemparan batu dari Pasar Cimanggis, Ciputat, itu.

Tentu bukan nekat saja. Kang Ulil—panggilan akrabnya—ketika itu ada kucuran modal. ’’Dikasih modal. Dari salah seorang putra kiai. Jumlahnya belasan juta rupiah. Sudah balik modal,’’ imbuh pria yang kerap menutup kepalanya memakai blankon khas Kudus itu.

Saat ini Kang Ulil tidak mempunyai tempat khusus untuk jualan. Tepatnya sejak pandemi Covid-19 menerpa. Dia lebih banyak melayani pesanan. ’’Untuk omzet bulanan, namanya orang jualan, ya naik turun. Rata-rata sekitar Rp 15 juta per bulan ketika ada warung. Belakangan baru ambil tenaga untuk bantu-bantu, jika ada pesanan. Biasanya dibantu empat tenaga. Kalau pesanan banyak, sampai 10 orang. Semoga ke depan punya warung lagi,’’ ujar pria yang tinggal di Griya Serpong, C1/21, RT 2/6, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan, itu berharap.

Karena saat ini lebih mengandalkan katering atau pesanan, bayar tenaga yang bantu per even saja.’’Bisa seharian atau lebih, misalnya. Seharian ada yang Rp 150 ribu, ada yang Rp 200 ribu atau sampai Rp 300 ribu per even. Bergantung evennya. Bisa setengah hari sampai seharian, ada even meeting, rapat atau lainnya,’’ jelas pria kelahiran 10 Agustus 1969 itu.

Suami Nana itu membocorkan soal nama usahanya. Bapak dari Assis, Akmal, dan Hilya itu mengatakan, nama Soto Kudus Kulon, tak lepas dari perjalanan hidupnya.’’Saya sejak MTs (SLTP) kelas 1, hidup saya di bawah (sekitar) Menara Kudus. Kenapa Kudus Kulon? Karena di Kudus itu ada Kudus Wetan dan ada Kudus Kulon. Nama itu  saya pakai juga terinspirasi dengan kiai zaman dahulu yang menyebutkan bahwa Kudus Kulon itu identik dengan Gusjigang,’’ terang pria yang mengenyam sekolah di Madrasah Qudsiyyah Kudus itu.

Ulil Albab yang akrab disapa Kang Ulil juga sekilas menjelaskan mengenai apa itu Gusjigang. Menurutnya, gus itu bagus budi pekertinya, ji harus bisa ngaji, dan gang itu harus bisa dagang. (bersambung)

Pewarta: Ade Adiyansah


NU-Preneur Terbaru