Obituari

Ulama Aceh Tu Sop Wafat di Jakarta

Sabtu, 7 September 2024 | 22:33 WIB

Ulama Aceh Tu Sop Wafat di Jakarta

Almarhum Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop), ulama sepuh Aceh. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online Banten

Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop), Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb Bireuen, Aceh, wafat di Jakarta sekitar pukul 09.00 WIB, Sabtu, (7/9/2024). “Innalillahi wa innailaihi rajiun, Tu Sop ka nuwou bak Allah lima menit yang lalu (Innalilahi wa innailaihi rajiun, Tu Sop (Tgk Muhammad Yusuf) menghadap kepada Ilahi lima menit silam," ungkap Mustasyar PBNU Syekh H Hasanoel Basri HG (Abu MUDI) dalam aplikasi perpesanan yang diterima NU Online, Sabtu, (7/9/2024).


Tu Sop yang menjadi calon wakil gubernur Aceh mendampingi Bustami Hamzah (calon Gubernur Aceh) merupakan keluarga dekat Abu MUDI dan juga alumni Dayah Mudi Samalanga. Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh Tgk H Asnawi M Amin juga membenarkan meninggalnya Tu Sop sekitar pukul 09.00 WIB di salah satu rumah sakit Jakarta. "Semoga husnul khatimah. Selamat jalan Ayah Sop. Aceh kehilangan seorang ulama dan tokoh terbaik,” ujarnya, dilansir NU Online.

 


Informasi yang diterima NU Online, saat ini pihak keluarga sedang sibuk mengurus proses pemulangan jenazah ke Aceh. Sebelumnya, Tu Sop dikabarkan sakit tapi sempat dibantah berbagai pihak. Ketua Umum PP HUDA (Himpunan Ulama Dayah Aceh) itu juga sempat menjalani perawatan di RSUDZA Banda Aceh karena faktor kelelahan. Namun perawatan itu hanya berlangsung sehari, dan besoknya Tu Sop sudah diizinkan pulang. Tu Sop diterbangkan ke Jakarta untuk berobat dan Sabtu (7/9/2024) pagi meninggal dunia.



Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau lebih dikenal dengan Tu Sop adalah Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Selain pimpinan dayah/pesantren, di kalangan masyarakat dan santri Bireuen, Tu Sop juga dikenal sebagai bapak pengusaha karena sukses menjalankan usaha, seperti Radio Yadara dan air minum dalam kemasan dengan merek Ie Yadara.



Kiprahnya di tengah masyarakat juga melahirkan organisasi yang mengurusi sosial keumatan, yakni Barisan Muda Umat (BMU). Selain memiliki basis keislaman yang kuat dan universal, ia juga dikenal mudah dekat dan diterima di berbagai kalangan. Mulai anak muda, kalangan profesional, sampai rakyat biasa. Tidak mengherankan nasihatnya selalu ditunggu dan dihadiri ribuan jamaah karena beliau memiliki karakter yang kuat dalam menyampaikan pesan dan membekas di benak siapa pun yang mendengarnya. (Helmi Abu Bakar)