• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 6 Mei 2024

Opini

Aktualisasi Pemahaman Makna Jihad Santri: Upaya Membangun Peradaban Dunia (1)

Aktualisasi Pemahaman Makna Jihad Santri:  Upaya Membangun Peradaban Dunia (1)
Ilustrasi santri. (Foto: NUOB/Izzul Mutho)
Ilustrasi santri. (Foto: NUOB/Izzul Mutho)

PEMAHAMAN tentang jihad dan perannya dalam Islam telah menjadi perbincangan yang hangat dan sering kali salah paham di era kontemporer saat ini. Jihad seringkali diidentikkan dengan konflik bersenjata, radikalisme, dan terorisme, yang menciptakan citra yang keliru tentang konsep ini. Namun, dalam konteks agama Islam, jihad memiliki makna yang jauh lebih luas dan mendalam, yakni mencakup perjuangan untuk perbaikan diri, keadilan sosial, perdamaian, serta kontribusi positif terhadap peradaban dunia.

 

Beberapa tahun terakhir, dunia telah disaksikan oleh sejumlah tantangan besar, baik dalam aspek sosial, politik, maupun lingkungan, yang telah mengubah lanskap global secara signifikan. Di tengah berbagai kompleksitas ini, makna dan pemahaman tentang jihad dalam konteks Islam menjadi semakin relevan. Jihad adalah konsep yang memiliki makna dalam Islam yang lebih mendalam daripada sekadar konotasi perang, namun sering disalahpahami atau disalahgunakan dalam berbagai konteks.

 

Di sinilah peran santri dalam mengaktualisasikan pemahaman makna jihad menjadi sangat penting. Santri, sebagai siswa di pesantren, adalah kelompok yang memiliki potensi besar untuk memahami dan mengaktualisasikan pemahaman yang benar tentang makna jihad dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang mencetak para santri dalam hal nilai-nilai

agama, etika, dan budaya Islam. Selain itu, santri menerima pendidikan agama yang mendalam, mencakup pemahaman yang lebih dalam tentang jihad dalam arti yang lebih luas. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk pemahaman dan interpretasi konsep jihad di kalangan santri. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman makna jihad di kalangan santri, yaitu siswa yang mengikuti pendidikan di pesantren. Santri mempelajari ajaran agama, etika, dan nilai-nilai Islam selama masa pendidikan mereka di pesantren.

 

Mereka diajarkan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang Islam, yang mencakup pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep jihad dalam semua dimensinya. Namun, sejalan dengan kemajuan zaman, pondok pesantren mengalami transformasi yang signifikan. Salah satu perubahan tersebut melibatkan isu radikalisme agama yang sering kali dikaitkan dengan pendidikan di pondok pesantren. Bahkan, seringkali pondok pesantren dianggap sebagai tempat di mana ideologi radikal tumbuh dan berkembang. Keyakinan ini muncul karena adanya individu-individu yang terlibat dalam tindakan radikal dan terorisme dengan mengatasnamakan Islam di Indonesia, dan sebagian dari mereka memiliki latar belakang pendidikan dari madrasah atau pondok pesantren.

 

Hal ini sebagaimana perspektif Fachrul Razi, menyatakan bahwa “radikalisme itu masuk melalui pemuda good looking”. Sebagai contoh, data yang terkumpul menyebutkan bahwa ada banyak remaja berusia 18-25 tahun dari seluruh penjuru dunia yang termakan hasutan radikalisme dan akhirnya bergabung dengan ISIS. Sebagian besar dari mereka kerap menyebarkan pesan radikal melalui media sosial. Selain itu di Indonesia terdapat kasus lima remaja SMK di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang tertangkap belajar membuat bom yang mereka pelajari dari beberapa forum media online. Remaja lain yang menjadi korban dari radikalisme dunia maya adalah Ahmad Azhar Basyir yang mengakui, bahwa ia pernah belajar dari internet tentang bagaimana cara membuat zat yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan, hingga pada akhirnya ia menjadi tersangka kasus terorisme dari grup Solo.

 

Berdasarkan dari keterangan di atas menurut penulis permasalahan muncul ketika terjadi penyimpangan dalam pemahaman makna jihad, dan konsep ini disalahgunakan oleh individu atau kelompok yang mengambil jalan radikal atau ekstrem. Tantangan tersebut semakin meningkat di tengah gejala radikalisasi global dan konflik berbasis agama yang seringkali mengatasnamakan jihad.

 

Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami pemahaman yang benar tentang jihad dalam Islam, yang ditekankan pada aspek-aspek positif seperti perbaikan diri, keadilan, dan perdamaian. Penting untuk dijelaskan bahwa jihad dalam Islam tidak hanya terbatas pada perang fisik, tetapi juga mencakup jihad dalam arti spiritual, sosial, dan moral. Oleh karena itu, santri, dengan latar belakang pendidikan agama yang kuat, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam membangun peradaban dunia yang lebih baik.

 

Maka dari itu, artikel ini sangat penting untuk di bahas, agar para santri dapat mengeksplorasi dalam mengaktualisasikan pemahaman makna jihad dan bagaimana pemahaman ini dapat dihubungkan dengan upaya mereka untuk berkontribusi dalam membangun peradaban dunia yang lebih baik. Selain itu, artikel ini akan mengidentifikasi tantangan dan peluang yang dihadapi santri dalam proses ini serta merumuskan sejumlah rekomendasi kebijakan dan praktik pendidikan yang mungkin untuk mengoptimalkan

peran santri dalam membangun peradaban dunia yang lebih baik. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang peran santri dalam konteks jihad dan peradaban dunia, kita dapat lebih memahami bagaimana mereka dapat menjadi kekuatan positif dalam mengatasi tantangan global yang kompleks di abad ke-21. Tidak itu saja melalui pemahaman yang lebih dalam tentang peran santri dalam konteks jihad dan peradaban dunia, kita akan dapat menggali potensi besar yang dimiliki oleh santri dalam menghadapi permasalahan global yang mendesak. (bersambung)

 


Hasan Basri, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, [email protected]


Opini Terbaru