• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 5 Mei 2024

Opini

Aktualisasi Pemahaman Makna Jihad Santri: Upaya Membangun Peradaban Dunia (3)

Aktualisasi Pemahaman Makna Jihad Santri:  Upaya Membangun Peradaban Dunia (3)
Para santri mengikuti kegiatan. (Foto: NUOB/Izzul Mutho)
Para santri mengikuti kegiatan. (Foto: NUOB/Izzul Mutho)

AKTUALISASI Makna Jihad Santri bagi Peradaban Dunia

Berdasarkan dalil-dalil tentang jihad di atas, dapat diketahui bahwa jihad sangat luas cakupannya. Maknanya tidak boleh dilenyapkan dalam lautan emosi kebernegaraan dan dipersempit dengan penuh emosi keberagamaan. Kolaborasi dari dikotomi ini diharapkan dapat membangun jiwa patriotisme masyarakat untuk menuju Indonesia maju atau bagi peradaban dunia.

 


Gagasan jihad tidak akan memberikan dampak yang signifikan tanpa aktualisasinya di lapangan. Agar membuahkan hasil yang maksimal, aktualisasi jihad bagi santri dalam kehidupan haruslah disesuaikan dengan situasi (tempus) dan kondisi (locus). Adapun bentuk-bentuk jihad yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

 


Pertama, aktualisasi jihad melawan hawa nafsu buruk dan godaan setan. Rasulullah Saw bersabda: “Jihad yang paling utama adalah jihad berjuang melawan hawa nafsu.’’ (HR Ibnu Najjar dari Abu Dzarr). Firman Allah di dalam banyak ayat Al-Qur’an: “Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu”. Misalnya melawan hawa hafsu dan godaan setan agar tidak terjerumus ke dalam seks bebas, Narkoba, minuman keras, judi, korupsi, perbuatan syirik dan lain-lain.

 


Kedua, aktualisasi jihad dalam bidang ekonomi dapat diaktualisasikan dari hal-hal kecil misalnya bekerja dengan etos. Rasulullah SAW yang berbunyi: “Kalau dia bekerja itu hendak menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah jihad fi sabilillah. Kalau dia bekerja untuk menghidupi kedua orangtuanya yang sudah lanjut usianya, itu adalah jihad fis abilillah. Kalau dia bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, itu adalah jihad fi sabilillah.’’ (HR Thabrani)

 


Ketiga, aktualisasi jihad dalam bidang sosial dapat diaktualisasikan di tengah-tengah konflik negara Palestina yang diserang oleh Zionis Israel dengan memberikan bantuan, perhatian dan doa kepada mereka yang sedang kelaparan. Ini bertujuan untuk menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga dan orang lain. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 32 yang artinya: “…Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya …”.

 


Keempat, aktualisasi jihad dalam bidang budaya dapat diaktualisasikan dengan menjaga toleransi di tengah keanekaragaman masyarakat Indonesia. Menjaga persatuan dan kesatuan dengan tidak mudah dipecah-belah oleh pihak manapun. Menghargai para pemeluk agama lain sepanjang mereka tidak mengusik Islam dan umatnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al- Qur’an surah Al-Mumtahanah ayat 8 yang berbunyi: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

 


Kelima, aktualisasi jihad dalam bidang politik dapat diaktualisasikan dengan memilih pemimpin dalam pemilihan umum atau tidak golput. Memilih pemimpin berdasarkan visi-misinya bukan berdasarkan uang yang diberikannya. Ini sangat penting untuk diaktualisasikan mengingat sebentar lagi akan berlangsung pilkada ataupun pemilihan presiden 2024.

 


Kesimpulan

Pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional, memiliki peran sentral dalam menanamkan pemahaman yang benar tentang jihad kepada generasi muda. Pemahaman ini tidak hanya terbatas pada aspek agama, tetapi juga mencakup konsep jihad dalam konteks sosial, pendidikan, dan lingkungan. Upaya nyata santri dalam berjihad dapat diaktualisasikan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, sosial, dan lingkungan, untuk berkontribusi pada pembangunan peradaban dunia yang damai dan berkelanjutan. Mereka menunjukkan bahwa pemahaman positif tentang jihad bisa menjadi landasan untuk mengatasi berbagai tantangan global, seperti ketidaksetaraan, konflik, dan kerusakan lingkungan. (Habis)

 


Hasan Basri, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, [email protected]

 


Referensi

Abudzar Al-Qifari, dkk. “The Existence Islamic School Education in Preventing Terorism Is Islamic Boarding School of Al-Mukmin Ngruki Solo.” Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Vol. 25, no. 2 (2022): 342.

Amri Rahman. “Memahami Jihad Dalam Perspektif Islam (Upaya Menangkal Tuduhan Terorisme Dalam Islam).” J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 4, no. 2 (2018): 145.

Farid Naya. “Mengungkap Makna Dan Tujuan Jihad Dalam Syariat Islam.”

Tahkim Vol. XI, no. 2 (2015): 91.

Latif Nur Kholifah dan Maula Sari. “Generasi Milenial Di Media Sosial Antisipasi Terhadap Arus Radikalisme.” Jurnal Studi Agama Vol. 5, no. 1 (2022): 32.

M. Nanda Fanindy. “Pergeseran Literasi Pada Generasi Milenial Akibat Penyebaran Radikalisme Di Media Sosial.” Jurnall Studi Agama Vol. 20, no. 2 (2021): 197.

Moh. Ainur Rokhim dan Ubaidillah Wasi. “Eksistensi Pesantren Ditengah Pusaran Radikalisme Dan Ideologi Transnasional.” Jurnal Ar-Risalah Vol. XIX, no. 2 (2021): 23.

RI, Kementerian Agama. Al-Qur’an Dan Terjemahannya. Jakarta: Al-Hadi Media Kreasi, 2015.

Rustam Ibrahim. “Jihad Dalam Literatur Pesantren Salaf.” Teologia Vol. 23, no. 1 (2012): 175.

Umma Farida. “Pemaknaan Jihad Dalam Al-Qur’an Dan Hadis Dengan Pendekatan Historis-Sosiologis.” Hermeneutik: Jurnal Ilmu Al Qur’an Dan Tafsir Vol. 14, no. 1 (2020): 23.

Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad, (Bandung: Mizan, 2010), hlm. 85 dan 95.


Opini Terbaru