• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 5 Mei 2024

Ramadhan

Toleransi dalam Islam

Toleransi dalam Islam
Toleransi. (Foto: Freepik)
Toleransi. (Foto: Freepik)

Secara etimologis, toleransi berasal dari kata tolerare (Latin) yang berarti saling ‎memikul dan memikul. Toleransi didefinisikan sebagai sikap terhadap satu sama ‎lain, bahkan jika Anda tidak menyukai pekerjaan itu; atau memberi ruang kepada ‎orang lain, sekalipun kedua belah pihak tidak setuju (Siagian, 1993: 115). ‎


Toleransi adalah tasamuh dalam bahasa Arab (Mandzur, Lisan al-Arab, ‎Maktabah Syamilah). Artinya saling membolehkan dan saling memudahkan. ‎Toleransi juga berarti kesabaran, keluwesan emosi, dan pikiran yang terbuka. ‎

‎ 
Dalam Al-Qur’an, nilai-nilai toleransi terbagi menjadi dua bagian. Pertama, ‎toleransi terhadap sesama. Ini adalah keniscayaan dan kewajiban persaudaraan ‎yang diikat oleh akidah yang sama. Kedua, toleransi terhadap nonmuslim, ‎toleransi terhadap nonmuslim disyariatkan, karena Islam mengajarkan ‎perdamaian baik Muslim maupun nonmuslim. Konsep kerja sama dan toleransi ‎hanya berlaku untuk kepentingan sekuler yang tidak terkait dengan kepentingan ‎agama seperti akidah.‎
‎ 

Konsep-konsep toleransi dalam Al-Qur’an adalah:‎
‎1.‎ Tidak ada paksaaan memeluk Islam
‎ 

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ‏

‎ 
Artinya: ’’Tidak ada paksaan dalam (menerima) agama (Islam).’’ (QS Al-‎Baqarah: 256).‎
‎ 

Toleransi berarti tidak memaksa beribadah sesuai agama Islam, namun ‎membiarkan agama lain menjalankan ibadah sesuai ajarannya (QS Yunus: 40-41)‎
‎ 

Artinya: ’’Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al ‎Quran), dan di antaranya ada pula orang-orang yang tidak beriman kepadanya. ‎Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat ‎kerusakan.”(40)“Dan jika mereka tetap mendustakan Muhammad maka ‎katakanlah,’Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak ‎bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak ‎bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (41) (QS Yusuf: 40-41)‎
‎ 

‎2.‎ Bersikap toleran terhadap agama lain ‎
‎ 

Artinya: ’’Katakanlah: "Hai orang-orang kafir (1), Aku tidak akan menyembah ‎apa yang kamu sembah (2), Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah ‎‎(3), Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah (4),  Dan ‎kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah (5), Untukmu agamamu, dan ‎untukkulah, agamaku (6).’’ (QS Al-Kafirun: 1-6)‎
‎ 

‎3.‎ Toleransi sesama Muslim merupakan wujud persaudaraan yang terikat oleh ‎tali akidah yang sama
‎ 

Artinya: ’’Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu ‎damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah ‎terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.’’ (QS Al-Hujurat: 10)‎
‎ 

‎4.‎ Toleransi kepada sesama muslim dengan mendahulukan saudaranya atas ‎dirinya sendiri
‎ 

Artinya: ’’Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah ‎beriman (Ansor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Ansor) ‎‎'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Ansor) ‎tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan ‎kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), ‎atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang ‎dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS ‎Al-Hasyr: 9)‎
‎ 

‎5. Toleransi merupakan sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai ‎macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat ‎istiadat, budaya, bahasa, serta agama.‎
‎ 

Artinya: ’’Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-‎laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan ‎bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang ‎paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara ‎kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.’’ (QS. Al-‎Hujurat: 13).‎
‎ 

H San Ridwan Maulana, Mahasiswa S3 Unisma; Ketua Umum DPP Ittihad ‎Muballgh Muballighoh Nusantara; Wakil Ketua LDNU Tangsel
Editor: M. Izzul Mutho


Editor:

Ramadhan Terbaru