Biawak (Seliro) Itu Apa Binatang Dlab yang Halal Dimakan?
DALAM Islam, mengonsumsi makanan dan minuman yang halal sangat penting. Itu perintah syariat Islam. Secara tegas perintah mengonsumsi makanan halal tertuang dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 163)
Makanan halal yang dimaksud harus mencakup dalam dua kategori. Pertama, halal secara dzatiyah atau dari aspek wujud fisiknya. Kedua, halal dari aspek asal muasalnya.
Sementara itu, ada pertanyaan, apakah binatang yang dinamakan biawak (seliro) itu? Apakah binatang tersebut ialah binatang dlob yang halal dimakan itu?
Muktamar Nahdlatul Ulama ke-7 di Bandung, Jawa Barat, yang dilaksanakan 13 Rabius Tsani 1351/9 Agustus 1932, seperti dikutip dari Juz Awal Ahkamul Fuqaha fi Muqarrarat Mu’tamirat Nahdlatil Ulama, Kumpulan Masalah Diniyah dalam Muktamar Nahdlatul Ulama PBNU, Penerbit CV Toha Putra Semarang, menjawab sebagai berikut:
Binatang biawak (seliro) itu bukan binatang dlab, oleh karenanya, maka haram dimakan.
Rujukan: Kitab al-Qulyubi ‘alal Minhaj
اما المنياوأ سليرا هو غير الضب فيحرم اكله مطلقا . قال القليوبى على المنهاج ما نصه: (قوله وضب) وهو حيوان يشبه الورل يعيش نحو سبعمائة سنة ومن شأنه انه لايشرب الماء . وانه يبول فى اربعين يوما مرة وانه للانثى منه فرجان وللذكر ذكران ومنه ام حبين بمهملة مضمومة فموحدة مفتوحة وتحته ساكنة فنون دوبية قدر الكف صفراء كبيرة البطن تشبه الحرباء اه.
Wallahu a’lam bis shawab
