• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 28 Juni 2024

Keislaman

Lima Syarat Berbuat Baik ala Sayyid Muhammad

Lima Syarat Berbuat Baik ala Sayyid Muhammad
Pengajian Kitab Kasyful Ghummah terakhir yang diasuh Kiai Muhammad Hanifuddin di Gedung Graha Aswaja NU Tangsel, Selasa (11/6/2024) malam. (Foto: NUOB/Mutho)
Pengajian Kitab Kasyful Ghummah terakhir yang diasuh Kiai Muhammad Hanifuddin di Gedung Graha Aswaja NU Tangsel, Selasa (11/6/2024) malam. (Foto: NUOB/Mutho)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) Kiai Muhammad Hanifuddin menyampaikan, ada lima syarat berbuat kebaikan.’’Itu ditulis oleh Sayyid Muhammad bin Alawy bin Abbas Al Maliky Al Hasany Al Makky dalam salah satu karyanya, Kitab Kasyful Ghummah,’’ ujar pria yang sejak kecil suka wayang itu saat ngaji terakhir Kitab Kasyful Ghummah di Lantai 1 Graha Aswaja NU Tangsel, Jalan Otista Raya, Ruko Prima Blok B, No 25-26, Ciputat, Tangsel, Selasa (11/6/2024) malam.



Dijelaskan pria yang segera mengakhiri masa lajangnya itu, seseorang yang berbuat baik itu syaratnya jangan dipamerkan. Selain itu, seorang yang melakukan kebaikan jangan menganggap besar.’’Seakan-akan apa yang dilakukan jadi solusi umat, karena akan menjebak kebaikan yang dilakukannya dibutuhkan umat,’’ imbuh pria yang pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ringinagung, Kediri, Jawa Timur, itu.


Tak hanya itu. Pria yang mengenakan kacamata, baju putih lengan panjang dipadu peci hitam dan sarung bermotif dengan dominan gelap itu melanjutkan, syarat berbuat kebaikan lainnya adalah menjauhkan diri dari menyebut-nyebut kebaikan yang telah dilakukannya.



’’Syarat lainnya yang disampaikan Sayyid Muhammad pada halaman 6 adalah meninggalkan takjub, berbangga pada diri sendiri. Sebab, dapat menggugurkan rasa syukur dan merontokkan pahala,’’ imbuh pria asal Sragen, Jawa Tengah, itu.



Santri almaghfurlah KH Ali Mustafa Yakub, pendiri Pondok Pesantren Darus-Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, itu, menambahkan, syarat terakhir yang tak kalah pentingnya, kebaikan meski sedikit jangan dianggap remeh.’’Jangan menganggap remeh kebaikan,’’ tegas dosen Pondok Pesantren Darus-Sunnah itu di hadapan para jamaah.



Malam itu, Kiai Hanif membaca halaman 5 hingga 9 Kitab Kasyful Ghummah. Meliputi mukaddimah, bab macam-macam kebaikan, dan bab syarat berbuat kebaikan.’’Setelah selesai membacakan hadits-hadits yang dikumpulkan oleh Sayyid Muhammad, kita kembali ke awal kitab. Bagian yang sengaja dulu belum dibaca. Ini sudah selesai semua. Alhamdulilh. Semoga bermanfaat,’’ terangnya berharap.



 

Seperti biasa, sebelum ngaji kitab di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangsel itu didahului istighotsah. Di antaranya membaca shalawat nariyah yang dipimpin Sekretaris PCNU Tangsel Kiai Himam Muzzahir.



Berbeda dengan sebelumnya, karena ini ngaji kitabnya terakhir alias khatam, setelah pengajian dipanjatkan doa dan dilanjut makan bersama nasi tumpeng sebagai ejawantah syukur kepada Allah.  

 


Sekadar diketahui, Sayyid Muhammad bin Alawy bin Abbas Al Maliky Al Hasany Al Makky hidup pada 1944-2004. Kasyful Ghummah, penawar kegalauan, merupakan salah satu karyanya. Kitab setebal 84 halaman ini memuat penjabaran hadits-hadits terkait kesalehan sosial. (Mutho)


Keislaman Terbaru