Nasional Haji 1444 H

Puluhan Orang Indonesia Diundang Menunaikan Haji oleh Raja Salman

Kamis, 22 Juni 2023 | 00:05 WIB

Puluhan Orang Indonesia Diundang Menunaikan Haji oleh Raja Salman

Ilustrasi pengecekan toilet di Mina. (Foto: Kemenag)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Tahun ini, ada sekitar 50 orang Indonesia yang diundang Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk menunaikan ibadah haji. ’’Tamu khusus atas perintah Raja Salman yang setiap tahunnya mengundang orang-orang yang memang pilihan dari negara Islam pada umumnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia,’’ ujar Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah Al-Amudi di Jakarta, Rabu (21/6/2023).

Kerajaan Arab Saudi, lanjutnya, akan memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh jamaah. Dan, nama-nama yang diajukan untuk mendapatkan undangan khusus itu telah dipilih secara cermat oleh pemerintah Arab Saudi.

Dari Indonesia, salah satunya adalah Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar. "Kalau di Indonesia mungkin karena penduduk Islamnya terbanyak, maka paling banyak, itu 50 orang. Jadi satu kebanggaan juga buat kita, bangsa Indonesia selalu mendapatkan undangan terbanyak dari Kerjaan Arab Saudi," ujar Nasaruddin.

Sementara itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) terus mematangkan konsep terbaik dalam penyelenggaraan ibadah haji jamaah lanjut usia (lansia), khususnya saat fase puncak haji, wukuf di Arafah – Muzdalifa – Mina. Ada tiga skema yang dirumuskan.

“Menjelang puncak haji di Arafah – Muzdalifah – Mina atau Armina, kita telah siapkan tiga skema penyelenggaraan ibadah, khususnya bagi jamaah haji lansia,” tegas Direktur Bina Haji Arsad Hidayat di Makkah, seperti dikutip dari situs resmi Kemenag, Rabu (21/6/2023).

Skema pertama disiapkan bagi jamaah lansia yang meninggal dunia setelah di embarkasi, saat di pesawat, atau di tanah suci, serta jamaah lansia yang memiliki ketergantungan pada alat dan obat sehingga tidak bisa dimobilisasi. Jamaah yang masuk dalam kategori skema ini, akan dibadalhajikan.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu, sampai saat ini tercatat ada 99 jamaah haji Indonesia yang meninggal di pesawat, Jeddah, Madinah, dan Makkah. “Jadi, nantinya akan ada orang yang membadalkan hajinya,” terangnya.

Skema kedua, disiapkan bagi jamaah haji yang sakit dan dirawat, baik di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKIH) atau di RS Arab Saudi (RSAS), dan masih bisa dimobilisasi. Jemaah dengan kategori ini akan disafariwukufkan.

“Kita akan angkut dengan bus yang sudah dimodifikasi, ada jamaah yang duduk dan baring. Satu dua jam di Arafah kemudian akan kembali ke KKIH atau RSAS,” sebutnya.

Untuk skema ketiga, lanjutnya, disiapkan bagi jamaah lansia yang fisiknya sehat, hanya harus menggunakan kursi roda. Mereka akan tetap dibawa ke Arafah untuk menjalani wukuf seperti jamaah haji normal lainnya.

“Hanya, kita sedang mempersiapkan skema dengan pihak Syarikah supaya mereka tidak harus mampir di Muzdalifah. Sebab, Muzdalifah itu kan hamparan pasir. Kalau nanti kursi roda turun di sana akan berat mendorongnya,” paparnya.

Pewarta: M Izzul Mutho