• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

Sesama Kader NU, Harus Menjaga Persaudaraan

Sesama Kader NU, Harus Menjaga Persaudaraan
Silaturahmi dan Halalbihalal KPNU Tangerang Raya di Pondok Pesantren At-Tadzkir Nur Ghazali, Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, Ahad (14/5/2023). (Foto: NU Online Banten/M Izzul Mutho)
Silaturahmi dan Halalbihalal KPNU Tangerang Raya di Pondok Pesantren At-Tadzkir Nur Ghazali, Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, Ahad (14/5/2023). (Foto: NU Online Banten/M Izzul Mutho)

Kabupaten Tangerang, NU Online Banten

Nahdlatul Ulama (NU) tidak hanya sebagai organisasi sosial keagamaan. Lebih dari itu, sebagai sarana untuk wusul atau sampai kepada para muassis atau pendiri, wusul kepada Rasulullah, dan akhirnya wusul kepada Allah. Demikian disampaikan Gus M Hubab Nafi Nu’man, instruktur nasional PD (Pendidikan Dasar) Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU).

’’Jadi NU itu ada syariat, tarekat, dan hakikat. Syariatnya qonun asasi, anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan peraturan. Sedangkan tarekatnya, mengikuti akhlaknya muassis dan ulama NU. Adapun hakikat ber-NU adalah wusul,  berkumpul dengan para muassis, ulama di akhirat. Nah, dari qonun asasi itulah, wajib mengadakan kaderisasi,’’ jelasnya saat sambutan di hadapan ratusan kader pada Silaturahmi dan Halalbihalal Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (KPNU) Tangerang Raya di Pondok Pesantren At-Tadzkir  Nur Ghazali, Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, Ahad (14/5/2023) siang.

Ketua Lembaga Bahsul Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten itu melanjutkan, pintu Allah tidak akan terbuka, kecuali dibukanya pintu Rasulullah.’’Pintu Rasulullah tidak terbuka, kecuali dibukanya pintu waliyullah, ulama, para guru kita,’’ tegas pria dengan rambut panjang itu.

Pada kesempatan itu dia bercerita saat Mbah Manab, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, hendak wafat. ‘’Yang disampaikan, doakan saya sebagai santrinya Syaikhona Mbah Kholil Bangkalan. Cukup itu keinginannya. Di antara santri Mbah Kholil yaitu Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari atau Mbah Hasyim, pendiri NU,’’ imbuhnya.

Alhasil, sebagai warga NU, hendaknya tidak mempunyai keinginan apa pun dalam berkhidmat kecuali diakui sebagai santrinya Mbah Hasyim. ’’Mbah Hasyim dawuh, siapa yang mau mengurusi NU, saya anggap santriku. Siapa yang jadi santriku, saya doakan husnul khatimah beserta anak cucunya,’’ ujarnya mengutip apa yang pernah disampaikan oleh kakek dari KH Abdurrahman Wahid, presiden Indonesia keempat itu.

Jadi, lanjurnya, cukup punya keinginan diakui sebagai santrinya Mbah Hasyim, Mbah Kholil, Syekh Nawawi Al Bantany. ‘’NU itu organisasi karamah. Kalau susah membayangkan Mbah Hasyim, di sini, Banten, cukup diakui sebagai santrinya Abuya Muhtadi Dimyati,’’ ungkapnya memompa semangat para kader yang hadir.

Gus Hubab yang pada kesempatan itu juga mengajak dan memimpin shalawatan di sela-sela sambutan juga berpesan agar sesama kader menjaga ukhuwah nahdliyah, persaudaraan sesama warga NU.’’Jangan bertengkar sesama kader. Harus benar-benar dijaga. Kalau ada yang musykil, hendaknya ditanyakan kepada kasepuhan, syuriah,’’ harapnya.

Sedangkan KH Amir Ma’ruf dari Lakpesdam Pengurus Besar NU mengatakan, adanya kaderisasi di NU untuk melanjutkan tugas ulama. ‘’Didirikan NU dulu untuk meneruskan dan mengemban Islam rahmatan lil ‘alamin yang dibawa Wali Sanga serta ikut memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Kini Indonesia sudah merdeka, kita juga menikmati keindahan dalam beragama. Ini jasa para muassis,’’ jelasnya.

Lalu sebagai kader NU, apa yang dilakukan? ’’Tugas kita meneruskan, menjaga, mendakwahkan Islam Ahlussunah wal Jama’ah tetap berjalan, menjaga NKRI. Nah, para kader hendaknya masuk struktur NU, gerakan kader juga harus dalam kendali struktur. Inilah pentingnya kaderisasi,’’ tegas pria yang juga instruktur nasional PD PKPNU itu.

Adapun Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Wilayah NU Banten KH Imaduddin Usman Al Bantani dalam tausiahnya mengatakan, kader penggerak harus bergerak. Tidak boleh diam.’’Ketika NU memanggil, harus siap dipanggil,’’ ujarnya.

Sekadar diketahui, hadir pada kesempatan tersebut, ratusan kader penggerak NU se Tangerang Raya. Hadir juga Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Wilayah NU Banten KH Imaduddin. Gus M Hubab Nafi Nu’man, instruktur nasional PD (Pendidikan Dasar)-PKPNU dan KH Amir Ma’ruf dari Lakpesdam Pengurus Besar NU.  

Juga Gus Agung Purnomo mewakili tuan rumah Pondok Pesantren At-Tadzkir  Nur Ghazali, Ketua Majelis Silaturahmi Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (KPNU) se Tangerang haya KH Yumni Al Hilal, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Kholid Ismail, sejumlah pengurus dari Cabang NU hingga Ranting NU se Tangerang Raya, sejumlah pengurus badan otonom dan lembaga, serta undangan.

Acara yang dimulai pukul 13.30 WIB dan berakhir sekitar pukul 16.30 WIB itu diisi dengan istighotsah, kemudian pembukaan dipandu MC Ucok dan Njay (komedian grup Oplet), pembacaan Kalam Ilahi, shalawatan yang dipimpin  Gus Hubab, dan sambutan-sambutan. Disusul tausiyah oleh KH Imaduddin Usman Albantani. Juga ada suguhan atraksi atau hiburan dan doorprize.

Pewarta: M Izzul Mutho


Nasional Terbaru