• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 28 April 2024

Opini

Ilmu Titen Syekh Nawawi Banten: Misteri Angka di Balik Nama Muhammad

Ilmu Titen Syekh Nawawi Banten: Misteri Angka di Balik Nama Muhammad
Cover Kitab Sullamul Munajat. (Foto: Gus Robi for NUOB)
Cover Kitab Sullamul Munajat. (Foto: Gus Robi for NUOB)

KITAB Sullamul Munajat (Tangga Bermunajat) saya buka. Sebuah komentar arif Syekh Nawawi Banten atas intisari Safinatus Shalat (Perahu Salat) karangan Sayyid Abdullah bin Umar bin Yahya Hadramaut.



Dan, pada suatu malam, mendapat file portable document format (pdf) kitab tersebut. Pdf ini lebih besar dan lebih rapi tulisannya dibanding cetakan kuno yang saya pegang. Saya berterima kasih kepada editor, Syekh Bassam Abdul Wahhab Al-Jabi. Syekh Bassam ini naksir karya-karya Syekh Nawawi Banten. Terbukti, selain Sullam, Bassam telah merapikan ulang karya Syekh Nawawi yang lebih tebal, Syarah Kasyifatus Saja. Bahkan, di akhir Sullam, Bassam juga melengkapinya dengan lampiran syarah Hadits Al-Musi` Shalatahu; tentang seorang yang shalatnya kurang benar, sehingga mendapat koreksi langsung dari Rasulullah.



Ada yang menarik perhatian. Halaman pertama komentar Syekh Nawawi tentang "misteri angka" di balik nama agung, Muhammad. Bahwa, dari nama Muhammad ini, sebagian ulama telah mampu menggali jumlah banyaknya rasul (315 rasul). Dari nama ini, dapat menghasilkan angka 314, bilangan prajurit yang tulus menemani Thalut melawan pasukan Jalut. Bisa pula terjumlah jadi 313, total sahabat yg mengikuti Perang Badar.


Bagaimana nama Muhammad mampu menghasilkan angka 315, 314, dan 313? Mari perhatikan penjelasan Syekh Nawawi dengan pendekatan Abajadun.

Jika dibeberkan satu persatu hurufnya, maka:


Pertama, huruf mim ميم (M 40 + Y 10 + M 40) menunjukkan angka 90. Karena huruf ini pada nama Muhammad ada tiga, maka 90x3= 270

Kedua, huruf dal دال (D 4 + A 1 + L 30) memiliki angka 35

Ketiga, huruf haa` حاء (H kecil 8 + Alif 1 + Hamzah 1) sama dengan 10

 


Nah, ketika dijumlahkah semuanya: 270+35+10 = 315, sama denga jumlah para rasul. Bila mengatakan jumlahnya adalah 314, maka menggugurkan alif pada حاء itu; yang mana angka 314 ini merupakan prajurit gigih Thalut yg bijak.

Sedangkan yang menghitung 313, sebagaimana bilangan Ahli Badar, berarti menggugurkan hamzah pada حء .

 


Itu kalau menghitung dengan cara mbeber dan mengkalikan tiga mimnya.

Bagaimana kalau menghitung apa adanya, tanpa mbeber dan tanpa dikalikan antarmimnya?



Syekh Nawawi menjawab:

Pertama, mim م tanpa dibeber, dihitung m-nya saja tanpa ya` dan m-nya lagi, berarti 4 (angka nolnya dibuang). Tanpa lihat tasydid, mim pada nama Muhammad ada dua. Berarti 4+4= 8.

Kedua, ha` ح berarti 8.

Ketiga, dal د sama dengan 4

Totalnya berapa? 20. Angka 20 dikalikan 20= 400, dikali dengan bilangan genap jumlah rasul (310 -limanya disimpan dulu): 400x310= 124.000.

 


Menurut pandangan ilmuwan, jelas Syekh Nawawi, angka 124 ribu inilah total jumlah para nabi, jumlah para sahabat, dan jumlah para kekasih-Nya setiap era.  Angka ini juga konon merupakan jumlah helai rambut jenggot Baginda Nabi, serta total bilangan papan-papan perahu Nabi Nuh. Angka 310 ini merupakan angka-angka bulat paripurna, yang melukiskan makhluk yang paling sempurna, yaitu para nabi.



Adapun sisanya, yaitu angka lima (5), menggambarkan sosok-sosok yg mengiringi keutamaan dan keluhuran derajat mereka. Bagi Syekh Nawawi, angka lima ini tidak lain merupakan simbol Khulafa`ur Rasyidin:

1. Sahabat Abu Bakar, 2. Sahabat Umar, 3. Sahabat Uthman, 4. Sahabat Ali, 5. Sahabat Al-Hasan putra Siti Fathimah Az-Zahra radhiyallahu 'anhum ajma`in.

 


Betapa demikian luar biasa dan tajamnya pemaparan Syekh Nawawi Banten. Hanya dari angka Abajadun di balik nama Muhammad, mampu menguak dan mengaitkan jumlah para nabi-rasul, pasukan Thalut, Sahabat Ahli Badar, helai rambut, hingga papannya perahu Nabi Nuh.



Mungkin orang-orang sekarang menganggapnya ilmu cocokologi, atau otak atik gatuk. Bahkan, Bassam, sang editor terlihat nyinyir di catatan kakinya. Dia menyatakan: ini tiada guna, tak memiliki tendensi syari. Dan gegara Bassam yang khilaf ngetik ba`, yang mestinya ya`, saya bolak-balik lihat abajadun untuk mahami angka mim ميم, (Bassam ngetiknya: الميم، الباء، الميم).



Upaya pencerahan angka dari Syekh Nawawi ini sangat memiliki metodologi ilmiah. Di dalam dunia riset, dikenal dengan pendekatan kuantitatif, yang data analisanya berdasarkan angka-angka. Ketika sudah banyak ilmuwan meneliti segala sisi dari Baginda Nabi Muhammad dengan berbagai pendekatan, maka sah-sah juga Syekh Nawawi pun menelitinya denga ruang lingkup kuantitatif yang simpel: menganalisis angka-angka (numerikal) di balik namanya. Dan hasil risetnya? Sungguh luar biasa juga, bukan? Tidak kalah denga hasil dari pendekatan kualitatif saja.

 


Selain itu, ilmu titen ini juga banyak menginspirasi kiai-kiai hikmah Banten dan Jawa setelah Syekh Nawawi. Yang sangat terlihat kental adalah Al-Mukarrom Mbah Yai Maimun Zubair, yang sering menjabarkan rahasia angka di balik Nahdlatul Ulama (NU) dengan tanggal kemerdekaan Indonesia.

 

Ilmu titen dapat mengubah nilai hal yang remeh temeh sekalipun menjadi sesuatu banget, mencengangkan, dan bikin ngangguk-angguk yang menyimak.



Kejelian mata batin seperti ini yang saat ini sudah mulai pudar, bahkan bisa jadi terasa asing, terbilang sia-sia oleh orang-orang zaman sekarang. Mungkin bisa jadi benar ini hanya cocokologi, tapi bukankah untuk mencocokologinya memerlukan pemerasan otak dan kejernihan hati yang luar biasa?

 

Semoga dapat kecipratan ilmu titennya para alim ulama, terutama Syekh Nawawi Banten. Dan, semoga dengan berkahnya malam Jumat, keinginan kita dikabulkan Allah. Amiin

 

 

H Muhammad Robi Ulfi Zaini Thohir, Ketua PCNU Kabupaten Serang, Pengasuh Ponpes Moderat At-Thohiriyah Pelamunan


Opini Terbaru