• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 4 Mei 2024

Pesantren

Pondok Pesantren Daarul Madinah Pamulang, Tangsel

Awalnya Bukan Pesantren, Ingin Ada Madrasah Diniyah

Awalnya Bukan Pesantren, Ingin Ada Madrasah Diniyah
Pondok Pesantren Daarul Madinah di Jalan Bambu Apus No. 8, Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. (Foto: NU Online Banten/Ade Adiyansah)
Pondok Pesantren Daarul Madinah di Jalan Bambu Apus No. 8, Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. (Foto: NU Online Banten/Ade Adiyansah)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Pondok pesantren ini tergolong masih muda. Daarul Madinah namanya. Letaknya di Jalan Bambu Apus No. 8, Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.

Awal mulanya, bukan pesantren, tapi yayasan sosial. Perintisnya adalah KH Samson Nasaruddin. Hanya, pria yang akrab dipanggil Kiai Soni sudah meninggal. ’’Tak lepas dari arahan guru Kiai Soni untuk berdakwah. Gurunya adalah Syekh Nazim, mursyid tarekat Naqsyabandi Haqqani,’’ ujar Hisbulloh Huda, salah seorang pengajar yang diminta keluarga Kiai Soni menemui NU Online Banten, Sabtu (24/6/2023) petang.

Pria yang pernah menimba ilmu di Fathul Hidayah, Lamongan, dan Lirboyo, Kediri, Jawa Timur itu, bercerita, sebelum menjadi pesantren, tempat tersebut adalah rumah kosong. ’’Kiai Soni menjadikannya sebagai tempat belajar anak-anak yatim/piatu. Rumah itu direnovasi dan berdirilah gedung yang saat ini di tanah kurang lebih luas 700m2 dengan 2 asrama bertingkat untuk anak yatim/piatu dibebaskan biayanya,’’ ujar pria kelahiran Lamongan, 17 Mei 1999 itu.

Termasuk yang pertama tinggal di gedung tersebut adalah sejumlah mahasiswa yang ikut Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyah (JATMAN), badan otonom yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). ‘’Mahasiswa itu ikut mengajarkan anak-anak ngaji, Al-Qur'an, dan kitab kuning,’’ imbuhnya.

Seiring berjalannya waktu, pada 2015 didaftarkan di Kementerian Agama menjadi Pondok Pesantren Daarul Madinah. ’’Ini juga keinginan dari almagfurlah Kiai Soni dan Nyai Hj Agustina. Saat ini untuk santri yang tidak menetap ada sekitar 60 orang. Sedangkan yang menetap hanya belasan orang. Khusus yang menetap, baru untuk asrama laki-laki dari anak-anak yatim/piatu,’’ terangnya.

Terkait pembelajaran, seiring menjadi pesantren terus ditata. ’’Ingin mendirikan madrasah diniyah. Sejak almagfurlah Kiai Soni wafat, kepengurusan oleh Kiai Sohib Ismail yang berdomisili di Pondok Cabe. Beliau ini salah satu guru Kiai Soni,’’ ungkapnya.

Saat ini, kitab kuning tetap diajarkan. Juga Al-Qur’an.’’Untuk tahfidz, ada gurunya juga yang hafidz dan hafidzah, alumni Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung,’’ tambahnya.

Harapan ke depan seperti keinginan Kiai Soni juga istrinya Nyai Agustina, bisa berkembang. ’’Sebagai tempat belajar dan mendakwahkan Islam Ahlusunnah wal Jama'ah an Nahdliyah. Pesan Kiai Soni, uruslah anak-anak yatim/piatu, karena kelak merekalah yang akan membantu kalian,’’ ucapnya.

Pewarta: Ade Adiyansah


Editor:

Pesantren Terbaru