• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 28 April 2024

Opini

Imam al-Suyuthi dan Hadits Mutawatir

Imam al-Suyuthi dan Hadits Mutawatir
Kitab al-Azhar al-Mutanatsirah karya Imam al-Suyuthi. (Foto: ist)
Kitab al-Azhar al-Mutanatsirah karya Imam al-Suyuthi. (Foto: ist)

DI kalangan pesantren, Imam al-Suyuthi (849-911 H) dikenal sebagai penulis Tafsir Jalalain. Melanjutkan penulisan tafsir yang telah dimulai sang guru Imam Jalaluddin al-Mahalli (791-864 H). Imam al-Suyuthi juga memiliki nama laqab yang sama, Jalaluddin. Karena itu, kitab tafsir ini dikenal dengan nama Jalalain. Ditulis oleh dua Jalal; Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin al-Suyuthi. Di balik kemasyhuran Imam al-Suyuthi dalam bidang tafsir ini, ulama yang menimba ilmu di al-Azhar Mesir ini juga pakar dalam bidang hadits.

 


Di antara garansi kepakarannya adalah Nadhom Alfiyah, kitab yang memuat seribu bait terkait ilmu hadits. Al-Dibaj, kitab yang mengulas (syarah) Shahih Muslim. Al-Jami al-Shaghir dan al-Jami al-Kabir, karya yang menghimpun ribuan hadits dari lintas kitab hadits. Al-Ala’i al-Mashnu’ah, kitab yang mengumpulkan hadits-hadits palsu (al-maudhu). Tanwir al-Hawalik, karya yang menjabarkan hadits-hadits yang dihimpun oleh Imam Malik bin Anas (93-179 H) dalam Kitab al-Muwatha'. Dan masih banyak lagi.

 


Tidak banyak yang mengetahui, Imam al-Suyuthi juga memiliki perhatian terkait hadits mutawatir. Hadits yan diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh perawi di setiap generasi. Karena itu, hadits mutawatir adalah hadits yang paling kuat dan valid. Tidak membutuhkan kajian untuk menyatakan apakah hadits tersebut shahih, hasan, atau dhaif (lemah). Sebagai contoh, hadits terkait Kanjeng Nabi saw mengangkat tangan saat berdoa, hadits terkait ancaman Baginda Nabi saw kepada orang yang mendustakan perkataan beliau, hadits terkait keutamaan orang yang meriwatkan hadits, dan lain sebagainya.

 


Melalui karya yang berjudul al-Azhar al-Mutanatsirah, Imam al-Suyuthi melakukan kajian serius. Mengumpulkan hadits-hadits mutawatir. Dikumpulkan dari berbagai kitab hadits. Ditunjukkan satu per satu nama sahabat yang meriwayatkannya. Dihitung jumlah sahabat yang meriwayatkannya. Total terdapat  113 hadits. Mengandung beragam hal. Mulai masalah akidah, ubudiyah, muamalah, munakahah, dan lain sebagainya. 

 


Sebagai misal, hadits mutawatir yang ditulis Imam al-Suyuthi adalah terkait ancaman neraka bagi orang yang mendustakan perkataan Nabi. Berani memalsukan hadits. Tidak ringan, ancamannya adalah tempat di neraka. Hadits ini diriwayatkan oleh 72 sahabat. Di antaranya adalah Sayidina Ali bin Abi Thalib, Sayidina Anas bin Malik, Sayidina Abu Hurairah, Sayidina al-Mughirah bin al-Syu’bah, Sayidina Abdullah bin Mas’ud, dan lainnya.  Hadits tersebut terdapat dalam 14 kitab hadits. Mulai Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Musnad al-Bazzar, al-Mustadrak, al-Mu’jam, dan lainnya.

 


Lebih detail, Imam al-Suyuthi menyajikan 113 hadits tersebut terbagi ke dalam 12 kitab. Yang menarik, di bagian separo akhir kitab ini juga disertakan karya pakar hadits kontemporer, Syekh Abdul  Aziz al-Ghumari (1224 H). Ulama Maroko ini menambahkan apa yang telah dilakukan oleh Imam al-Suyuthi. Mengumpulkan hadits mutawatir lain. Syekh Abdul Aziz menambahkannya menjadi 289 hadis. Selain itu, beliau juga memberikan penjelasan terkait makna hadits. Karena itu, jika kita membaca kedua karya ini, kita akan diantarkan untuk lebih detail melihat pernak-pernik hadits mutawatir.

Lantas tertarikkah Anda?

 


Muhammad Hanifuddin, Dosen Ma’had Darus-Sunnah Jakarta dan Ketua LBM PCNU Tangsel


Opini Terbaru