Wahyu Fahmi Rizaldy
Kolomnis
DUNIA saat ini dihadapkan pada tantangan serius berupa krisis lingkungan. Data dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menunjukkan pemanasan global, yang ditandai dengan peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 1°C sejak masa pra-industri, menyebabkan berbagai dampak negative. Di antaranya, mencairnya es di kutub, naiknya permukaan air laut, dan meningkatnya frekuensi bencana alam. Pencemaran udara, air, dan tanah juga menjadi masalah serius. Degradasi lingkungan hidup, termasuk deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kerusakan ekosistem laut, semakin memperparah krisis ini.
Dalam menghadapi tantangan ini, transisi menuju energi terbarukan menjadi sebuah keniscayaan. Energi terbarukan, seperti energi surya, angin, air, dan panas bumi, menawarkan sumber energi yang bersih, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Di sinilah peran santri, sebagai bagian integral dari masyarakat Indonesia, menjadi sangat penting. Santri, dengan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal yang dimilikinya, dapat menjadi pelopor dalam mewujudkan kelestarian lingkungan dan pengembangan energi terbarukan. Konsep "Santri Mendunia" menunjukkan bahwa santri tidak hanya berperan di lingkungan pesantren, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi dunia dalam mengatasi krisis lingkungan.
Islam dan Kelestarian Lingkungan
Islam menempatkan manusia sebagai khalifah fil ardh, yang berarti pemelihara dan penjaga bumi. Konsep ini mengamanatkan kepada setiap Muslim untuk bertanggung jawab atas kelestarian alam semesta. Al-Qur'an dan hadits menegaskan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan melarang segala bentuk perusakan alam.
Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Ayat Al-Qur'an seperti QS Al-A'raf: 56 dan QS Ar-Rum: 41 menegaskan larangan melakukan kerusakan di bumi dan menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan adalah akibat dari perbuatan manusia.
Hadits Nabi tentang menanam pohon juga mengajarkan untuk berbuat baik kepada lingkungan. Prinsip-prinsip etika lingkungan dalam Islam meliputi larangan merusak lingkungan, kewajiban menjaga keseimbangan alam, dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana demi kemaslahatan bersama, baik generasi saat ini maupun generasi mendatang.
Dalam konteks modern, para ulama juga telah mengeluarkan fatwa-fatwa yang mendukung pelestarian lingkungan dan pengembangan energi terbarukan. Majelis Ulama Indonesia (MUI), misalnya, telah mengeluarkan fatwa tentang kewajiban menjaga lingkungan dan fatwa tentang penggunaan energi terbarukan. Fatwa-fatwa ini semakin mempertegas bahwa Islam adalah agama yang ramah lingkungan dan mendorong umatnya untuk aktif dalam upaya pelestarian bumi.
Peran Santri dalam Menjaga Kelestarian Bumi
Pesantren, sebagai tempat pendidikan dan pembentukan karakter santri, memiliki peran krusial dalam menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan. Nilai-nilai luhur yang diajarkan di pesantren, seperti kesederhanaan, gotong royong, kebersihan, dan kemandirian, sejalan dengan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan.
Tradisi dan kehidupan sehari-hari di pesantren juga banyak yang mencerminkan keselarasan dengan alam. Misalnya, tradisi menanam pohon, hemat air, dan mengelola sampah organik menjadi kompos merupakan praktik yang telah lama dilakukan di berbagai pesantren. Kebiasaan hidup sederhana dan mengurangi konsumsi juga merupakan bentuk nyata dari penerapan nilai-nilai lingkungan dalam kehidupan santri.
Santri, dengan bekal ilmu agama dan nilai-nilai pesantren, memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Mereka dapat berperan aktif dalam menyebarkan kesadaran lingkungan melalui kegiatan edukasi, sosialisasi, dan penyuluhan kepada masyarakat. Santri juga dapat menjadi pelopor dalam penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan di masyarakat.
Tidak hanya itu. Santri juga mampu melakukan advokasi dan menggerakkan masyarakat untuk menjaga lingkungan. Banyak pesantren yang aktif dalam gerakan penghijauan, penyelamatan sumber daya air, dan penanganan sampah. Aksi nyata ini menunjukkan bahwa santri tidak hanya memiliki pemahaman teoritis tentang lingkungan, tetapi juga mampu menerjemahkannya dalam bentuk aksi dan gerakan konkret yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Santri dan Energi Terbarukan
Indonesia dikaruniai potensi energi terbarukan yang melimpah. Sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun, aliran sungai yang deras, embusan angin, serta keanekaragaman hayati menyediakan sumber energi alternatif yang bersih dan berkelanjutan. Energi surya, air, angin, biomassa, dan panas bumi merupakan contoh sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menciptakan masa depan energi yang lebih bersih.
Inovasi teknologi di bidang energi terbarukan juga lahir dari tangan-tangan kreatif para santri. Beberapa pesantren telah berhasil mengembangkan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan, seperti kompor biomassa, pembangkit listrik tenaga mikro hidro, dan sistem penjernih air berbasis energi surya. Inovasi-inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi pesantren, tetapi juga dapat diaplikasikan di masyarakat luas.
Selain itu, santri juga aktif dalam program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat terkait energi terbarukan. Melalui pelatihan dan workshop, santri berbagi pengetahuan dan keterampilan tentang energi terbarukan kepada masyarakat, sehingga masyarakat mampu memanfaatkan potensi energi terbarukan di lingkungan mereka secara mandiri. Program-program ini berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Penutup
Santri memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan, pelopor inovasi, dan penggerak masyarakat dalam bidang lingkungan dan energi terbarukan. Berbagai inisiatif yang telah dilakukan oleh pesantren dan santri di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa mereka mampu memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Dengan sinergi dan kolaborasi dari semua pihak, diharapkan santri Nusantara dapat terus berkontribusi dalam mengawal kelestarian bumi dan mewujudkan masa depan energi yang bersih dan berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia.
Wahyu Fahmi Rizaldy, Dosen Hukum Universitas Teknologi Surabaya
Terpopuler
1
Dahsyatnya Kebakaran di LA, Amerika
2
Konferensi II MWCNU Ciledug tetapkan Syarif Hidayat Rais Syuriyah, Khoiru Supyan Ketua Tanfidziyah
3
97 WNI Terdampak Kebakaran di LA, Amerika
4
Delapan PWNU Usul Sejumlah Masalah Keagamaan Dibahas di Munas NU 2025
5
LP Ma’arif PBNU Dorong Para Pendidik Hidupkan Quote Tokoh NU
6
Pagar Nusa Tangsel: Semangat Berlatih, Jangan Terputus
Terkini
Lihat Semua