Opini

Santri untuk Negeri, Berjuang tanpa Henti

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:44 WIB

Santri untuk Negeri, Berjuang tanpa Henti

Ilustrasi. Upacara HSN 2024 di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, Selasa (22/10/2024). (Foto: NUOB/Cholwan Fuad)

SANTRI, sebagai salah satu pilar pendidikan agama di Indonesia, memiliki peran penting dalam membangun negeri. Sejak zaman perjuangan kemerdekaan hingga era modern ini, santri terus berkontribusi dalam berbagai bidang. Tidak hanya dalam urusan keagamaan, tetapi juga dalam politik, ekonomi, pendidikan, dan sosial. Perjalanan panjang ini menunjukkan bagaimana santri telah bertransformasi menjadi agen perubahan yang berpengaruh dalam perkembangan bangsa.



Sejarah mencatat bagaimana peran santri dalam perjuangan melawan penjajah, terutama melalui Resolusi Jihad yang digagas oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945, yang kemudian menjadi dasar Peringatan Hari Santri Nasional. Resolusi tersebut menyerukan agar seluruh umat Islam berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ini menunjukkan bahwa santri tidak hanya fokus pada masalah keagamaan, tetapi juga terlibat aktif dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan negara.



Di era modern, santri kembali menunjukkan kiprahnya dalam ranah yang lebih luas. Banyak tokoh nasional yang berlatar belakang santri kini menduduki posisi strategis di pemerintahan, legislatif, maupun sektor swasta. Mereka tidak hanya membawa wawasan keagamaan yang moderat dan inklusif, tetapi juga mampu mengombinasikan nilai-nilai Islam dengan tantangan zaman. Kemampuan santri dalam beradaptasi dan berpikir kritis ini menjadi kunci dalam menghadapi dinamika globalisasi.


Selain itu, dalam bidang ekonomi, kontribusi santri melalui pesantren semakin nyata. Pesantren-pesantren kini tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat. Beberapa pesantren bahkan mengelola koperasi, unit usaha kecil, dan agribisnis yang memberikan dampak signifikan bagi perekonomian lokal. Dengan semangat kewirausahaan yang berlandaskan etika Islam, santri turut andil dalam menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat.



Dalam bidang pendidikan, peran santri sebagai pengajar, ustadz, dan pemikir juga tidak bisa diabaikan. Mereka telah melahirkan banyak ulama, cendekiawan, dan tokoh intelektual yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan Islam. Para santri inilah yang menjadi penggerak dalam memperkuat moderasi beragama di Indonesia, menjaga persatuan dalam keberagaman, dan membentuk generasi muda yang berakhlak mulia.



Santri, dengan segala kiprah dan potensinya, telah membuktikan diri sebagai bagian penting dari pembangunan negeri. Mereka membawa warisan keilmuan yang mendalam, namun tetap mampu berpikir progresif dalam menjawab tantangan zaman. Kiprah santri dalam berbagai sektor kehidupan tidak hanya bermanfaat bagi komunitas Muslim, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia. Inilah yang menjadikan santri sebagai salah satu pilar utama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil, makmur, dan sejahtera.



Hari ini, 22 Oktober 2024, tantangan bagi santri di masa depan adalah bagaimana tetap relevan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan perkembangan teknologi. Dengan landasan agama yang kuat, santri diharapkan mampu menjadi pelopor dalam inovasi dan pembangunan, sekaligus menjaga nilai-nilai moral dan etika dalam setiap langkahnya. Indonesia membutuhkan santri yang tidak hanya taat beragama, tetapi juga cerdas, kreatif, dan berdaya saing di kancah global.


Semoga. Akhirnya, Saya tutup dengan pantun:

Pergi ke pasar membeli sandal,

Pulangnya singgah di rumah lokal.

Selamat Hari Santri Nasional,

Semoga kiprahmu makin meng-Global.




Kang Juhji, Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Kabupaten Tangerang, Anggota Lakpesdam MWCNU Pagedangan, Alumnus Ponpes Al-Ihsan Kirabun