• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Pesantren

Pondok Pesantren Attaufiqiyyah Baros (1)

Diminta Gus Dur Mendirikan Pesantren dan Sekolah, SMP-SMA

Diminta Gus Dur Mendirikan Pesantren dan Sekolah, SMP-SMA
Salah satu bangunan di bagian dalam Pondok Pesantren Attaufiqiyyah Baros, Kabupaten Serang, Banten. (Foto: NUOB/Izzul Mutho)
Salah satu bangunan di bagian dalam Pondok Pesantren Attaufiqiyyah Baros, Kabupaten Serang, Banten. (Foto: NUOB/Izzul Mutho)

PUKUL 06.30 WIB. Suasana Pondok Pesantren Attaufiqiyyah, tidak seperti biasanya. Makin ramai yang terfokus di sejenis aula semi terbuka yang terletak di area dalam pesantren. Selain para santri Attaufiqiyyah, ada pula pengurus Nahdlatul Ulama, Muslimat NU, Fatayat NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, dan badan otonom NU lainnya serta lembaga NU. Juga sejumlah pengasuh pesantren dan para santri dari luar Attaufiqiyyah.
 


Mereka berkumpul mengikuti Apel Hari Santri Nasional 2023 bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten secara live di pesantren yang terletak di Jl Raya Serang Pandeglang Km 14 Kp Lapang, Baros, Kabupaten Serang, Banten.


’’Pesantren ini saya dibantu istri yang merintis. Berdiri pada 1994. Sebelum pesantren saya sudah mendirikan sekolah SMA pada 1985,’’ ujar Pengasuh Pondok Pesantren Attaufiqiyyah KH Edi Sahrowardi ditemui NU Online Banten (NUOB) usai apel pagi itu.

 


Kiai Edi—begitu KH Edi Sahrowardi akrab disapa—mendirikan pesantren tak lepas dari perintah KH Abdurrahman Wahid, presiden keempat Republik Indonesia yang dikenal dengan sapaan Gus Dur.’’Suatu ketika, saya sowan ke Gus Dur. Silaturahim. Saya tidak cerita soal apa terkait pesantren. Tiba-tiba Gus Dur minta saya untuk mendirikan pesantren di Banten. Ketika itu Gus Dur belum jadi presiden,’’ ujar kia yang membiarkan jenggot warna putihnya memanjang tersebut.


Dengan cenderung lirih karena terganggu seputar suara yang sudah dialami bebeberapa tahun terakhir ini, putra asli Baros, Kabupaten Serang itu, melanjutkan ceritanya. Duduk di sofa ruang tamu, pria yang belasan tahun menimba ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, tersebut, tak bisa menolak perintah Gus Dur.



’’Bikin pondok di Banten? Dari mana ya, kata hati saya, sempat galau. Tapi, karena diminta, bismillah saja. Tak bisa menolak. Apalagi Gus Dur adalah salah satu guru saya. Ya, pulang dari Gus Dur mikir. Singkat cerita ibu saya ngasih tanah. Tinggal cari duit untuk membangunnya,’’ imbuh bapak empat anak tersebut.



Wakil rais Syuriyah PWNU yang juga juga sempat bertanya ke Gus Dur terkait pendidikan untuk menunjang pesantren. Membuka madrasah tsanawiyah dan aliyah atau SMP dan SMA.’’SMP dan SMA,’’ jawab Gus Dur. Untuk SMA, memang sudah terlebih dulu didirikan oleh pria yang pernah masuk jajaran Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor era nakhoda Saifullah Yusuf itu.

 


Pria kelahiran 1953 itu masih ingat, kali pertama santri mondok. ’’Ada murid yang saya ajar di Tebuireng. Orang Tangerang. Nitipkan adik dan keponakannya. Saya awalnya nolak. Apalagi rumah kecil. Tapi, akhirnya saya terima dengan kondisi yang ada. Dari situ, bertambah dan berkembang. Ya, barakah Gus Dur,’’ ujar pria yang pernah mengajar selama 10 tahun di Untirta tersebut. (M Izzul Mutho/Bersambung)


Editor:

Pesantren Terbaru