• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Pesantren

Mempertahankan Ideologi dan Independensi Pesantren ala Menag

Mempertahankan Ideologi dan Independensi Pesantren ala Menag
Ilustrasi kegiatan santri di pesantren. (NUO)
Ilustrasi kegiatan santri di pesantren. (NUO)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Program Kemandirian Pesantren yang menjadi salah satu dari tujuh program prioritas Kementerian Agama (Kemenag) tidak hanya bertujuan membangun ekonomi dan bisnis pesantren. Tapi juga mempertahankan ideologi serta independensi pesantren. Demikian disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam Saresehan Peningkatan Kemandirian Pesantren di Pondok Pesantren Darum Ulum, Peterongan, Jombang, Jawa Timur.



’’Ada banyak pesantren yang mengalami 'kepayahan' dalam memenuhi kebutuhan operasional sehingga tidak sedikit pesantren yang kemudian menggadaikan otoritasnya untuk mempertahankan operasional pesantren,’’ kata Gus Yaqut—panggilan karibnya-- dikutip dari laman Kemenag, Senin (25/9/2023).

 


Ditambahkan pria yang juga sering disapa Gus Men itu, yang paling pendek itu di urusan politik dengan menggadaikan ideologi dan independensi pesantrennya hanya untuk sekadar mempertahankan operasional pesantren. ’’Kita boleh menyangkal itu namun ada fakta pesantren seperti itu. Ini yang kemudian membuat saya dan kawan-kawan di Kemenag tergerak untuk melakukan sesuatu," tambah pria asal Rembang, Jawa Tengah, itu di Jombang, Jumat (22/9/2023).

 


Saresehan yang dihadiri pimpinan dan pengasuh pondok pesantren zona Jawa Timur ini diinisiasi Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama. Di antara yang  hadir Kakanwil Kemenag Jatim Husnul Mahram, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Akh Muzakki, serta Plt Direktur KSKK sekaligus Kabag TU Pimpinan Sidik Sisdiyanto. Hadir juga membersemai dengan para pengasuh pondok pesantren se Jawa Timur, Khatib ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Asrori.

 


Gus Men berharap, dalam saresehan ini para pimpinan dan pengasuh pondok pesantren dapat bersinergi dengan Tim Percepatan Program Kemandirian Pesantren Kementerian Agama.’’Saya berharap saresahan ini menjawab kegelisahan itu. Masa khidmat saya ada satu tahun anggaran lagi semoga bisa membuat pesantren berdaya. Kehadiran saya di sini untuk mendengarkan secara langsung apa yang diinginkan dari pesantren,’’ katanya.

 


Sehingga, lanjutnya, satu tahun anggaran ke depan bisa dimanfaatkan sepenuhnya untuk kebutuhan pesantren apakah terkait teknologi informasi, program pengembangan bisnis pesantren, hingga pelatihan-pelatihan digitalisasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing pesantren.

 


Kepada para kiai dan gus pengasuh pesantren yang hadir dalam saresehan, dia berharap, dapat memberi masukan agar kemudian dapat diterjemahkan oleh tim Kemenag menjadi program.


Tim Percepatan Program Kemandirian Pesantren Kemenag terdiri atas Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri Agama. Mereka yakni Abdul Rochman, Nuruzzaman, Wibowo Prasetyo, Hasanuddin Ali, dan Dianta. Tim ini, lanjutnya, akan mengawal masukan-masukan dari pengasuh pesantren yang kemudian dijadikan program.

 


’’Saya tegaskan tidak ada tendensi politik dalam Program Kemandirian Pesantren ini meskipun terus bergulir di tahun terakhir kepemimpinan saya sebagai menteri agama. Tahun ini kita sudah siapkan program digitalisasi untuk pesantren. Tujuan lainnya dari pertemuan ini adalah memperluas jejaring antar pesantren,’’ ungkapnya.



Dia berharap, para kiai dan gus pengasuh pesantren dapat memanfaatkan Program Kemandirian Pesantren untuk kemaslahatan pesantren.’’Program ini dilindungi oleh UU Pesantren yang mengamanatkan negara menjamin kehidupan pondok pesantren. Kepentingan saya dan kita bersama adalah menjaga ideologi yang dibangun oleh para kiai Nadhalatul Ulama. Ini saatnya kita melakukan eksekusi-eksekusi,’’ terangnya. (M Izzul Mutho)


Editor:

Pesantren Terbaru