Ramadhan

Obat Hati dalam Islam

Sabtu, 1 April 2023 | 21:07 WIB

Obat Hati dalam Islam

Ilustrasi. (Foto: NU Online)

Dalam pandangan Islam, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging yang ‎merupakan pusat kebaikan atau keburukan. Segumpal daging tersebut yang akan ‎mengomandoi seluruh perbuatan anggota badan atau manusia. Segumpal daging ‎tersebut adalah hati, sehingga bisa katakan bahwa hati perperan sangat penting ‎dalam kehidupan manusia. Rasulullah bersabda:‎
‎ 

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

‎ 
Artinya: “Ingatlah, dan sesungguhnya di dalam diri manusia itu terdapat ‎segumpal darah. Jika ia baik, baik (pula) seluruh tubuh. Dan bila ia rusak, rusak ‎pula seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.” (Muttafaqun Alaih)‎
‎ 

Sebagai manusia tentu ingin menjadikan hatinya hati yang baik dan sehat sehingga ‎akan dapat menjalani hidup sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah. Alalh ‎juga tidak melihat wajah dan harta manusia, akan tetapi yang dilihat oleh Allah ‎adalah hati dan amalan manusia. Sebagaimana Rasulullah bersabda:‎
‎ 

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

‎ 
‎’’Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan ‎tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR Muslim No ‎‎2564)‎
‎ 

Dalam kategori penyakit nonmedis ada penyakit hati dalam kehidupan manusia. ‎Menurut Islam, penyakit tersebut juga harus diobati agar hidupnya baik dan lebih ‎dekat kepada Allah. Penyakit hati yang di antaranya adalah:‎
‎ 

‎1.‎    Riya
Penyakit hati dalam Islam yang pertama adalah riya. Dalam penyakit riya, ‎terdapat unsur penipuan terhadap diri sendiri dan juga orang lain, karena pada ‎hakikatnya ia mengungkapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ‎sebenarnya. Dalam riya, terdapat unsur kepura-puraan, munafik, seluruh tingkah-‎lakunya cenderung mengharap pujian orang lain, senang kepada kebesaran dan ‎kekuasaan. Sifat ini digambarkan dalam Al-Qur’an Surat an-Nisa’:142:‎
‎ 

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ ‏

‎ 
‎’’Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang ‎menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan ‎malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka ‎tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.’’ (QS An-Nisa’:142)‎
Hal senada juga dijelaskan dalam QS Surat At-Taubah 67 dan QS Al-Maa’un ‎Ayat 4-6‎
‎ 

‎2.‎    Sombong
Penyakit hati dalam Islam yang kedua adalah sombong. Sombong merupakan ‎penyakit hati yang sangat buruk. Orang yang sombong enggan menerima ‎kebenaran, menolaknya dan memandang rendah terhadapnya. Dan hal itu terjadi ‎karena adanya perasaan tinggi hati dan agung (sombong).‎
Ada beberapa ayat yang membicarakan penyakit sombong. Salah satunya:‎
‎ 

فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَاَغْرَقْنٰهُمْ فِى الْيَمِّ بِاَنَّهُمْ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا عَنْهَا غٰفِلِيْنَ

‎ 
‎’’Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut ‎disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang ‎yang melalaikan ayat-ayat Kami itu.” (QS Al-A’raf [7]: 136)‎
‎ 

Masih banyak lagi penyakit hati manusia seperti ujub atau bangga hati (QS Al-‎Baqarah: 264); iri hati dan dengki (QS Alfalaq :5); kikir (QS Ali Imron: 180); ‎su’udhan, buruk sangka (QS Al-Hujurat: 12); dan taqtir, tak mau berbagi mirip ‎kikir ( QS Ali Imran: 180).‎
‎ 

Lalu bagaimana cara mengobati penyakit hati agar sehat sehingga selalu senang ‎dan bahagia serta dekat dengan Allah karena selalu beraktivitas sesuai dengan ‎ajaran-ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan hadits. Langkah yang ‎harus dilakukan adalah: ‎
‎ 

‎1.‎    Memperbanyak dzikir kepada Allah ‎
Berdzikir kepada Allah menjadi hal penting agar kita selalu dalam lindungan ‎dan bimbingan Allah karena kita sebagai hambaNya. Berdzikir kepada Allah ‎akan mendapat ketenangan baik hati maupun pikiran sehingga efek positifnya ‎adalah akan bisa perpikir cerdas dan brilian sehingga akan bisa menghasilkan ‎yang positif dalam kehidupannya. Allah berfirman:‎
‎ 

اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ ‏

‎ 
‎’’Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.’’ (QS ‎Arra’d/13: 28)‎
‎ 

2. Memperbanyak istighfar kepada Allah  ‎
Tidak ada manusia yang tidak memiliki dosa maupun kesalahan dalam hidupnya. ‎Baik dosa kepada Allah maupun kesalahan kepada manusia. Untuk menetralisir ‎atau mengembalikan kehambaanya, maka meminta ampun dengan beristighfar ‎apalagi bertaubat merupakan hal yang sangat penting agar hidup terasa nikmat ‎dan selamat karena terbebas dari perasaan-perasaan jelek yang merupakan ‎penyakit yang ada dalam tubuh ata hati kita. Allah berfirman: ‎
‎ 

وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا ‏اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

‎ 
‎’’Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, ‎‎“Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah ‎menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu ‎mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. ‎Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa ‎hamba-Nya).” (QS Hud: 61)‎
‎ 

‎3. Membaca Al-Qur’an Membaca dan menadabburi
Membaca Al-Qur’an sangat baik buat ummat Islam, bukan hanya mendatang ‎ketenangan dan pengetahuan serta pahala juga dapat menyembuhkan penyakit-‎penyakit hati manusia. Allah  berfirman:‎
‎ 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ ‏

‎ 
’’Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari ‎Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta ‎rahmat bagi orang yang beriman.’’ (QS Yunus: 57)‎
‎ 

‎4. Berkumpul dengan orang saleh‎
Jika kita ingin menjadi orang yang baik, maka bertemanlah dengan orang-orang ‎baik. Begitu juga jika kita ingin menjadi orang yang shaleh, berkumpullah dengan ‎mereka yang orang orang yang saleh, Allah berfirman: ‎
‎ 

وَاصۡبِرۡ نَـفۡسَكَ مَعَ الَّذِيۡنَ يَدۡعُوۡنَ رَبَّهُمۡ بِالۡغَدٰوةِ وَالۡعَشِىِّ يُرِيۡدُوۡنَ وَجۡهَهٗ‌وَلَا تَعۡدُ عَيۡنٰكَ عَنۡهُمۡ‌ۚ تُرِيۡدُ زِيۡنَةَ الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا‌ۚ وَ لَا تُطِعۡ مَنۡ ‏اَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهٗ عَنۡ ذِكۡرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰٮهُ وَكَانَ اَمۡرُهٗ فُرُطًا

‎ 
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru ‎Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaanNya, dan janganlah ‎kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini, ‎dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari ‎mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu ‎melewati batas." (QS Al Kahfi: 28)‎
‎ 

5. Perbanyak puasa‎
Berpuasa adalah salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Selain menahan ‎lapar, haus dan hawa nafsu puasa juga bisa menghindari seseorang dari perbuatan ‎tercela. Ada puasa wajib di bulan Ramadhan serta yang hukumnya sunah seperti ‎puasa Senin Kamis, puasa Arafah, puasa Asyura, dan lain sebagainya. Allah ‎berfirman:‎
‎ 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

‎ 
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana ‎diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, QS. Al-Baqarah/2: 183‎
‎ 

6. Menghadiri majelis ilmu
Karena di dalam majelis ilmu seorang akan ditunjukkan kepada jalan kebenaran ‎dan kebaikan, dan ia akan dibimbing di atasnya. Di dalam majelis ilmu seorang ‎dimotivasi untuk melakukan ketaatan dan diperingatkan agar menjauhi ‎kemaksiatan. Sehingga diharapkan dengan mendengarkan ayat-ayat Allah dan ‎Sunah Rasulullah di majelis ilmu, maka hati akan menjadi hidup dan lembut. Allah ‎berfirman:‎
‎ 

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَن كَانَ لَهُۥ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى ٱلسَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ ‏

‎ 
’’Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi ‎orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, ‎sedang dia menyaksikannya.’’ (QS Qaf: 37)‎
‎ 

Semoga memberikan pencerahan dan kebaikan buat saya pribadi dan pembaca ‎semuanya, amin.‎
‎ 

KH Ahmad Misbah, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Tangerang ‎Selatan

Editor: M. Izzul Mutho