• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Rabu, 15 Mei 2024

Ramadhan

Obat Hati dalam Islam

Obat Hati dalam Islam
Ilustrasi. (Foto: NU Online)
Ilustrasi. (Foto: NU Online)

Dalam pandangan Islam, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging yang ‎merupakan pusat kebaikan atau keburukan. Segumpal daging tersebut yang akan ‎mengomandoi seluruh perbuatan anggota badan atau manusia. Segumpal daging ‎tersebut adalah hati, sehingga bisa katakan bahwa hati perperan sangat penting ‎dalam kehidupan manusia. Rasulullah bersabda:‎
‎ 

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

‎ 
Artinya: “Ingatlah, dan sesungguhnya di dalam diri manusia itu terdapat ‎segumpal darah. Jika ia baik, baik (pula) seluruh tubuh. Dan bila ia rusak, rusak ‎pula seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.” (Muttafaqun Alaih)‎
‎ 

Sebagai manusia tentu ingin menjadikan hatinya hati yang baik dan sehat sehingga ‎akan dapat menjalani hidup sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah. Alalh ‎juga tidak melihat wajah dan harta manusia, akan tetapi yang dilihat oleh Allah ‎adalah hati dan amalan manusia. Sebagaimana Rasulullah bersabda:‎
‎ 

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

‎ 
‎’’Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan ‎tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR Muslim No ‎‎2564)‎
‎ 

Dalam kategori penyakit nonmedis ada penyakit hati dalam kehidupan manusia. ‎Menurut Islam, penyakit tersebut juga harus diobati agar hidupnya baik dan lebih ‎dekat kepada Allah. Penyakit hati yang di antaranya adalah:‎
‎ 

‎1.‎    Riya
Penyakit hati dalam Islam yang pertama adalah riya. Dalam penyakit riya, ‎terdapat unsur penipuan terhadap diri sendiri dan juga orang lain, karena pada ‎hakikatnya ia mengungkapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ‎sebenarnya. Dalam riya, terdapat unsur kepura-puraan, munafik, seluruh tingkah-‎lakunya cenderung mengharap pujian orang lain, senang kepada kebesaran dan ‎kekuasaan. Sifat ini digambarkan dalam Al-Qur’an Surat an-Nisa’:142:‎
‎ 

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ ‏

‎ 
‎’’Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang ‎menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan ‎malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka ‎tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.’’ (QS An-Nisa’:142)‎
Hal senada juga dijelaskan dalam QS Surat At-Taubah 67 dan QS Al-Maa’un ‎Ayat 4-6‎
‎ 

‎2.‎    Sombong
Penyakit hati dalam Islam yang kedua adalah sombong. Sombong merupakan ‎penyakit hati yang sangat buruk. Orang yang sombong enggan menerima ‎kebenaran, menolaknya dan memandang rendah terhadapnya. Dan hal itu terjadi ‎karena adanya perasaan tinggi hati dan agung (sombong).‎
Ada beberapa ayat yang membicarakan penyakit sombong. Salah satunya:‎
‎ 

فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَاَغْرَقْنٰهُمْ فِى الْيَمِّ بِاَنَّهُمْ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا عَنْهَا غٰفِلِيْنَ

‎ 
‎’’Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut ‎disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang ‎yang melalaikan ayat-ayat Kami itu.” (QS Al-A’raf [7]: 136)‎
‎ 

Masih banyak lagi penyakit hati manusia seperti ujub atau bangga hati (QS Al-‎Baqarah: 264); iri hati dan dengki (QS Alfalaq :5); kikir (QS Ali Imron: 180); ‎su’udhan, buruk sangka (QS Al-Hujurat: 12); dan taqtir, tak mau berbagi mirip ‎kikir ( QS Ali Imran: 180).‎
‎ 

Lalu bagaimana cara mengobati penyakit hati agar sehat sehingga selalu senang ‎dan bahagia serta dekat dengan Allah karena selalu beraktivitas sesuai dengan ‎ajaran-ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan hadits. Langkah yang ‎harus dilakukan adalah: ‎
‎ 

‎1.‎    Memperbanyak dzikir kepada Allah ‎
Berdzikir kepada Allah menjadi hal penting agar kita selalu dalam lindungan ‎dan bimbingan Allah karena kita sebagai hambaNya. Berdzikir kepada Allah ‎akan mendapat ketenangan baik hati maupun pikiran sehingga efek positifnya ‎adalah akan bisa perpikir cerdas dan brilian sehingga akan bisa menghasilkan ‎yang positif dalam kehidupannya. Allah berfirman:‎
‎ 

اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ ‏

‎ 
‎’’Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.’’ (QS ‎Arra’d/13: 28)‎
‎ 

2. Memperbanyak istighfar kepada Allah  ‎
Tidak ada manusia yang tidak memiliki dosa maupun kesalahan dalam hidupnya. ‎Baik dosa kepada Allah maupun kesalahan kepada manusia. Untuk menetralisir ‎atau mengembalikan kehambaanya, maka meminta ampun dengan beristighfar ‎apalagi bertaubat merupakan hal yang sangat penting agar hidup terasa nikmat ‎dan selamat karena terbebas dari perasaan-perasaan jelek yang merupakan ‎penyakit yang ada dalam tubuh ata hati kita. Allah berfirman: ‎
‎ 

وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا ‏اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

‎ 
‎’’Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, ‎‎“Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah ‎menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu ‎mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. ‎Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa ‎hamba-Nya).” (QS Hud: 61)‎
‎ 

‎3. Membaca Al-Qur’an Membaca dan menadabburi
Membaca Al-Qur’an sangat baik buat ummat Islam, bukan hanya mendatang ‎ketenangan dan pengetahuan serta pahala juga dapat menyembuhkan penyakit-‎penyakit hati manusia. Allah  berfirman:‎
‎ 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ ‏

‎ 
’’Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari ‎Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta ‎rahmat bagi orang yang beriman.’’ (QS Yunus: 57)‎
‎ 

‎4. Berkumpul dengan orang saleh‎
Jika kita ingin menjadi orang yang baik, maka bertemanlah dengan orang-orang ‎baik. Begitu juga jika kita ingin menjadi orang yang shaleh, berkumpullah dengan ‎mereka yang orang orang yang saleh, Allah berfirman: ‎
‎ 

وَاصۡبِرۡ نَـفۡسَكَ مَعَ الَّذِيۡنَ يَدۡعُوۡنَ رَبَّهُمۡ بِالۡغَدٰوةِ وَالۡعَشِىِّ يُرِيۡدُوۡنَ وَجۡهَهٗ‌وَلَا تَعۡدُ عَيۡنٰكَ عَنۡهُمۡ‌ۚ تُرِيۡدُ زِيۡنَةَ الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا‌ۚ وَ لَا تُطِعۡ مَنۡ ‏اَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهٗ عَنۡ ذِكۡرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰٮهُ وَكَانَ اَمۡرُهٗ فُرُطًا

‎ 
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru ‎Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaanNya, dan janganlah ‎kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini, ‎dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari ‎mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu ‎melewati batas." (QS Al Kahfi: 28)‎
‎ 

5. Perbanyak puasa‎
Berpuasa adalah salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Selain menahan ‎lapar, haus dan hawa nafsu puasa juga bisa menghindari seseorang dari perbuatan ‎tercela. Ada puasa wajib di bulan Ramadhan serta yang hukumnya sunah seperti ‎puasa Senin Kamis, puasa Arafah, puasa Asyura, dan lain sebagainya. Allah ‎berfirman:‎
‎ 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

‎ 
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana ‎diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, QS. Al-Baqarah/2: 183‎
‎ 

6. Menghadiri majelis ilmu
Karena di dalam majelis ilmu seorang akan ditunjukkan kepada jalan kebenaran ‎dan kebaikan, dan ia akan dibimbing di atasnya. Di dalam majelis ilmu seorang ‎dimotivasi untuk melakukan ketaatan dan diperingatkan agar menjauhi ‎kemaksiatan. Sehingga diharapkan dengan mendengarkan ayat-ayat Allah dan ‎Sunah Rasulullah di majelis ilmu, maka hati akan menjadi hidup dan lembut. Allah ‎berfirman:‎
‎ 

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَن كَانَ لَهُۥ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى ٱلسَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ ‏

‎ 
’’Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi ‎orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, ‎sedang dia menyaksikannya.’’ (QS Qaf: 37)‎
‎ 

Semoga memberikan pencerahan dan kebaikan buat saya pribadi dan pembaca ‎semuanya, amin.‎
‎ 

KH Ahmad Misbah, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Tangerang ‎Selatan

Editor: M. Izzul Mutho


Editor:

Ramadhan Terbaru