Sayyidina Abdullah Bin Mas'ud; Bapak Ushul Fiqih Mazhab Hanafi
Sabtu, 23 Maret 2024 | 17:12 WIB
KETIKA di Darus-Sunnah Jakarta, kami mendapati sosok Sayyidina Abdullah bin Mas'ud (32 H) sebagai pakar hadits. Saat rutin membaca Kutubussittah, selalu menjumpai. Di ujung sanad sebagai perawi. Hal ini berbeda saat di Ma'had Aly Situbondo, Jawa Timur. Khususnya saat membaca disertasi yang ditulis Haitsam Abdul Hamid. Berjudul Tathawwur al-Fikr al-Ushuli al-Hanafi (2015). Di kitab ini, Sayyidina Ibnu Mas'ud tampil sebagai pakar fiqih dan ushul fiqih. Menjadi tokoh awal tradisi pemikiran Mazhab Hanafi. Mazhab yang tumbuh berkembang di Kufah. Satu di antara 4 mazhab fiqih.
Setidaknya ada 2 alasan. Pertama, Sayyidina Abdullah bin Mas'ud adalah orang pertama yang diutus Khalifah Sayyidina Umar (23 H) untuk mengajarkan Islam di Kufah. Hingga wafat, Ibnu Mas'ud mendidikasikan diri untuk mengajar. Tak pelak, dijuluki sebagai "Mu'allim al-Kufah al-Awal". Imam al-Kautsari mencatat Sayyidina Abdullah bin Mas'ud mampu mengader lebih dari 4 ribu murid. Ketika wafat Ibnu Mas'ud, Sayyidina Ali bin Abi Thalib berseloroh, "Semoga Allah merahmati Ibnu Mas'ud. Sungguh Kufah telah ia penuhi dengan taman ilmu."
Kedua, manhaj, fikrah, dan fatwa Sayyidina Abdullah bin Mas'ud banyak dikembangkan oleh murid-muridnya. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Imam Ibnu Jarir al-Thabari (310 H), di antara sahabat Nabi, Abdullah bin Mas'ud adalah tokoh yang paling banyak memiliki murid yang loyal. Mencatat dan mengintisari fatwa-fatwa sang guru. Karena itu, tak aneh jika memiliki pengaruh kuat bagi pemikiran generasi berikutnya. Membentuk karakter keilmuan Madrasah Kufah, khususnya, dan Iraq pada umumnya. Lebih dari itu, Imam Ibnu al-Qayyim (751 H) menandaskan bahwa ilmu penduduk Iraq tidak lain adalah dari Ibnu Mas'ud dan para murid-muridnya.
Di antara murid-muridnya adalah 'Alqamah (61 H), Syuraih (78 H), al-Aswad (75 H), Abdurrahman bin Zayid (75 H). Dari tokoh-tokoh ini, lahirlah Imam Ibrahim al-Nakhai (96 H), dan Imam Hammad (120 H). Setelah generasi ini, lahirlah Imam Abu Hanifah. Dari namanya, kita mengenal Mazab Hanafi. Salah satu tradisi pemikiran yang dulu disemai oleh Sayyidina Abdullah bin Mas'ud. Sahabat keenam yang memeluk Islam. Sahabat yang telah dijanjikan surga oleh Baginda Nabi. Sahabat yang bertugas membangunkan Baginda Nabi. Sahabat yang membawakan sandal Baginda Nabi.
Semoga kelak, kita dapat diperkenankan sowan berjumpa dengan beliau di surga-Nya. Aamiin.
Ustadz Muhammad Hanifuddin, Ketua Lembaga Bahtsul Masail PCNU Tangsel dan Dosen Ma'had Darus-Sunnah Jakarta
Terpopuler
1
PCNU Kabupaten Tangerang Bertekad Gelar PD-PKPNU Setiap Bulan
2
Awal Jumadal Akhirah 1446 H Jatuh Selasa Wage, 3 Desember 2024
3
Mendoakan Non-Muslim yang Sudah Meninggal Dunia, Bolehkah?
4
PC IPNU Cilegon Ikut Kawal Kesejahteraan Sosial dan Pendidikan
5
Ini Nakhoda PP ISNU 2024-2029
6
Bekali Puluhan Remaja agar Lebih Matang dan Berdaya Saing
Terkini
Lihat Semua