Singgih Aji Purnomo
Kolomnis
KINI agaknya lingkungan pendidikan sedang dilanda disintegrasi dalam hal melindungi anak dari berbagai ancaman, salah satunya penculikan. Kasus penculikan anak yang meningkat di Kota Tangerang Selatan dalam beberapa waktu terakhir memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Beberapa kasus yang terjadi pada 2024, seperti penculikan seorang anak di Jelupang, Serpong Utara, menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk mencegah insiden serupa.
Dalam konteks pendidikan, sinergi antara tiga pilar utama, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat, sangat penting untuk membentuk sistem perlindungan anak yang komprehensif. Ketiga pilar punya peran masing-masing untuk bisa bersinergi atasi berbagai ancaman anak.
Baca Juga
Menuju Kefitrian Manusia Baru
Peran Keluarga: Pilar Pertama dalam Pengawasan
Keluarga merupakan pelindung pertama anak dari berbagai ancaman, termasuk penculikan. Orang tua harus lebih waspada dan memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai potensi bahaya di sekitar mereka. Di Kota Tangerang Selatan, pemerintah setempat terus mengingatkan orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, terutama di ruang publik atau saat mereka pergi ke sekolah.
Memberikan edukasi kepada anak-anak tentang cara menghadapi orang asing atau situasi mencurigakan menjadi salah satu langkah preventif yang sangat penting. Misalnya, anak-anak perlu diajarkan untuk tidak mudah menerima ajakan orang tak dikenal, walaupun diiming-imingi hadiah atau uang. Selain itu, keluarga juga harus menjaga komunikasi yang terbuka dengan anak-anak agar mereka merasa aman dan percaya diri untuk melaporkan hal-hal yang mengganggu.
Peran Sekolah: Edukasi dan Keamanan Lingkungan Belajar
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran besar dalam mengedukasi anak-anak tentang bahaya penculikan dan cara melindungi diri. Di beberapa sekolah di Tangerang Selatan, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) telah mengeluarkan surat edaran tertanggal 06 September 2024 untuk meningkatkan kewaspadaan pihak sekolah terhadap maraknya kasus penculikan.
Selain itu, sekolah juga harus menyediakan lingkungan yang aman dengan menerapkan kebijakan pengawasan yang ketat, seperti memantau akses masuk-keluar sekolah, serta memastikan ada petugas keamanan yang berjaga pada jam-jam rawan, seperti saat siswa pulang sekolah. Program edukasi terkait keamanan anak dapat diterapkan melalui berbagai kegiatan sekolah, mulai dari penyuluhan hingga simulasi evakuasi darurat.
Langkah lain yang bisa dilakukan adalah memperkuat komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua. Dengan adanya teknologi dan sistem komunikasi yang cepat dan efektif, misalnya melalui aplikasi atau grup pesan singkat, orang tua bisa segera mengetahui jika ada situasi darurat di sekolah.
Keamanan anak di sekolah tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada pihak sekolah saja. Orang tua juga memiliki peran penting dalam memastikan keamanan anak. Komunikasi yang terbuka antara sekolah dan orang tua harus dipertahankan. Sekolah bisa mengadakan pertemuan rutin atau menggunakan aplikasi khusus yang memungkinkan orang tua untuk memantau aktivitas dan kemajuan anak-anak mereka.
Selain itu, program parenting di sekolah dapat membantu orang tua mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung anak-anak mereka di rumah dan di sekolah. Orang tua yang terlibat aktif dalam kehidupan sekolah anak-anak mereka sering kali menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi anak-anak.
Peran Masyarakat: Kolaborasi untuk Keamanan Bersama
Masyarakat adalah lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang. Dalam kasus penculikan anak, kesadaran dan keterlibatan aktif masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman. Di Tangerang Selatan, beberapa kasus penculikan berhasil terungkap karena adanya laporan dari warga yang curiga terhadap gerak-gerik pelaku.
Program-program keamanan lingkungan seperti Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) dapat diaktifkan kembali untuk membantu mencegah penculikan anak. Pemerintah daerah bahkan telah mengimbau warga Tangerang Selatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengaktifkan Siskamling, guna mencegah tindakan kriminal.
Selain itu, kolaborasi antara masyarakat dan pihak berwenang juga dapat diperkuat dengan melaporkan kejadian-kejadian yang mencurigakan. Masyarakat bisa menjadi mata dan telinga untuk membantu pihak kepolisian mengawasi area yang rawan dan melaporkan jika ada orang asing yang terlihat mencurigakan di sekitar anak-anak.
Tren Kasus Penculikan Anak di Kota Tangerang Selatan
Pada 2024, Kota Tangerang Selatan mencatat beberapa insiden penculikan anak yang cukup mengkhawatirkan. Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah penculikan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang diculik saat bermain di Serpong Utara pada September 2024. Korban berhasil diselamatkan setelah sekitar sembilan jam diculik.
Kasus serupa terjadi sebelumnya, di mana anak-anak menjadi korban penculikan di wilayah Ciputat dan Pamulang pada Agustus 2024. Dalam beberapa kasus, penculikan ini disertai dengan tindakan kekerasan atau asusila. Hal ini menekankan urgensi untuk memperkuat perlindungan anak di semua lini.
Sinergi untuk Masa Depan yang Aman
Sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah penculikan anak di Kota Tangerang Selatan. Keluarga harus menjadi pelindung pertama dengan memberikan pengawasan dan edukasi yang memadai kepada anak-anak. Sekolah harus menyediakan lingkungan yang aman dan menyampaikan pengetahuan tentang perlindungan diri. Sementara itu, masyarakat harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman melalui kolaborasi dan kewaspadaan yang tinggi.
Dengan ketiga pilar ini bekerja bersama, diharapkan tingkat kasus penculikan anak dapat ditekan, dan anak-anak di Tangerang Selatan bisa tumbuh dalam lingkungan yang lebih aman dan terlindungi.
Singgih Aji Purnomo, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Al Amanah Al-Gontory, Jurnalis NU Online Banten
Terpopuler
1
Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera
2
AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung
3
Jadi Kader IPNU-IPPNU Butuh Semangat dan Istiqamah
4
Sopian Terpilih sebagai Ketua PAC Ansor Banjarsari, Baehaqi Jadi Nakhoda Malingping
5
AKN NU sebagai Ikhtiar Lahirkan Pemimpin NU Masa Depan
6
Kader Fatayat Diharap Konsisten Semangat
Terkini
Lihat Semua