• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Pesantren

Pondok Pesantren Terpadu Bismillah Padarincang, Kabupaten Serang (1)

Menjawab Kebutuhan Zaman, Bermodal Bismillah, Sanad dari Mbah Hasyim

Menjawab Kebutuhan Zaman, Bermodal Bismillah, Sanad dari Mbah Hasyim
Gerbang Pondok Pesantren Terpadu Bismillah Padarincang, Kabupaten Serang. (Foto: PPT Bismillah for NUOB)
Gerbang Pondok Pesantren Terpadu Bismillah Padarincang, Kabupaten Serang. (Foto: PPT Bismillah for NUOB)

PONDOK pesantren ini berada di dekat jalan raya. Jalan Raya Palka Km 22 Serang, Kode Pos 42168. Tepatnya di Barugbug, Padarincang, Kabupaten Serang, Banten. Lumayan jaraknya dari pusat Kabupaten Serang. Sekitar 22 km.

 


Yang menarik di pintu gerbang pesantren. Tak hanya logo pesantren, sekilas seperti piramida dan tulisan pesantren, menonjol. Satu lagi logo dan tulisan Nadlatul Ulama jelas terpampang dan bisa terlihat mereka yang melintas di depan pesantren, termasuk pengendara kendaraan.

 


Sore itu saat NU Online Banten (NUOB) memasuki pintu gerbang, kegiatan belajar tampak sudah selesai. Sesaat setelah masuk pintu gerbang yang dibiarkan terbuka, tampak deretan ruang yang ada di bangunan yang terdiri dari beberapa lantai, sepi. Hanya ada belasan pelajar yang bermain bola di halaman, dekat taman. Sebagian yang lain, terlihat berlatih baris-bebaris dengan serius mengikuti arahan seseorang yang jadi komando. Pelatihnya, barangkali.

 


Awalnya NUOB parkir tak jauh dari pintu gerbang yang ada bangunan kantor, kantin, pos jaga, dan garasi. Terlihat juga kendaraan minibus yang di bodinya tertulis Pondok Pesantren Terpadu Bismillah, terparkir. Setelah bertanya ke salah satu siswa yang tadinya asyik bermain bola, NUOB dengan segera balik kanan, meluncur dengan kendaraan masuk hingga sekitar bagian belakang pesantren.  Tepatnya di sayap kanan. ’’Mau bertemu Gus Rifqi,’’ ujar NUOB kepada seorang santri yang lagi sibuk membersihkan kendaraan di halaman rumah Gus Rifqi.

 


’’Lagi di depan, mohon tunggu sebentar. Silakan,’’ jawab santri dengan bahasa Jawa campur kromo sembari menawarkan minuman. Sambutan hangat dari santri yang begitu cekatan paralel dengan suguhan minuman dan makanan ringan, sepertinya sudah menjadi kebiasaan kepada para tamu yang datang.

 


Tak lama, mengenakan baju putih lengan pendek dipadu sarung batik khas dan peci hitam yang ada logo Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Gus Rifqi—sapaan H Rifqi Sujahilman--, adik dari H Alvi Ruzabady, penerus pengasuh pesantren yang berdiri 2005 itu, tiba. Sedangkan rumah Gus Alvi--sapaan H Alvi Ruzabady—yang juga ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Serang, berada di sayap kiri, bagian bagian belakang pesantren.

 


Pesantren ini didirikan oleh orang tua Gus Alvi dan Gus Rifki. Keduanya kakak adik. ’’Ayah dulu pseantren di Tebuireng, Gus Alvi juga. Saya tidak,’’ ujarnya disusul tawa, Rabu (9/8/2023).

 


Kakeknya, lanjut pria yang juga ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Kabupaten Serang itu, mondok dan mengaji kepada Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim) di Jombang, Jawa Timur. Sepulangnya lalu mendirikan pesantren yang tak jauh dari Pondok Pesantren Bismillah. ’’Beda desa, tapi masih satu kecamatan. Diteruskan anak-anaknya. Jadi kami generasi ketiga. Hanya, ayah almagfurlah KH Amin Shobrie, pada 2005 mendirikan Bismillah ini. Saya dan Gus Alvi di sini meneruskan. Beberapa saudara, meneruskan pesantren peninggalan kakek. Hanya di sana tidak ada sekolah formalnya, mengaji kitab. Sekolahnya di sini,’’ ungkapnya sembari menyalakan sebatang rokok berkelir bungkus putih.

 


Pondok Pesantren Bismillah berdiri di atas lahan seluas 20,300 m2 dengan status tanah wakaf dan bangunannya milik. Saat ini yang menimba ilmu ada dua ribu orang lebih.

 


Meliputi pengajian takhassus 85 orang, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 56    anak, Madrasah Aliyah 185 pelajar, Madrasah Tsanawiyah 168 pelajar, SMP Terpadu Bismillah 536  pekajar, dan SMK Bismillah 1.315 pelajar. ’’Total 2.345 orang. Dari jumlah tersebut, santri yang diasramakan ada 450 orang. Ada juga 117 guru/karyawan dan 13 ustadz ,’’ imbuh Gus Alvi, pimpinan sekaligus pengasuh pesantren.

 


Dijelaskan, Pesantren Bismillah merupakan pengembangan atas kebutuhan yang mendasar dalam hal sarana prasarana pendidikan bagi segenap santri. ’’Pondok Pesantren Riyadlus Shalihien yang menjadi cikal bakal dari pengembangan pesantren ini. Pesantren Riyadlus Shalihien  mulai dirintis oleh pendidirinya KH Halimy bin KH Soleh sejak 1929. Pada awal perjalanan berdirinya Riyadlus Shalihien hanya mempelajari ilmu agama murni, yaitu hanya mengajarkan ilmu berbasis agama tidak ada campuran ajaran umum,’’ jelasnya.

 


Santri dari berbagai daerah pun menimba ilmu di pesantren tersebut. Kemudian selain Riyadiussolihin ada juga Madrasah Diniyah 6 tahun yang muridnya mencapai ribuan. Juga majelis taklim yang diperuntukan ibu-ibu dan bapak-bapak dan disesuaikan dengan jadwal Ahad dan Jumat.

 


’’Sampai saat ini pondok pesantren masih tetap eksis hingga sekarang. Di pesanteran ada marhaban setiap malam Jumat. Dilanjutkan belajar ilmu kekebalan. Ada juga marawis,’’ imbuhnya.

 


Seiring perkembangan dan kondisi tuntutan zaman, bermodalkan bismillah, pada 2005 didirikan Pondok Pesantren Terpadu Bismillah. ’’Berkat dukungan tokoh pemuka agama dan peran serta masyarakat juga pemerintah dengan membaca bismillah, kami terus melakukan penataan dalam bentuk pembangunan,’’ terangnya. (M Izzul M/Ade Adiyansah/bersambung)

 


Editor:

Pesantren Terbaru