• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Pesantren

Pondok Pesantren Tebuireng 08 Banten (2-Habis)

Santri Baru Dikarantina 40 Hari, Selain Kitab Kuning, Ada Menghafal Al-Qur’an

Santri Baru Dikarantina 40 Hari, Selain Kitab Kuning, Ada Menghafal Al-Qur’an
Salah satu gedung Pondok Pesantren Tebuireng 08 Banten di Petir, Kabupaten Serang, Banten. (Foto: NUOB/Ade Adiyansah)
Salah satu gedung Pondok Pesantren Tebuireng 08 Banten di Petir, Kabupaten Serang, Banten. (Foto: NUOB/Ade Adiyansah)

ASRAMA atau gedung untuk para santri mondok menjadi prioritas dibangun terlebih dahulu. Asrama 3 lantai dengan kapasitas 108 santri di setiap unit, ada 10. ’’Dari peletakan batu pertama pada 2017 pertama hingga sekarang, setiap hari ada tukang, pekerja bangunan. Libur pas hari raya saja,’’ ujar KH Ahmad Qizwini, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng 08 Banten di Petir, Kabupaten Serang, Banten, kepada NUOB, Rabu (9/8/2023).

 

Kiai yang mondok di Tebuireng, Jombang, 10 tahun itu, melanjutkan, tahun ini prioritas bergeser. Setelah asrama yang berkapasitas seribu santri selesai, lanjut fokus membangun gedung kelas untuk belajar mengajar. ’’Saat ini belajarnya seadanya dulu,’’ imbuh pria yang sudah kepala enam itu sembari menyampaikan jumlah yang mondok saat ini 900 lebih santri.

 

Bangunan pesantren, lanjutnya, saat ini dimaksimalkan yang di atas tanah 5 ribu meter persegi dari total sekitar 8 ribu meter persegi. ’’Yang 3 ribu, yang saya tinggali ini dan untuk lainnya,’’ imbuh kiai yang pernah ngaji Pasanan/Pasaran di Ploso, Jawa Timur, dan Krapyak, Jogjakarta, tersebut.

 

Putra daerah setempat itu juga bersyukur, dari awal sejak dibuka, santri yang datang antusias. Ketika itu, langsung membuka sekolah tsanawiyah dan aliyah. ’’Jumlahnya dari awal, yang daftar sudah mencapai seratus. Di sini selain kitab kuning juga menghafal Al-Qur’an. Pelajaran kitab kuning dimasukkan dalam pelajaran sekolah, khususnya pada Senin hingga Kamis. Jumat libur. Sabtu dan Ahad, baru pelajaran umum,’’ terangnya bapak dua anak itu.

 

Perjalanan selama ini bukan tak ada rintangan. Masa sulit dialami. ’’Masa susah pernah kami alami selama 4 tahun, dari 2017-2020 secara financial agar pembangunan terus jalan. Tapi karena keyakinan, niatnya baik, maka Allah memberikan jalan yang tak disangka,’’ ungkap pria yang dipercaya sebagai Ikatan Alumni Pondok Pesantren Tebuireng (Ikapete)  Banten selama 13 tahun sejak 1998 itu.

 

Pada kesempatan itu, dia juga menjelaskan, karena merupakan cabang, kurikulum di Pondok Pesantren Tebuireng 08 Banten adalah 70 pelajaran agama yang menginduk pusat, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Sedangkan 30 persen pelajaran umum.’’Untuk pengelolaan, diserahkan masing-masing cabang,’’ ucapnya.

 

Yang menarik, sejak didirikan hingga saat ini, pihaknya tidak pernah menyebar informasi pendaftaran melalui baliho, brosur, dan sejenisnya. ’’Hanya melalui medsos pesantren saja.  Kadang-kadang yang di sekitar sini, datang nannyakan terkait pendaftaran, ternyata sudah tutup, karena menyesuaikan daya tampung. Ya, berkahnya Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dan brand Tebuireng,’’ tambahnya.

 

Terkait dengan kegiatan rutin dan belajar di pesantren setiap hari, lanjutnya, mulai pukul 03.30 WIB para santri dibangunkan untuk qiyamul lail. Masuk Subuh, shalat berjamaah. Setelah dzikir dilanjut bersama-sama membaca Surah al-Waqi'ah hingga sekitar  pukul 05.30 WIB.

 

Setelah itu, mandi lalu sarapan pagi. Pukul 07.00-09.00 mengaji , Majmu’atul Qur'an dengan pengajarnya masing-masing. ’’Di sini ada 26 guru yang hafal Al-Qur’an,’’ katanya.

 

Setelah itu istirahat sekitar 30 menit, baru mulai sekolah hingga 12.30 WIB.  ’’Kitab kuningnya dikorelasikan dengan mata pelajaran. Seperti fiqih, Qur’an dan hadits, dan seterusnya. Setelah itu, Shalat Dhuhur berjamaah disusul makan siang. Pukul 14.00-15.00 WIB lebih, mengulang hafalan. Bakda jamaah Shalat Asar kembali majmu'atul Qur'an seperti pagi hari sampai pukul 17.00 WIB,’’ terangnya.

 

Kemudian mandi dan santap makan. Lalu ke masjid yang ada di area pesantren untuk Shalat Maghrib. ’’Wiridan istighotsah dari Hadrotussyekh KH Hasyim Asy'ari sampai Isya. Selepas shalat, ngaji kitab hingga 21.30 WIB. Lalu istirahat,’’ ujarnya.

 

Bagi santri baru, kebijakan pesantren, harus dikarantina. Selama 40 hari tidak boleh dijenguk. Setelah itu, diperbilehkan dijenguk sebulan sekali pada Jumat pekan pertama. ’’Sedangkan keluarga jika butuh komunikasi via HP, hanya bisa melalui penanggung jawab guru masing-masing yang telah ditentukan. Tidak bisa langsung dan tidak boleh bawa HP. Setahun santri dibolehkan pulang dua kali,’’ ungkap kiai yang mengelola manajemen pesantren secara profesional itu. (Ade Adiyansah)


Editor:

Pesantren Terbaru