• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Pesantren

Pondok Pesantren Terpadu Bismillah Padarincang, Kabupaten Serang (2-Habis)

Kitab Kuning Tak Boleh Ketinggalan, Proses Bangun Gedung Perguruan Tinggi

Kitab Kuning Tak Boleh Ketinggalan, Proses Bangun Gedung Perguruan Tinggi
Salah satu kegiatan di Pondok Pesantren Terpadu Bismillah. (PPTB for NUOB)
Salah satu kegiatan di Pondok Pesantren Terpadu Bismillah. (PPTB for NUOB)

PERKEMBANGAN Pondok Pesantren Terpadu Bismillah Barugbug, Padarincang, Kabupaten Serang, relatif pesat. Pesantren yang didirikan KH Amin Shobrie pada 2005 itu kini dipegang oleh generasi kedua, tepatnya H Alvi Ruzabady dibantu sang adik, H Rifqi Sujahilman. 


Jumlah yang menimba ilmu di pesantren yang terletak di Jalan Raya Palka Km 22 Serang, Kode Pos 42168, itu mencapai 2 ribu orang lebih. Sanad guru pesantren yang di pintu gerbangnya ada tertempel jelas lambang Nahdlatul Ulama itu dari Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.  ’’Gus Alvi ngaji di sana. Ayah, Amin Shobrie juga. Bahkan, kakek belajar langsung dengan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama,’’ ujar Gus Rifqi kepasa NUOB, Rabu (9/2/2023).


Sebelum mengaji di Tebuireng selama 10 tahun, pengasuhnya juga mondok di Lopang Gede, Cipare, Serang.  ’’Kuliah di Tebuireng juga. Sembari cari pengalaman, studi banding terkait pesantren-pesantren yang ada di Jawa Timur. Berkat dorongan serta masukan sejumlah pihak, Pesantren Bismillah menyuguhkan lembaga pendidikan modern,’’ imbuh Gus Alvi.


Artinya, lanjutnya, pendidikan agama terpadu dengan kondisi yang ada bisa melayani masyarakat sesuai dengan keinginan dan minat pasar di era sekarang. 


Pada 2004 peletakan batu pertama. ’’Akhirnya berkembanglah pesantren dan Madrasah Aliyah lalu mendirikan SMP Terpadu Bismillah. Kemudian pada tahun berikutnya berdiri SMK Bismillah dan Madrasah Tsanawiyah. Sekitar 2006 didirikan PAUD Terpadu,’’ terang Gus Rifqi.


Khusus PAUD, yang dulunya di gedung lama, sekarang ini sudah dipindahkan ke bangunan baru . ’’Pada intinya mereka menjadi anak yang cerdas di dalam agama, cerdas di dalam ilmu pengetahuan umum, cerdas di dalam keterampilan bahasa kemudian punya inovasi yang kreatif,’’ ungkapnya.


Yang menimba ilmu di pesantren memang sebagian besar sekolah dan pulang pergi. Namun, ada yang memilih mondok atau tinggal di asrama. Jumlahnya sekitar 450 orang. Selain itu, di pesantren ini banyak kegiatan ekstrakurikuler yang bisa menjadi pilihan.


Di antaranya, marching band, drum band, marawis, Englis Club, Pramuka, PMR, PKS, dan Paskibraka,. Ada juga teater, futsal, basket, voli, sepak bola, tenis meja, dan lainnya. Kegiatan lainnya adalah setiap Subuh, sore, selepas Maghrib, dan Isya dipergunakan untuk membaca Al-Qur’an, belajar pidato, dan membaca kitab kuning. ’’Ini tidak boleh ketinggalan,’’ tegasnya.

’Pesantren juga menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi. ’’Santri di sini tidak hanya dari sekitar Banten, tetapi ada dari luar daerah. Seperti dari Aceh, Riau, Padang, Lampung, Purbalingga, Brebes, Indramayau, dan Bandung,’’ ungkapnya.


Saat ini , lanjutnya, sedang dalam tahap pembangunan untuk gedung perguruan tinggi, STAIB. Sekolah Tinggi Agama Islam ini sudah berjalan selama 2 tahun dengan status masih dalam proses, memiliki program dua jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Agama Islam. Waktu kuliah setiap Sabtu dan Ahad full,’’ terangnya.


Pengasuh berharap, dengan adanya pesantren ini bisa meningkatkan semangat hidup serta sesuai dengan motto Banten, meningkatkan iman, takwa, serta terwujudnya generasi yang berpengetahuan luas berwawasan global, mandiri, dan berbudaya Islami. (M Izzul M/Ade A)


Editor:

Pesantren Terbaru